ASALAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOHI WABAROKATUH BLOG By MUH FAJAR HUDI APRIANTO @ MARI KITA GUNAKAN WAKTU KITA YANG TERSISA DENGAN SEBAIK MUNGKIN KARENA WAKTU KITA HANYA SEDIKIT AGAR KITA TIDAK TERMASUK ORANG ORANG YANG MERUGI mafa GUNAKAN WAKTU MUDAMU SEBELUM DATANG WAKTU TUAMU WAKTU SEHATMU SEBELUM DATANG WAKTU SAKITMU KAYAMU SEBELUM TIBA MISKIN WAKTU LAPANGMU SEBELUM TIBA WAKTU SEMPITMU DAN GUNAKAN WAKTU HIDUPMU SEBELUM TIBA MATIMU pesan nabi

Jumat, 07 Mei 2021

Alqur’an sebagai Hudan, Bayyan dan Furqon

 

Alqur’an sebagai Hudan, Bayyan dan Furqon

Syukur Alhamdulilah semoga selalu kita haturkan kehadirot Alloh Swt, sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada nabi muhammad saw . bulan romadon bulan yang mulia dan istimewa salahsatunya diturumkan alqur’an dibulan romadon ini.4

185.  (beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Lafadz Hudal linnaasi wa bayyinaatim minal Hudaa wal furqaan (“Sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda [antara yang hak dan yang batil].”) Ini merupakan pujian bagi al-Qur’an yang diturunkan sebagai petunjuk bagi hati para hamba-Nya yang beriman, membenarkan, dan mengikutinya.

Wa bayyinaatin (“Dan penjelasan penjelasan.”) Yaitu Sebagai dalil dan hujjah yang nyata dan jelas bagi orang yang memahami dan memperhatikannya. Hal ini menunjukkan kebenaran ajaran yang dibawanya, berupa petunjuk yang menentang kesesatan dan bimbingan yang melawan penyimpangan, serta pembeda antara yang hak dan yang batil, yang halal dan yang haram.

Dibulan romadon ini semangat membaca alquran luar biasa , hanya saja yang di maui Alloh tidak sekedar membaca tapi memahaminya agar fungsi alquran sebagai petunjuk, penjelas dan pembeda itu dapat terwujud/teraplikasikan. Alquran itu harus jadi way of life, menkadi cara panang Islamic world view sehingga yang muncul adalah amal yang qurani pemikiran yang qurani ,kebijakan dan karya yang islami.

Menurut para ulama tafsir alquran ini sepertiganya adalah sejarah, Marilah kita lihat sejarah orang orang terdahulu dalam alquran yang dijadikan panduan nabi muhammad dan para sahabat dalam mengambil keputusan dan meningkatkan keteguhan imannya misalkan kisah mus’ab bin umair, umar bin khotab, bilal bin rabbah, kisah nabi muhammad saat fathu makah dan perang hunain, Andalusia , konstantinopel dll.

Alquran membentuk sifat zuhud / sederhana

Mush'ab bin Umair salah seorang diantara para sahabat Nabi. Ia seorang remaja Quraisy terkemuka, gagah dan tampan, penuh dengan jiwa dan semangat kemudaan.  Para ahli sejarah melukiskan semangat kemudaannya dengan kalimat: "Seorang warga kota Makkah yang mempunyai nama paling harum."

Mush'ab lahir dan dibesarkan dalam kesenangan, dan tumbuh dalam lingkungannya. Mungkin tak seorang pun di antara anak-anak muda Makkah yang beruntung dimanjakan oleh kedua orang tuanya sebagaimana yang dialami Mush'ab bin Umair.

Mungkinkah kiranya anak muda yang serba kecukupan, biasa hidup mewah dan manja, menjadi buah-bibir gadis-gadis Makkah dan menjadi bintang di tempat-tempat pertemuan, akan meningkat menjadi tamsil dalam semangat kepahlawanan?

Suatu hari, anak muda ini mendengar berita yang telah tersebar luas di kalangan warga Makkah mengenai Muhammad Al-Amin, yang mengatakan dirinya telah diutus Allah sebagai pembawa berita suka maupun duka, sebagai dai yang mengajak umat beribadah kepada Allah Yang Maha Esa.

Di antara berita yang didengarnya ialah bahwa Rasulullah bersama pengikutnya biasa mengadakan pertemuan di suatu tempat yang terhindar jauh dari gangguan gerombolan Quraisy dan ancaman-ancamannya, yaitu di bukit Shafa di rumah Arqam bin Abil Arqam.

Maka pada suatu senja, didorong oleh kerinduannya, pergilah ia ke rumah Arqam menyertai rombongan itu. Di tempat itu Rasulullah SAW sering berkumpul dengan para sahabatnya, mengajarkan mereka ayat-ayat Alquran dan mengajak mereka beribadah kepada Allah Yang Maha Akbar.

Baru saja Mush'ab mengambil tempat duduknya, ayat-ayat Alqur'an mulai mengalir dari kalbu Rasulullah bergema melalui kedua bibirnya dan sampai ke telinga, meresap di hati para pendengar. Di senja itu Mush'ab pun terpesona oleh untaian kalimat Rasulullah yang tepat menemui sasaran di kalbunya.

Khunas binti Malik yakni ibunda Mush'ab, adalah seorang yang berkepribadian kuat dan pendiriannya tak dapat ditawar atau diganggu gugat, Ia wanita yang disegani bahkan ditakuti. Ketika Mush'ab memeluk Islam, tiada satu kekuatan pun yang ditakuti dan dikhawatirkannya selain ibunya sendiri

Pada Suatu hari ia tampil di hadapan beberapa orang Muslimin yang sedang duduk sekeliling Rasulullah SAW. Demi memandang Mush'ab, mereka menundukkan kepala dan memejamkan mata, sementara beberapa orang matanya basah karena duka. Mereka melihat Mush'ab memakai jubah usang yang bertambal-tambal, padahal belum lagi hilang dari ingatan mereka—pakaiannya sebelum masuk Islam—tak ubahnya bagaikan kembang di taman, berwarna-warni dan menghamburkan bau yang wangi.

Adapun Rasulullah, menatapnya dengan pandangan penuh arti, disertai cinta kasih dan syukur dalam hati. Pada kedua bibirnya tersungging senyuman mulia, seraya berkata, "Dahulu aku lihat Mush'ab ini tak ada yang mengimbangi dalam memperoleh kesenangan dari orang tuanya, kemudian ditinggalkannya semua itu demi cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya."

Perintah hijrah diawali kisah ashabul kahfi

Kisah ashabul kahfi menceritakan bahwa, pemuda-pemuda tersebut lari dari fitnah yang sudah merajalela di lingkungannya. Kemudian mereka bersembunyi dalam goa yang gelap nan lembab.

Ketujuh pria tersebut berdoa kepada Rabb-nya agar diberikan perlindungan dari fitnah dan tidak kepercayaan kaumnya terhadap hari akhir. Sampai akhirnya Allah SWT membiarkan mereka tertidur lelap dalam waktu yang sangat lama.

Selama mereka tertidur, tempat dan situasi lingkungannya berubah seiring waktu. Mereka tertidur dengan keimanan di dalam diri mereka. Allah juga menjaga jasad mereka secara utuh, tanpa kurang dan rusak satu pun…jika iman terancam maka hijrahlah seperti 7 pemuda itu

Kisah Si Kaya dan Si Miskin (Pemilik Dua Kebun: Surat Al-Kahfi 32-44)

Alquran mengisahkan tentang dua orang lelaki di zaman dulu. Keduanya bersahabat. Yang satu beriman. Dan temannya ingkar. Alquran tak menerangkan siapa mereka. Namanya. Di zaman siapa mereka hidup. Dimana tempat mereka hidup. Semua disamarkan. Jadi, kita tak tahu siapa mereka. dimana mereka hidup. Dan di zaman apa mereka ada.. Orang yang beriman dalam kisah ini, Allah uji dengan kesempitan hidup. Sedikit rezeki, harta, dan barang yang ia miliki. Tapi Allah memberinya nikmat terbesar, yaitu nikmat iman, yakin, dan ridha dengan takdir Allah. Serta berharap surga yang ada di sisi-Nya. Nikmat ini lebih utama dari harta dan materi yang fana.

Temannya yang ingkar, Allah uji dengan kelapangan rezeki. Kemudahan duniawi. Dan Allah beri untuknya harta dan materi yang melimpah. Allah uji dia, apakah bersyukur atau malah kufur. Apakah rendah hati atau malah menyombongkan diri

“Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur dan kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon korma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang. Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu tiada kurang buahnya sedikitpun, dan Kami alirkan sungai di celah-celah kedua kebun itu, dan dia mempunyai kekayaan besar.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 32-34).

Si kafir memiliki dua buah kebun anggur. Pohon-pohon kurma mengelilingi kebunnya sebagai pagar. Di antara dua kebun itu, ada ladang. Allah alirkan air ke kebun itu. Saat panen, ia merasakan limpahan anggur, kurma, dan hasil ladang. Ia kaya, menikmati hasil panennya.

Dengan penataan kebun yang hebat ini, ia pun berbangga. Ia memiliki ilmu dalam mengatur dan memaksimalkan lahan. Ia mampu menggabungkan tanaman yang berbeda dengan susunan rapi, serta irigasi yang baik. Ditambah lagi, dengan perawatannya, ia bisa panen dengan maksimal. Ia pun masuk ke dalam kebun dengan congkak, padahal ia menzhalimi dirinya sendiri. Ia ingkar dengan anugerah Rabbnya. Dan sombong pada orang lain.

Temannya berusaha mengingatkan agar beriman kepada Allah. Bersandar dan berserah diri pada-Nya. Bukan berserah diri, mengandalkan harta dan pengikut yang ia miliki. Terkadang, seorang yang memiliki kelebihan harta dan popularitas mengatakan, “Mudah, bisa diurus.” Karena apa? Karena ia menganggap dengan materi semuanya bisa diselesaikan dan diatur karena bisa menundukkan orang lain

“Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu “maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 39)…. Lihat yang indah bukan ucap  subhanalloh tapi masyaAlloh.

Manusia itu asalnya sama. Pengaturan banyak sedikitnya harta, bukan hasil daya upaya manusia. Di dunia, manusia hanya memainkan peran sebagai orang kaya atau orang miskin. Ketika berperan sebagai orang kaya, gunakan untuk kebaikan, bukan malah sombong, karena ini cuma peranan. Ketika miskin, jangan sampai kehilangan iman. Dan bersabar. Nanti ada ‘upah’ setelah memainkan peranan dengan baik. …..hikmah  dari kisah agar tidak sombong, Alloh bisa saja binasakan kafir qurais yg mengganggumu tapi Alloh ingin lihat perjuanganmu

Kisah musa dan nabi khidzir agar bersabar dan semua yg dilakukan khidir itu atas kehendak Alloh, kisah dzulqornain bahwa kamu dg islam ini akan kuasai timur dan barat (optimism)

Alquran dapat melembutkan hati yang keras

Kisah umar bin khotob yang sangat lembut pada orang lemah miskin tertindas , dia pemimpin yang merakyat , dia keras dan tegas benci islam tapi jadi lembut ketika masuk islam (qs thoha 1-5)

Alquran membentuk sifat pemaaf tingkat tinggi

Seperti kisah nabi muhammad pada saat fathu makah yang akan ambil keputusan besar mau diapakan orang kafir qurais yg dulu menyiksa nabi tapi kata nabi aku akan berkata seperti yusuf berkata pada saudaranya yg juga membencinya dan telah membuangnya tapi hari ini kumaafkan dan kumohonkan ampun pada Alloh. Saat itu terjadi dibulan Ramadan, banyak juga jihad meang dibulan roadon spt ain jalud, buka andalusia

Surat yusuf turun saat nabi sedang sedih merasakan intimidasi kafir qurais maka jika sedih baca surat yusuf.

Alqur’an membentuk jiwa peduli alam

Seperti kisah sultan turki  mehmed II yang memberikan makanan burung ditanah yang luas, juga kisah srigala dan domba hidup berdampingan selama pemimpinnya umar bin abdul aziz. Saat perang tidak boleh mengganggu yag lemah lansia anak2, tidak bolih merusak alam pohon dll

Jadi islam / Alquran itu bisa mengangkat drajat baik secara pribadi, sosial dan sebuah bangsa/peradaban. Kalau islam kalah karena jauh dari alquran dan ubuddunya, itu terlihat dalam sejarah jatuhna Andalusia, abasiyah usmani dan lainnya. Dulu arab tak dianggap oleh Persia dan romawi tapi setelah islam datang Alloh tinggikan tanpa harus belajar dari sispapun mulai dari nol dg bimbingan wahyu.alquran tidak sekedar memberi perintah adakalanya beri penjelasan terperinci dan solusi serta aplikasinya seperti kisah2 orang2 terdahulu yg bisa jadi contoh aplikasinya

Sabtu, 17 April 2021

Alloh Berdialog Dengan Kita Saat Membaca Surat Alfatihah

 


Syukur Alhandulilah  atas nikmat yang telah kita rasakan, sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada nabi Muhammad, marilah kita selalu meningkatkan taqwa kepada Alloh Swt.

Jama’ah jum’ah yang dirahmati Alloh , kita harus bersyukur di anugrahi alquran yang sempurna, yang mencakup seluruh kitab para nabi dahulu dan yang lebih menakjubkan lagi alquran diringkas lagi dalam satu surat yaitu suat al fatihah sehingga surat ini disebut induk alquran /ummul kitab.

Al-Fatihah adalah induknya Al-Qur’an, tujuh surat yang sering dibaca dan merupakan keistimewaan Nabi Muhammad SAW, penyembuh yang sempurna, obat yang mujarab, ayat ruqyah yang paling ampuh, kunci kebahagiaan dan kekayaan, menjaga kekuatan, menghilangkan sedih dan gundah gulana, rasa takut dan kegelisahan. Bagi siapa yang mengetahui keagungannya, menunaikan haknya, bisa menggunakannya dengan baik untuk penyakitnya dan cara pengobatannya dan mengetahui rahasia di dalamnya.

Pertama  Surat Al-Fatihah adalah surat yang mulia. Sebagaimana dalam Hadits Riwayat Bukhari disebutkan bahwa, Rasulullah SAW bersabda: “Alhamdulillah rabbil ‘alamin, adalah tujuh surat terbesar yang berisi pujian dan terus diulang, intisari dari Al-Qur’an yang mulia yang diturunkan kepadaku”. Dan dijelaskan pula dalam Hadits Riwayat An-Nasaai bahwa, Rasulullah SAW bersabda: “Maukah engkau aku beritahu tentang ayat Al-Qur’an yang paling mulia, maka beliau membaca surat Al-Fatihah”.

Kedua, merupakan 1 dari 2 cahaya. “Bergembiralah dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu, yang tidak diberikan kepada Nabi sebelummu, yaitu surat Al-Fatihah dan dua ayat penutup surat Al-Baqarah.” (HR. Muslim)

Ketiga, tidak sah shalat seorang hamba tanpa membaca surat Al-Fatihah. Hal tersebut dijelaskan dalam Hadits Riwayat Muslim : “Tidak sah shalatnya seseorang yang tidak membaca Al-Fatihah.”

Keempat, surat yang dapat digunakan untuk mengruqyah. “Wahai Rasulullah, demi Allah aku tidak meruqyahnya kecuali dengan surat Al-Fatihah, Rasulullah tersenyum dan berkata: “Bagaimana engkau tahu, bahwa Al-Fatihah bisa untuk ruqyah?, kemudian Rasulullah berkata: “Ambillah upahmu, dan berikan aku bagian dari upah itu”. (HR. Muslim)

Kelima, dikabulkannya hajat. Atha’ bin al yasar berkata : “Jika engkau mempunyai kebutuhaan, maka bacalah surat Al-Fatihah sampai selesai, maka kebutuhanmu akan terpenuhi”. “Maka ini adalah untuk hamba-Ku, bagi hamba-Ku apapun yang dia minta”

..….. nabi zakaria dikabulkan doa saat berdiri sholatnya

Keenam,  As-Sab'ul Matsani atau tujuh ayat yang berulang-ulang

Nama lain ini merujuk pada Surah al-Hijr:87, " Sungguh, Kami telah memberikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al-Qur'an yang agung" .

Ketujuh, Alloh berdialog dengan kita saat membaca surat alfatihah

Sejatinya sholat itu adalah komunikasi antara seorang hamba dengan penciptanya, Allah swt. Oleh karena itu memahami arti bacaan dalam sholat adalah suatu keniscayaan agar tercipta sholat khusuk. Sholat yang tidak hanya melafadzkan bacaan-bacaan dengan di bibir dan lisan tapi juga mampu menghadirkan Allah di hati dan pikiran. Apalagi saat kita membaca surat alfatihah Alloh berdialog dengan kita langsung /online

Hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda,

قَالَ اللهُ تَعَالَى: قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ: {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: حَمِدَنِي عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ: {الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ}، قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ: {مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ}، قَالَ: مَجَّدَنِي عَبْدِي – وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَيَّ عَبْدِي – فَإِذَا قَالَ: {إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ} قَالَ: هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ: {اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ} قَالَ: هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَل

 

Allah berfirman, “Saya membagi shalat antara diri-Ku dan hamba-Ku menjadi dua. Untuk hamba-Ku apa yang dia minta.

Apabila hamba-Ku membaca, “Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.”

Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku memuji-Ku.”

Apabila hamba-Ku membaca, “Ar-rahmanir Rahiim.”

Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku mengulangi pujian untuk-Ku.”

Apabila hamba-Ku membaca, “Maaliki yaumid diin.”

Apabila hamba-Ku membaca, “Hamba-Ku mengagungkan-Ku.” Dalam riwayat lain, Allah berfirman, “Hamba-Ku telah menyerahkan urusannya kepada-Ku.”

Apabila hamba-Ku membaca, “Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’in.”

Allah Ta’ala berfirman, “Ini antara diri-Ku dan hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku sesuai apa yang dia minta.

Apabila hamba-Ku membaca, “Ihdinas-Shirathal mustaqiim….dst. sampai akhir surat.

Allah Ta’ala berfirman, “Ini milik hamba-Ku dan untuk hamba-Ku sesuai yang dia minta.”

(HR. Ahmad 7291, Muslim 395 dan yang lainnya)

Keterangan hadis:

[1] Hadis ini menunjukkan bahwa al-Fatihah adalah rukun Shalat, karena Allah menyebut al-Fatihah dengan kata shalat.

[2] Al-Fatihah disebut shalat, karena surat ini dibaca saat shalat. Dan seorang hamba yang membaca surat ini ketika shalat, dia hakekatnya sedang melakukan dialog dengan Rabnya.

[3] Allah membagi bacaan al-Fatihah dalam shalat menjadi 2, setengah untuk Allah dan setengah untuk hamba. Setengah untuk Allah ada di bagian awal, bentuknya adalah pujian untuk Allah. Mulai dari ayat, ‘Alhamdulillahi rabbil ‘alamin’ sampai ‘Maliki yaumiddin.

Sementara setengahnya untuk hamba, yaitu doa memohon petunjuk agar seperti orang yang telah mendapat nikmat.

[4] ada satu ayat yang dibagi dua, yaitu ayat iyyaaka na’budu wa iyyaka nasta’in. setengah untuk hamba, setengah untuk Allah. Iyyaka na’budu, ini untuk Allah, dan iyyaka nasta’in, ini untuk hamba.

Itulah dialog antara hamba dengan Allah saat dia membaca surat al-Fatihah. Semoga semakin meningkatkan rasa khusyu’ kita ketika menjalani ibadah shalat…

Mengenai pertanyaan, bagaimana itu bias terjadi? Bukankah yang membaca surat al-Fatihah itu ribuan manusia? Lalu bagaimana cara Allah berdialog dengan mereka semua…

Pertanyaan ini bukan urusan kita. Allah Maha Kuasa untuk melakukan apapun sesuai yang Dia kehendaki. Dan tidak semua perbuatan Allah, bisa dinalar oleh logika manusia. Kewajiban kita adalah meyakini bahwa itu terjadi secara hakiki, sementara bagaimana prosesnya, Allah yang Maha Tahu.

Isti’adzah (Memohon Perlindungan)

Hal itu dikarenakan Al-Quran adalah petunjuk bagi manusia dan obat untuk hati. Sedangkan setan adalah penyebab keburukan dan kesesatan. Oleh karena itulah Allah subahanhu wata’ala memerintahkan setiap pembaca Al-Quran untuk meminta perlindungan kepada-Nya dari setan yang terkutuk, was-wasnya dan juga golongannya.

Ayat 1. Bismilah , semua nama Alloh, kata  ismi bersifat nakiroh jadi asmaul husna itu tak terhingga ( yg  99 itu yg wajib kita tahu)

Ayat 2  segala pujian hanya milik Alloh , Allahlah yang menciptakan mereka, memberikan rezeki kepada mereka, memberikan nikmat kepada mereka, baik nikmat lahir maupun batin. Inilah bentuk tarbiyah umum yang meliputi seluruh makhluk, yang baik maupun yang jahat. Adapun tarbiyah yang khusus hanya diberikan Allah kepada para Nabi dan pengikut-pengikut mereka. Di samping tarbiyah yang umum itu Allah juga memberikan kepada mereka tarbiyah yang khusus yaitu dengan membimbing keimanan mereka dan menyempurnakannya.

Ayat 3 Makna (الرَّحْمَٰنِ) “Yang Maha Pemurah” adalah : Yang Memiliki Rahmat secara menyeluruh yang luas rahmatnya untuk seluruh makhluk.

Makna (الرَّحِيمِ) “Maha Penyayang” : (yakni penyayang) terhadap orang-orang yang beriman (secara khusus). Keduanya (الرَّحْمَٰنِ dan الرَّحِيمِ) merupakan dua nama dari nama-nama Allah ta’ala.

Seorang muslim yang membaca ayat 4 ini di setiap rakaat dalam salat, mengingatkannya akan hari akhir, dan memotivasinya untuk mempersiapkan amal shalih dan menahan diri dari kemaksiatan serta kejelekan.

Sesungguhnya kami mengkhususkan-Mu semata dalam beribadah dan memohon pertolongan kepada-Mu semata dalam seluruh urusan kami, karena seluruh perkara berada di tangan-Mu, yang tidak dimiliki oleh seorangpun meskipun sebesar zarah

Jumat, 19 Maret 2021

Ciri Orang Yang Sholatnya diterima Alloh

 Alhamdulilah  washolatu wasalamu ala Rosulilah ........

Shalat merupakan tiang agama dan menjadi ‘amal yang pertama kali akan dihisab di yaumil qiyamah kelak. Nabi melanjutkan ”Jika shalat baik maka baik pula seluruh amalan lainnya, begitu pula sebaliknya “. Namun ada keprihatinan saat membaca satu keterangan bahwa di yaumil qiyamah nanti ada seorang hamba yang selalu mengerjakan shalat, tapi ketika ia ingin meminta pahala dari ibadah shalatnya itu, apa yang terjadi?

Ternyata kata Rasul : Allah lipat ibadah shalatnya itu seperti sepotong kain yang buruk, lalu Allah lempar ke muka orang tersebut, pertanda shalatnya tidak diterima. ….Tak ada satu manusia pun di bumi ini yang bisa menjamin akan sholat kita diterima Allah SWT, karena itu semua adalah rahasia allah.

Banyak sekali orang yang shalat dan shalatnya akan dibantingkan ke wajahnya, ditolak oleh Allah. Bahkan ada yang yang celaka dengan shalatnya. Seperti yang terdapat dalam firman Allah swt dalam surat Al Ma’un 4-5: ” Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang melalaikan shalatnya “.

Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : “Barang siapa yang solatnya tidak dapat menahan daripada melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sesungguhnya solatnya itu hanya menambahkan kemungkaran Allah SWT dan jauh dari Allah SWT”. Lalu seoerti apa orang yang sholatnya diterima Alloh. Dalam hadis Qudsi Allah berfirman :


 “Sesungguhnya Aku hanya akan menerima shalat orang-orang yang merendahkan dirinya-karena kebesaran-Ku, menahan dirinya dari hawa napsu karena Aku, yang mengisi sebagian waktu siangnya untuk berdzikir kepada-Ku, yang melazimkan hatinya untuk takut kepada-Ku, yang tidak sombong terhadap makhluk-Ku, yang memberi makan pada orang yang lapar, yang memberi pakaian pada orang yang telanjang, yang menyayangi orang yang terkena musibah, yang memberikan perlindungan kepada orang yang terasing. Kelak cahaya orang itu akan bersinar seperti cahaya matahari. Aku akan berikan cahaya ketika dia kegelapan. Aku akan berikan ilmu ketika dia tidak tahu. Aku akan lindungi dia dengan kebesaran-Ku. Aku akan suruh Malaikat menjaganya. Kalau dia berdoa kepada-Ku, Aku akan segera menjawabnya. Kalau dia meminta kepada-Ku, Aku akan segera memenuhi permintaannya. Perumpaannya dihadapan-Ku seperti perumpamaan syurga Firdaus”.

Nah orang-orang yang shalat saja masih bisa celaka, apa lagi yang tidak sholat, bahkan ketika Isra Mi’Raj Nabi bertemu dengan kaum yang dipecahkan kepalanya sampai hancur, siapakah mereka? Lalu apa tanda-tanda shalat yang diterima Allah SWT? Jawabanya diberikan oleh Allah dalam hadist Qudsi .

Dalam kitab At Targhib wat Tarhiib buah karya Al Hafidz. Zakiyuddin al Mundziri ada keterangan sebuah Hadits qudsy, di dalamnya Allah menjelaskan tentang siapa sajakah diantara hamba hamba-Nya yang shalatnya akan diterima, diantaranya adalah :

Dari hadist qudsi yang cukup panjang di atas,  bahwa tanda orang yang shalatnya diterima adalah:

Pertama, Merendahkan diri dihadapan Alloh… Kata Allah : “Aku terima shalatnya seseorang yang ketika ia shalat ia tawadhu’ ( merasa kecil ) di hadapan kebesaran-Ku “. Dari ketawadhu’annya inilah akan memunculkan kekhusyu’an. Para ulama mengatakan : “Kalau kita sudah berdiri di atas sajadah, sudah mengangkat tangan untuk takbir, ketahuilah bahwa kita sudah meninggalkan dunia ini, sudah meninggalkan Moskow atau Jakarta, sudah meninggalkan planet bumi ini, sudah Mi’raj menghadap Allah SWT. Seperti Rosulullah saw, kita sudah berada di Sidratul Muntaha”

Pada suatu hari orang melihat Imam Ali Zainal Abidin sedang berwudhu dan wajahnya berubah menjadi wajah yang pucat pasi. Tubuhnya gemetar. Ketika ditanya ” Wahai Imam. apa yang terjadi?” Imam Ali Zainal Abidin menjawab: ” Engkau tidak mengetahui di hadapan siapa sebentar lagi aku berdiri”.

Ketika berwudhu Imam Ali Zainal Abidin menyadari sebentar lagi beliau akan berdiri dihadapan Robbul Alamin, Penguasa alam semesta ini. Karena itu, pada waktu wudhunya saja beliau sudah gemeteran, sudah ketakutan., karena sebentar lagi mengahadap Allah. Karena merasa rendah di hadapan Allah, hilang jugalah kesombongannya terhadap sesama manusia. Semua makhluk tidak berarti di depan Rabbul ‘Izzati.

 

KeduaDia tidak menyombongkan diri kepada makhluk-Ku. Tawadhu’-nya dalam shalat melahirkan rendah hati dalam pergaulannya dengan sesama manusia. Kekuasaan tidak menyebabkan ia sombong karena ia tahu bahwa kekuasaan adalah amanat Allah. Kekayaan tidak menyebabkannya memperbudak orang lain karena ia tahu bahwa harta hanyalah titipan Allah. Pengetahuan tidak membuatnya tinggi diri sebab ia tahu bahwa pengetahuannya tidak seberapa dibandingkan dengan luasnya ilmu Ilahi. Orang yang shalatnya diterima tidak akan merasa dirinya lebih tinggi daripada orang lain. Rasulullah bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada perasaan sombong walaupun hanya sebesar debu saja.”
Tidak masuk ke dalam golongan yang diterima shalatnya kalau ia bertingkah laku sombong dan takabur terhadap sesamanya……iblis dilaknat Alloh hanya gara gara sombong .. merasa lebih baik dari manusia(adam)
 Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, Allah itu indah menyukai sikap berhias. Sombong itu menolak kebenaran dengan takabbur dan merendahkan orang lain. (HR. Muslim 275)




Ketiga
Mereka yang tidak terus menerus didalam kema’shiyatan . Dia tidak mengulangi maksiat kepada-Ku. Dalam hidup, sekali waktu kita pernah jatuh ke dalam maksiat, kecil atau besar. Mungkin pernah kita palsukan angka dalam kwitansi. Mungkin pernah kita berdusta kepada orang lain. Mungkin kita pernah menyakiti hati tetangga. Mungkin pernah kita memanfaatkan jabatan untuk memperkaya diri. Bahkan mungkin pernah kita menyebabkan orang lain menderita dalam hidupnya. Sebelum shalat, kenanglah kembali segala kesalahan yang sempat kita ingat. Merintihlah di hadapan Allah , dan ucapkan “Rabbighfirli. Ya Tuhanku ampunilah dosaku.” Setelah shalat jangan ulangi lagi maksiat yang pernah kita lakukan. Shalat yang diterima ialah shalat yang mengubah perilaku orang, yang menyebabkan menjauhi fahsya’ dan munkar, kejelekan dan dosa.
            “Barangsiapa shalatnya tidak menyebabkan dia menjauhi kekejian dan kemungkaran, shalatnya hanya akan menambah dia jauh dari Allah saja.”
 Shalatnya bukan menjadi alat taqarrub, melainkan malah menjadi taba’uud(menjauhkan diri dari Rabbul-alamin). Karena itu, bila selesai shalat orang berdusta lagi, bila setelah sajalah disimpan ia memutar balik angka lagi, bila pulang Jumatan digunakannya jabatan untuk memeras orang lain, maka “shalatnya akan dilipat seperti kain buruk yang dibantingkan ke wajahnya.”
            Karena itu, bila selesai shalat tidak lagi terharu melihat penderitaan orang lain, tidak mau memberi pertolongan kepada mereka yang memerlukan, tenggelam dalam kesenangan dirinya, maka ia termasuk dalam golongan yang disebut oleh Allah…..  “Celakalah orang yang shalat, yang lalai dalam shalatnya.  Yang ingin dipandang, yang tidak mau memberikan pertolongan.”


Keempat, Banyak berdzikir.  Dalam Al Qur’an kita selain diperintahkan untuk banyak melakukan amal sholeh, disuruh juga untuk beramal dengan sebaik-baiknya, hal ini difirmankan Allah yang artinya : “Allah akan menguji kamu siapa yang paling baik amalannya “.

Ï%©!$# t,n=y{ |NöqyJø9$# no4quptø:$#ur öNä.uqè=ö7uÏ9 ö/ä3ƒr& ß`|¡ômr& WxuKtã 4 uqèdur âƒÍyèø9$# âqàÿtóø9$# ÇËÈ  

Artinya , yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, ( QS Almulk :2 )

 

Jadi Allah akan menguji manusia, siapa yang paling baik amalannya (hasanu amalan) dan bukan yang paling banyak amalannya (aksaru amalan). Lebih bagus lagi, manusia itu banyak amalnya dan baik amalannya.

Mereka yang menggunakan waktu siang untuk terus mengingat Allah. Berdzikir disini berarti merasakan Allah selalu berada dekat dalam hidupnya, dan meyakini bahwa Allah selalu memonitor setiap geraknya


Ada seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah saw.,”Ya Rasulallah, syariat Islam sudah banyak pada diriku. Ajarkanlah kepadaku sesuatu yang bisa aku pegang teguh untuk selanjutnya.” Nabi Muhammad saw, menjawab:

 

“Usahakanlah lidahmu selalu basah menyebut nama Allah. Jangan biarkan lidahmu kering tanpa menyebut nama Allah. Berzikir bukan saja disyariatkan setelah sembahyang, melainkan juga pada setiap saat, ketika berdiri, duduk, dan berbaring

 

Kelima,  Solideritas sosial pada sesama. Tanda yang lain dari orang yang shalatnya diterima adalah suka berderma dengan memberikan makanan kepada orang yang lapar atau memberikan pakaian pada orang yang tak punya, dia menyayangi orang yang terkena musibah dan memberikan perlindungan kepada orang yang terasing. Disinilah realisasi orang yang shalatnya diterima dan bila dikaitkan dengan negara kita yang sedang krisis, solideritas sosial dari yang mampu kepada yang tak punya sangat diperlukan.

Bila hal tersebut di atas sudah dilakukan, maka dari wajah orang yang shalatnya diterima akan memancarkan cahaya yang bersinar, cahaya yang menerangi kegelapan dan Allah akan memberikan ilmu pada saat dia tidak tahu. ……kita dpt rizki krn mereka dan doanya

Orang Dermawan insya Allah akan menemukan kenikmatan di dalam shalatnya, dia akan memperoleh kenikmatan didalam shalatnya, karena dia dijaga oleh para Malaikat, diberi cahaya dalam kegelapan dan diberi ilmu secara langsung oleh Allah SWT masuk kedalam hati sanubarinya.

Pada saat peperangan di Jaman Rosulullah banyak morang yang Yahudi yang dihukum mati. Ketika seorang tawanan mau dihukum mati, tiba-tiba malaikat Jibril datang memberi tahu Rosulullah, supaya orang Yahudi itu dibebaskan. Diberitahukan bahwa orang Yahudi yang satu ini suka memberikan makanan, manjamu tamu dan suka menolong fakir miskin. Katika Rosulullah datang memberitahukan kepada orang Yahudi itu bahwa dia dibebaskan…….….Dia( Orang Yahudi) bertanya : “Mengapa?”

Nabi menjawab ” Allah baru saja memberitahukan padaku bahwa kamu suka membantu orang miskin, suka menjamu tamu dan suka memikul beban orang lain” Orang yahudi itu bertanya kembali ” Apakah Tuhanmu menyukai perilaku itu ?”…………….Nabi manjawab:” Betul, Tuhanku menyukai hal itu”

Waktu itu juga orang Yahudi itu memeluk Islam. Dia memeluk Islam karena sifat kedermawanannya dicintai Allah SWT.


Kalau kita bisa mewujudkan kelima hal maka yang kita dapatkan adalah 1. Kelak cahaya orang itu akan bersinar seperti cahaya matahari. Aku (Alloh) akan berikan cahaya ketika dia kegelapan.  2. Aku (Alloh) akan berikan ilmu ketika dia tidak tahu. 3. Aku (Alloh) akan lindungi dia dengan kebesaran-Ku.  3. Aku (Alloh) akan suruh Malaikat menjaganya. 4. Kalau dia berdoa kepada-Ku, Aku (Alloh) akan segera menjawabnya. 5. Kalau dia meminta kepada-Ku, Aku (Alloh) akan segera memenuhi permintaannya. 6. Perumpaannya dihadapan-Ku seperti perumpamaan syurga Firdaus”.