ASALAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOHI WABAROKATUH BLOG By MUH FAJAR HUDI APRIANTO @ MARI KITA GUNAKAN WAKTU KITA YANG TERSISA DENGAN SEBAIK MUNGKIN KARENA WAKTU KITA HANYA SEDIKIT AGAR KITA TIDAK TERMASUK ORANG ORANG YANG MERUGI mafa GUNAKAN WAKTU MUDAMU SEBELUM DATANG WAKTU TUAMU WAKTU SEHATMU SEBELUM DATANG WAKTU SAKITMU KAYAMU SEBELUM TIBA MISKIN WAKTU LAPANGMU SEBELUM TIBA WAKTU SEMPITMU DAN GUNAKAN WAKTU HIDUPMU SEBELUM TIBA MATIMU pesan nabi

Sabtu, 17 April 2021

Alloh Berdialog Dengan Kita Saat Membaca Surat Alfatihah

 


Syukur Alhandulilah  atas nikmat yang telah kita rasakan, sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada nabi Muhammad, marilah kita selalu meningkatkan taqwa kepada Alloh Swt.

Jama’ah jum’ah yang dirahmati Alloh , kita harus bersyukur di anugrahi alquran yang sempurna, yang mencakup seluruh kitab para nabi dahulu dan yang lebih menakjubkan lagi alquran diringkas lagi dalam satu surat yaitu suat al fatihah sehingga surat ini disebut induk alquran /ummul kitab.

Al-Fatihah adalah induknya Al-Qur’an, tujuh surat yang sering dibaca dan merupakan keistimewaan Nabi Muhammad SAW, penyembuh yang sempurna, obat yang mujarab, ayat ruqyah yang paling ampuh, kunci kebahagiaan dan kekayaan, menjaga kekuatan, menghilangkan sedih dan gundah gulana, rasa takut dan kegelisahan. Bagi siapa yang mengetahui keagungannya, menunaikan haknya, bisa menggunakannya dengan baik untuk penyakitnya dan cara pengobatannya dan mengetahui rahasia di dalamnya.

Pertama  Surat Al-Fatihah adalah surat yang mulia. Sebagaimana dalam Hadits Riwayat Bukhari disebutkan bahwa, Rasulullah SAW bersabda: “Alhamdulillah rabbil ‘alamin, adalah tujuh surat terbesar yang berisi pujian dan terus diulang, intisari dari Al-Qur’an yang mulia yang diturunkan kepadaku”. Dan dijelaskan pula dalam Hadits Riwayat An-Nasaai bahwa, Rasulullah SAW bersabda: “Maukah engkau aku beritahu tentang ayat Al-Qur’an yang paling mulia, maka beliau membaca surat Al-Fatihah”.

Kedua, merupakan 1 dari 2 cahaya. “Bergembiralah dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu, yang tidak diberikan kepada Nabi sebelummu, yaitu surat Al-Fatihah dan dua ayat penutup surat Al-Baqarah.” (HR. Muslim)

Ketiga, tidak sah shalat seorang hamba tanpa membaca surat Al-Fatihah. Hal tersebut dijelaskan dalam Hadits Riwayat Muslim : “Tidak sah shalatnya seseorang yang tidak membaca Al-Fatihah.”

Keempat, surat yang dapat digunakan untuk mengruqyah. “Wahai Rasulullah, demi Allah aku tidak meruqyahnya kecuali dengan surat Al-Fatihah, Rasulullah tersenyum dan berkata: “Bagaimana engkau tahu, bahwa Al-Fatihah bisa untuk ruqyah?, kemudian Rasulullah berkata: “Ambillah upahmu, dan berikan aku bagian dari upah itu”. (HR. Muslim)

Kelima, dikabulkannya hajat. Atha’ bin al yasar berkata : “Jika engkau mempunyai kebutuhaan, maka bacalah surat Al-Fatihah sampai selesai, maka kebutuhanmu akan terpenuhi”. “Maka ini adalah untuk hamba-Ku, bagi hamba-Ku apapun yang dia minta”

..….. nabi zakaria dikabulkan doa saat berdiri sholatnya

Keenam,  As-Sab'ul Matsani atau tujuh ayat yang berulang-ulang

Nama lain ini merujuk pada Surah al-Hijr:87, " Sungguh, Kami telah memberikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al-Qur'an yang agung" .

Ketujuh, Alloh berdialog dengan kita saat membaca surat alfatihah

Sejatinya sholat itu adalah komunikasi antara seorang hamba dengan penciptanya, Allah swt. Oleh karena itu memahami arti bacaan dalam sholat adalah suatu keniscayaan agar tercipta sholat khusuk. Sholat yang tidak hanya melafadzkan bacaan-bacaan dengan di bibir dan lisan tapi juga mampu menghadirkan Allah di hati dan pikiran. Apalagi saat kita membaca surat alfatihah Alloh berdialog dengan kita langsung /online

Hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda,

قَالَ اللهُ تَعَالَى: قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ: {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: حَمِدَنِي عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ: {الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ}، قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ: {مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ}، قَالَ: مَجَّدَنِي عَبْدِي – وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَيَّ عَبْدِي – فَإِذَا قَالَ: {إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ} قَالَ: هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ: {اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ} قَالَ: هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَل

 

Allah berfirman, “Saya membagi shalat antara diri-Ku dan hamba-Ku menjadi dua. Untuk hamba-Ku apa yang dia minta.

Apabila hamba-Ku membaca, “Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.”

Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku memuji-Ku.”

Apabila hamba-Ku membaca, “Ar-rahmanir Rahiim.”

Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku mengulangi pujian untuk-Ku.”

Apabila hamba-Ku membaca, “Maaliki yaumid diin.”

Apabila hamba-Ku membaca, “Hamba-Ku mengagungkan-Ku.” Dalam riwayat lain, Allah berfirman, “Hamba-Ku telah menyerahkan urusannya kepada-Ku.”

Apabila hamba-Ku membaca, “Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’in.”

Allah Ta’ala berfirman, “Ini antara diri-Ku dan hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku sesuai apa yang dia minta.

Apabila hamba-Ku membaca, “Ihdinas-Shirathal mustaqiim….dst. sampai akhir surat.

Allah Ta’ala berfirman, “Ini milik hamba-Ku dan untuk hamba-Ku sesuai yang dia minta.”

(HR. Ahmad 7291, Muslim 395 dan yang lainnya)

Keterangan hadis:

[1] Hadis ini menunjukkan bahwa al-Fatihah adalah rukun Shalat, karena Allah menyebut al-Fatihah dengan kata shalat.

[2] Al-Fatihah disebut shalat, karena surat ini dibaca saat shalat. Dan seorang hamba yang membaca surat ini ketika shalat, dia hakekatnya sedang melakukan dialog dengan Rabnya.

[3] Allah membagi bacaan al-Fatihah dalam shalat menjadi 2, setengah untuk Allah dan setengah untuk hamba. Setengah untuk Allah ada di bagian awal, bentuknya adalah pujian untuk Allah. Mulai dari ayat, ‘Alhamdulillahi rabbil ‘alamin’ sampai ‘Maliki yaumiddin.

Sementara setengahnya untuk hamba, yaitu doa memohon petunjuk agar seperti orang yang telah mendapat nikmat.

[4] ada satu ayat yang dibagi dua, yaitu ayat iyyaaka na’budu wa iyyaka nasta’in. setengah untuk hamba, setengah untuk Allah. Iyyaka na’budu, ini untuk Allah, dan iyyaka nasta’in, ini untuk hamba.

Itulah dialog antara hamba dengan Allah saat dia membaca surat al-Fatihah. Semoga semakin meningkatkan rasa khusyu’ kita ketika menjalani ibadah shalat…

Mengenai pertanyaan, bagaimana itu bias terjadi? Bukankah yang membaca surat al-Fatihah itu ribuan manusia? Lalu bagaimana cara Allah berdialog dengan mereka semua…

Pertanyaan ini bukan urusan kita. Allah Maha Kuasa untuk melakukan apapun sesuai yang Dia kehendaki. Dan tidak semua perbuatan Allah, bisa dinalar oleh logika manusia. Kewajiban kita adalah meyakini bahwa itu terjadi secara hakiki, sementara bagaimana prosesnya, Allah yang Maha Tahu.

Isti’adzah (Memohon Perlindungan)

Hal itu dikarenakan Al-Quran adalah petunjuk bagi manusia dan obat untuk hati. Sedangkan setan adalah penyebab keburukan dan kesesatan. Oleh karena itulah Allah subahanhu wata’ala memerintahkan setiap pembaca Al-Quran untuk meminta perlindungan kepada-Nya dari setan yang terkutuk, was-wasnya dan juga golongannya.

Ayat 1. Bismilah , semua nama Alloh, kata  ismi bersifat nakiroh jadi asmaul husna itu tak terhingga ( yg  99 itu yg wajib kita tahu)

Ayat 2  segala pujian hanya milik Alloh , Allahlah yang menciptakan mereka, memberikan rezeki kepada mereka, memberikan nikmat kepada mereka, baik nikmat lahir maupun batin. Inilah bentuk tarbiyah umum yang meliputi seluruh makhluk, yang baik maupun yang jahat. Adapun tarbiyah yang khusus hanya diberikan Allah kepada para Nabi dan pengikut-pengikut mereka. Di samping tarbiyah yang umum itu Allah juga memberikan kepada mereka tarbiyah yang khusus yaitu dengan membimbing keimanan mereka dan menyempurnakannya.

Ayat 3 Makna (الرَّحْمَٰنِ) “Yang Maha Pemurah” adalah : Yang Memiliki Rahmat secara menyeluruh yang luas rahmatnya untuk seluruh makhluk.

Makna (الرَّحِيمِ) “Maha Penyayang” : (yakni penyayang) terhadap orang-orang yang beriman (secara khusus). Keduanya (الرَّحْمَٰنِ dan الرَّحِيمِ) merupakan dua nama dari nama-nama Allah ta’ala.

Seorang muslim yang membaca ayat 4 ini di setiap rakaat dalam salat, mengingatkannya akan hari akhir, dan memotivasinya untuk mempersiapkan amal shalih dan menahan diri dari kemaksiatan serta kejelekan.

Sesungguhnya kami mengkhususkan-Mu semata dalam beribadah dan memohon pertolongan kepada-Mu semata dalam seluruh urusan kami, karena seluruh perkara berada di tangan-Mu, yang tidak dimiliki oleh seorangpun meskipun sebesar zarah