ASALAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOHI WABAROKATUH BLOG By MUH FAJAR HUDI APRIANTO @ MARI KITA GUNAKAN WAKTU KITA YANG TERSISA DENGAN SEBAIK MUNGKIN KARENA WAKTU KITA HANYA SEDIKIT AGAR KITA TIDAK TERMASUK ORANG ORANG YANG MERUGI mafa GUNAKAN WAKTU MUDAMU SEBELUM DATANG WAKTU TUAMU WAKTU SEHATMU SEBELUM DATANG WAKTU SAKITMU KAYAMU SEBELUM TIBA MISKIN WAKTU LAPANGMU SEBELUM TIBA WAKTU SEMPITMU DAN GUNAKAN WAKTU HIDUPMU SEBELUM TIBA MATIMU pesan nabi

Sabtu, 07 November 2020

Kisah Haru Rosululloh dan Ukasya ( Fiqih Siroh )

 

Kisah itu sangat dahsyat pengaruhnya dalam diri seseorang sehingga sejarah /kisah itu penting , namun usahakan yang bersifat factual bukan fiksi seperti dongeng karena itu perpengaruh pada jiwa dan iman kita . menurut ahli siroh Alquran itu sepertiganya adalah sejarah  banyak kisah orang terdahulu turun pada nabi muhammad untuk membangun aqidah dan jiwa nabi muhammad para sahabat  seperti kisah para nabi orang sholih  pem uda yang imannya tangguh seperti ashabul kahfi ashabul uhdud dll. Begitu juga untuk membangun iman dan jiwa kita alangkaj baik nya kita sering membaca kisah diantaranya kisah berikut tentang  nabi Muhammad dan ukasya yang mengharukan dan apa hikmah yang dapat kita petik dari kisah itu insyaAlloh dapat menambah iman dan cinta kita pada Nabi Muhammad Sholallohu alaihi wasalam. (12:111) 

111. Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.

Pada suatu hari, Nabi Muhammad Rasulullah SAW meminta sahabat Bilal memanggil semua sahabat nabi agar datang ke masjid. Tanpa banyak bertanya, Bilal segera menjalankan baginda Rasulullah SAW, dan selang beberapa saat kemudian para sahabat datang dan memenuhi masjid. Para sahabat datang dengan membawa kerinduan mereka mendengar nasehat dan tausiah dari Rasulullah SAW.

Kala itu, Rasulullah sedang duduk dalam kondisi lemah di atas mimbar masjid. Wajahnya terlihat pucat menahan sakit yang tengah dideritanya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda :

“Wahai sahabat-sahabatku semua, aku ingin bertanya. Apakah telah aku sampaikan bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu-satunya Tuhan yg layak disembah?” Semua Sahabat menjwb dgn suara bersemangat,

“Benar wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kpd kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang layak disembah.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda:

“Persaksikanlah ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kepada mereka.”

Kemudian Rasulullah SAW bersabda lagi, dan setiap apa yg Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat. Akhirnya sampailah pada satu pertanyaan yg menjadikan para sahabat sedih dan terharu.

Yaitu ketika Rasulullah SAW bersabda :

“Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah SWT. Dan sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusanku dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada kalian semua. Adakah aku berhutang kepada kalian? Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut. Karena aku tidak mau bertemu dgn Allah SWT dalam keadaan berhutang dgn manusia.”

Ketika mendengar kata-kata itu keluar dari bibir Rasulullah, para sahabat hanya terdiam, tidak ada satupun yang berkata dan menjawab. Dalam benak mereka, merasa bahwa merekalah yang paling banyak berhutang kepada Rasulullah SAW, junjungan dan panutan mereka.

Rasulullah SAW mengulangi pertanyaan yang sama hingga tiga kali berturut-turut.

Dalam keheningan, tiba-tiba berdirilah seorang lelaki yg bernama Ukasyah, seorang sahabat yang dikenal sebagai mantan preman sebelum ia akhirnya mendapat hidayah, dan memutuskan untuk masuk Islam. Ukasyah berkata kepada Rasulullah :

“Ya Rasulullah… Aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini dianggap hutang, maka aku minta engkau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa2”.

Rasulullah SAW mempersilahkan Ukasyah seraya berkata: “Sampaikanlah wahai Ukasyah”.

Maka Ukasyah pun mulai bercerita:

“Aku masih ingat ketika perang Uhud dulu, suatu ketika engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cemeti (cambuk) ke belakang kuda. Namun cemeti tersebut tidak mengenai belakang kuda. Tapi justru terkena pada dadaku. Karena ketika itu aku berdiri dibelakang kuda yg engkau tunggangi wahai Rasulullah,” tutur Ukasyah.

Mendengar itu, Rasulullah SAW langsung berkata:

“Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Ukasyah. Kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku akan terima hal yg sama.”

Dengan nada suara yang agak tinggi, seolah sangat bersemangat dan seolah tanpa rasa bersalah, Ukasyah langsung menjawab: “Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah.”

Mendengar jawaban Ukasyah, para sahabat langsung berteriak marah. Bahkan ada yang menilai Ukasyah sudah keterlaluan.

“Sungguh engkau tidak berperasaan Ukasyah. Bukankah Baginda sedang sakit..!!?” cetus beberapa sahabat dengan nada geram dan heran.

Ukasyah tidak menghiraukan semua itu dan masih bersikeras menuntut haknya yang dianggap sebagai hutang yang harus dibayar setara.

Rasulullah SAW, meminta Bilal untuk mengambil cambuk di rumah Fatimah, salah satu putrinya. Ketika Bilal sampai, dan mengutarakan maksud kedatangannya untuk mengambil cambuk, Fatimah bertanya dengan nada heran. “Untuk apa Rasulullah meminta cambuk ini wahai Bilal?”

Bilal menjawab dengan nada sedih : “Cambuk ini akan digunakan Ukasyah untuk memukul Rasulullah.”

Seketika itu juga Fatimah Terperanjat dan menangis, seraya berkata:

“Kenapa Ukasyah hendak memukul ayahku Rasulullah? ayahku sedang sakit. Jika mau memukul,

pukullah aku anaknya.”

Bilal hanya terpaku, tak mampu berkata-kata, karena ia hanya mengikuti perintah Rasulullah SAW untuk mengambil cambuk di rumah Fatimah saja. Bilal menjawab: “Sesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berdua”.

Bilal membawa cambuk tersebut ke Masjid lalu diberikannya kepada Ukasyah, yang langsung mengambil cambuk itu, dan berjalan mendekati Rasulullah SAW yang sedang duduk lemas di atas mimbar.

Tiba-tiba, Abu Bakar berdiri dan berusaha menghalangi Ukasyah untuk mendekati Rasulullah sambil berkata:

“Ukasyah… kalau kamu hendak memukul, pukullah aku..!! Aku adalah orang yang pertama beriman dengan apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Akulah sahabatnya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah aku”. Melihat hal itu, Rasulullah SAW lekas meminta Abu Bakar untuk duduk seraya bersabda : “Duduklah wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dgn Ukasyah”.

Tanpa berlama-lam dalam keadaan lemah, Rasulullah SAW membuka bajunya. Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah, dengan beberapa batu terikat di perut Rasulullah, pertanda Rasulullah sedang menahan lapar

Kemudian Rasulullah SAW berkata:

“Wahai Ukasyah, segeralah dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Nanti Allah SWT akan murka padamu.”

Ukasyah langsung menghambur menuju Rasulullah SAW, seraya membuang cambuk yang sedari tadi ia pegang erat. Kemudian ia peluk tubuh Rasulullah SAW serat-eratnya, sambil menangis dan berkata :

“Ya Rasulullah, ampuni aku. Maafkan aku. Mana ada manusia yang sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku melakukannya, agar aku dapat merapatkan tubuhku dengan tubuhmu. Karena Engkau pernah mengatakan “Barang siapa yang kulitnya pernah bersentuhan denganku, maka diharamkan api neraka atasnya.” Seumur hidupku aku bercita-cita dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka. Dan sungguh aku takut dengan api neraka. Maafkan aku ya Rasulullah…”

Mendengar ucapan itu, Rasulullah SAW tersenyum dan berkata: “Wahai sahabat-sahabatku semua, kalau kalian ingin melihat Ahli Surga, maka lihatlah Ukasyah..!!” 

Semua sahabat menitikkan air mata, dan bergantian memeluk Rasulullah SAW.

Hikmah Dari Kisah Diatas Adalah Sebagai Berikut:

  1. Pentingnya Aqidah yang benar dan lurus

“Wahai sahabat-sahabatku semua, aku ingin bertanya. Apakah telah aku sampaikan bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu-satunya Tuhan yg layak disembah?” Semua Sahabat menjwb dgn suara bersemangat,“Benar wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kpd kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang layak disembah.”

Ia dibangun di atas akidah tauhid yang bersih dari kesyirikan. Ia membebaskan manusia dari penghambaan kepada makhluk, hingga cinta dan peribadatan hanya untuk Allah Rabbul ‘Alamin. Allah subhanahu wa ta’alaberfirman,

  1. Menunjukkan Ketinggian/ kesempurnaan Akhlak nabi Muhammad

Saat itu nabi sudah sesang sakit dan menjelang wafat masih berikir tentang umat dan khawatir terhadap balasan di akhirat jika kita tidak menyelesaikan urusan dosa ini didunia yaitu minta maaf dan istigfar. Maka dari itu Alloh dan rosululloh selalu mendorong agar segera pada ampunan Alloh dan membersihkan jiwa dari dosa. Disinilah pentingnya pendidikan adab  makanya generasi awal itu sangat mementingkan adab Ali bin abi tholib menasirkan surat attahrim 6 dengan adibbuhum wa allimuhum ; didiklah adab dan ajarilah ilmu. Problem dunia saat ini adalah loss of adab (hilangnya adab) banyak orang pinter tapi tak beradab jadi ilmunya tak bermanfaat mungkin dunia yang ia kejar ia dapatkan tapi dari mana dan kemana rizki Alloh kita nafkahkan kita cuek saja.


  1. Jiwa Pengorbanan yang tinggi dari para sahabat

Tiba-tiba, Abu Bakar berdiri dan berusaha menghalangi Ukasyah untuk mendekati Rasulullah sambil berkata:

“Ukasyah… kalau kamu hendak memukul, pukullah aku..!! Aku adalah orang yang pertama beriman dengan apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Akulah sahabatnya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah aku”. Melihat hal itu, Rasulullah SAW lekas meminta Abu Bakar untuk duduk seraya bersabda : “Duduklah wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dgn Ukasyah”.

  1. Pemimpin yang tawadhu dan punya empati yang tinggi pada umatnya

Mungkin kalau pemimpin sekarang dia salah pada rakyatnya? Wong cilik dia acuh tapi Rosululloh luar biasa sangat menghargainya sampai ukasya menyuruh melepas bajunya beliau bersedia.

  1. Berorientasi ukhrowi

Ukasyah langsung menghambur menuju Rasulullah SAW, seraya membuang cambuk yang sedari tadi ia pegang erat. Kemudian ia peluk tubuh Rasulullah SAW serat-eratnya, sambil menangis dan berkata :

“Ya Rasulullah, ampuni aku. Maafkan aku. Mana ada manusia yang sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku melakukannya, agar aku dapat merapatkan tubuhku dengan tubuhmu. Karena Engkau pernah mengatakan “Barang siapa yang kulitnya pernah bersentuhan denganku, maka diharamkan api neraka atasnya.” Seumur hidupku aku bercita-cita dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka. Dan sungguh aku takut dengan api neraka. Maafkan aku ya Rasulullah…”

Mendengar ucapan itu, Rasulullah SAW tersenyum dan berkata:

“Wahai sahabat-sahabatku semua, kalau kalian ingin melihat Ahli Surga, maka lihatlah Ukasyah..!!”

  1. Nabi Muhammad mempunyai sikap  qonaah dan  zuhud ( perut diganjal batu)

Itu terlihat pada ungkapan “ Tanpa berlama-lam dalam keadaan lemah, Rasulullah SAW membuka bajunya. Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah, dengan beberapa batu terikat di perut Rasulullah, pertanda Rasulullah sedang menahan lapar

  1. Rosululloh sangat memperhatikan amanah .

Kenabian dan kerosulan adalah amanah dari Alloh agar menyampaikan segala kebaikan kepada umatnya dan Rosululloh telah menyampaikan semuanya  dan mengecek seperti dalam kisah diatas, agar tidak ditagih diakhirat.

  1. Rosululloh memberikan contoh agr selalu bermuhasabah mawas diri

“Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah SWT. Dan sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusanku dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada kalian semua. Adakah aku berhutang kepada kalian? Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut. Karena aku tidak mau bertemu dgn Allah SWT dalam keadaan berhutang dgn manusia.”

Siapa yang pernah saya sakiti silahkan membalasnya yang setimpal…. Semua itu mencontohkan pada kita agar selalu bermuhasabah dan diikuti segera beristigfar dan minta maaf