ASALAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOHI WABAROKATUH BLOG By MUH FAJAR HUDI APRIANTO @ MARI KITA GUNAKAN WAKTU KITA YANG TERSISA DENGAN SEBAIK MUNGKIN KARENA WAKTU KITA HANYA SEDIKIT AGAR KITA TIDAK TERMASUK ORANG ORANG YANG MERUGI mafa GUNAKAN WAKTU MUDAMU SEBELUM DATANG WAKTU TUAMU WAKTU SEHATMU SEBELUM DATANG WAKTU SAKITMU KAYAMU SEBELUM TIBA MISKIN WAKTU LAPANGMU SEBELUM TIBA WAKTU SEMPITMU DAN GUNAKAN WAKTU HIDUPMU SEBELUM TIBA MATIMU pesan nabi

Selasa, 06 Maret 2018

Kuttab, Peninggalan Peradaban Islam

Kuttab yang dalam bentuk pluralnya katatib, sebagaimana disebut Al Mu’jam Al Wajiz adalah tempat bagi anak-anak untuk menghafal Al Qur`an dan mempelajari baca-tulis.
Pada awalnya, ketika masjid tidak digunakan untuk anak-anak belajar, pengajaran Al Qur`an dilakukan di tepian pasar, di beberapa tokonya. Tempat ini sejatinya dibuat bagi anak-anak dari kalangan keluarga yang memiliki kemampuan ekonomi menengah ke bawah. Adapun untuk keluarga kaya, mereka biasa memanggil guru untuk mengajar anak-anak mereka di rumah. Dari sinilah, sebutan kuttab bermula.
Hingga kini, belum diketahui secara persis awal berdirinya kuttab, namun pada abad ke dua hijriyah kuttab, tradisi mengajar Al Qur`an di kuttab sudah dilakukan, dimana Imam Al Baihaqi dalam Manaqib Imam Asy Syafi’i menyebutkan bahwa Imam Asy Syafi’i pada awalnya belajar di kuttab sebelum melakukan rihlah ilmiyah.
Biasanya, kuttab tidak hanya tempat belajar Al Qur`an bagi anak-anak, namun di tempat itu mereka memperoleh santunan berupa makanan, pakaian serta kebutuhan lainnya, dimana kuttab sangat memperhatikan kondisi anak-anak yatim dan miskin.
Setiap kuttab menunjuk para pendidiknya, yang biasa disebut dengan faqih, dan sistennya yang disebut arif. Para pendidik harus memenuhi syarat-syarat tertentu, karena mereka yang bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak.
Anak-anak yang belajar di kuttab juga memperoleh perhatian dalam masalah kesehatan, dimana dokter selalu datang rutin ke kuttab. Para dokter itu, disamping memeriksa kesehatan anak-anak juga untuk mengetahui apakah seorang anak sudah mencapai baligh atau belum. Jika diketahui sudah mencapai baligh maka mereka dipersilahkan untuk meninggalkan kuttab untuk belajar di jenjang selanjutnya, karena lembaga ini hanya diperuntukkan anak-anak saja.
Dalam tradisi kuttab, jika anak sudah selesai menghafal Al Qur`an, maka diadakanlah sebuah perayaan yang disebut dengan israfah. Saat itu sang anak dinaikkan kuda yang telah dihias, dan di belakangnya, teman-temannya ikut mengarak, dari kuttab menuju rumahnya. Sampai rumah, orang tua anak pun menyambutnya sedangkan anak tersebut juga membawa lembaran yang menunjukkan ia telah selesai belajar di kuttab. Kemudian orang tua pun memberikan hadiah materi kepada pendidik,
Kuttab sendiri banyak terdapat di wilayah Timur, sebagaimana dicatat Ibnu Jubair pada tahun ke 7 hijriah. Disebutkan bahwasanya banyaknya kuttab disebabkan perhatian Shalahuddin Al Ayubi yang memerintahkan Mesir dan Syam kala itu dalam pendidikan anak-anak. Dimana juga disebutkan bahwa di Damaskus terdapat salah satu kuttab besar untuk para anak yatim.

Pada masa selanjutnya, istilah kuttab masih digunakan dalam menyebutkan tempat untuk mengajari Al Quran untuk anak-anak, seperti kuttab yang dibangun di majmu’ah Al Ghauri di Kairo pada 900 H. Bahkan di masa kentemporer, penyebutkan kuttab masih populer, dimana dicatat bahwa Syeikh Al Qaradhawi saat masih kanak-kanak belajar Al Qur`an di kuttab, dalam buku biografi ulama Mesir yang kini tinggal di Qatar ini, yang bertajuk “Yusuf Al Qaradhawi: Ibnu Qaryah wa Al Kuttab”.*( hidayatulloh)