ASALAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOHI WABAROKATUH BLOG By MUH FAJAR HUDI APRIANTO @ MARI KITA GUNAKAN WAKTU KITA YANG TERSISA DENGAN SEBAIK MUNGKIN KARENA WAKTU KITA HANYA SEDIKIT AGAR KITA TIDAK TERMASUK ORANG ORANG YANG MERUGI mafa GUNAKAN WAKTU MUDAMU SEBELUM DATANG WAKTU TUAMU WAKTU SEHATMU SEBELUM DATANG WAKTU SAKITMU KAYAMU SEBELUM TIBA MISKIN WAKTU LAPANGMU SEBELUM TIBA WAKTU SEMPITMU DAN GUNAKAN WAKTU HIDUPMU SEBELUM TIBA MATIMU pesan nabi

Jumat, 03 Februari 2012

Faham Sekulerisme



Ada beberapa pendapat mengenai istilah sekularisme yang kesemuanya saling melengkapi yang antara lain adalah sebagai berikut :
Istilah sekularisme  yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dengan 'ilmaniyyah atau 'almaniyyah telah menjadi perhatian khusus para ilmuwan . Di kalangan orang Arab sendiri ada yang menerjemahkan sekularisme sebagai 'ilmaniyyah, yaitu dari akar kata al-'ilm (ilmu) yang mendapat akhiran 'alif' dan 'nun' serta "ya'" yang menunjukkan sifat kepada ilmu, seperti pada perkataan ruh yang menjadi ruhaniyyah atau rabb yang menjadi rabbaniyyah, maka 'ilm menjadi 'ilmaniyyah. Sebagian yang lain menerjemahkannya sebagai 'almaniyyah yang berasal dari kata al-'alam (alam), meski dari akar kata ini lebih tepat menjadi kata 'alamaniyyah, namun yang umum digunakan istilah 'almaniyyah.
Al-Qaradawi lebih cenderung kepada 'ilmaniyyah, sedangkan al-Attas lebih kepada 'almaniyyah. Perbedaan penggunaan terjemahan ini sekaligus menunjukkan bahwa istilah sekularisme yang coba diterjemahkan kedalam bahasa Arab memang tidak mempunyai akar yang kokoh dalam pandangan hidup Islam. Perlu disebutkan juga bahwa kedua ilmuwan kita ini menolak secara tegas terjemahan-terjemahan di atas.
Al-Qaradawi misalnya menyatakan bahwa menerjemahkan sekularisme sebagai 'ilmaniyyah tidak saja "satu terjemahan yang tidak teliti (ghayru daqiqah)", tetapi juga "satu terjemahan yang tidak betul (ghayru sahihah)," karena "perkataan [sekularisme] itu tidak mempunyai kaitan langsung dengan lafaz al-'ilm (ilmu) dan akar katanya." Beliau menambahkan lagi bahwa "terjemahan perkataan asing dengan lafaz 'ilmaniyyah ini disebabkan oleh orang-orang yang menerjemahkannya tidak memahami perkataan al-din dan al-'ilm melainkan hanya dengan ide Barat Kristian, yang memang bagi orang Barat (al-insan al-gharbi) agama dan ilmu mereka itu adalah saling bertentangan." Al-Qaradawi selanjutnya menyimpulkan bahwa menerjemahkan sekularisme dengan 'ilmaniyyah dan mengkaitkannya dengan ilmu adalah "suatu usaha untuk menjadikannya satu makna dengan istilah 'ilmiyyah." dan karenanya, menurut al-Qaradawi, adalah "penipuan yang (patut) diungkap".  
Oleh Dr. Yusuf Qardhawi
Menurut Ensiklopedi Britania misalnya, menyebutkan bahwa “sekularisme” adalah sebuah gerakan kemasyarakatan yang bertujuan memalingkan dari kehidupan akhirat dengan semata-mata berorientasi kepada dunia. Gerakan ini dilancarkan karena pada abad-abad pertengahan, orang sengat cenderung kepada Allah dan hari akhirat dan menjauhi dunia. Sekularisme tampil untuk menghadapinya dan untuk mengusung kecendrungan manusia yang pada abad kebangkitan, orang menampakkan ketergantungan yang besar terhadap aktualisasi kebudayaan dan kemanusiaan dan kemungkinan terealisasinya ambisi mereka terhadap dunia.
Sedangkan menurut Kamus Dunia Baru oleh Wipster merinci makna Sekularisme adalah Semangat Keduniaan atau orientasi “duniawi” dan sejenisnya. Secara khusus adalah undang-undang dari sekumpulan prinsip dan praktek (practices) yang menolak setiap bentuk keimanan dan ibadah.
Keyakinan bahwa agama dan urusan-urusan gereja tidak ada hubungannya sama sekali dengan soal-soal pemerintahan, terutama soal pendidikan umum.
Oleh: Dr. Ugi Suharto  
Jadi dari berbagai macam pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Sekularisme ialah memisahkan agama dari kehidupan individu atau sosial dalam artian agama tidak boleh ikut berperan dalam pendidikan, kebudayaan maupun dalam hukum.
Dengan kata lain: Sekularisme ialah memisahkan Allah Ta’ala dari hukum dan undang-undang mahluk-Nya. Allah tidak boleh ikut mengatur mereka seakan-akan tuhan mereka adalah diri mereka sendiri, berbuat sesukanya dan membuat hukum sesuai seleranya.
Pembagian Sekularisme
Dari segi sikapnya terhadap agama, sekularisme sesuai dengan kenyataan dan apa yang dinyatakan oleh para ahli, yaitu terbagi dua:
1)      Sekularisme yang Netral/Moderat
Sekularisme yang moderat adalah sekularisme liberal yang dianut oleh negara-negara Eropa/Barat dan Amerika. Negara-negara yang disebut dengan “Alam Bebas”. Negara-negara yang menggembar-gemborkan kebebasan dan hak asasi manusia secara umum, termasuk kebebasan beragama dan kebebasan manusia untuk komitmen terhadap.”
2)      Sekularisme yang agresif/Memusuhi agama
Sekularisme jenis ini adalah sekularisme Marxis yang dianut oleh Uni Soviet dan Rusia yang atheis serta negara lain yang sepaham. Sekularisme jenis ini sangat memusuhi agama dan berusaha untuk melenyapkannya termasuk membersihkannya dari dalam masjid atau gereja, karena agama bagi mereka adalah musuh yang bertentangan dengan pandangannya, oleh karena itu harus dikubur.  Oleh Dr. Yusuf Qardhawi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar