ASALAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOHI WABAROKATUH BLOG By MUH FAJAR HUDI APRIANTO @ MARI KITA GUNAKAN WAKTU KITA YANG TERSISA DENGAN SEBAIK MUNGKIN KARENA WAKTU KITA HANYA SEDIKIT AGAR KITA TIDAK TERMASUK ORANG ORANG YANG MERUGI mafa GUNAKAN WAKTU MUDAMU SEBELUM DATANG WAKTU TUAMU WAKTU SEHATMU SEBELUM DATANG WAKTU SAKITMU KAYAMU SEBELUM TIBA MISKIN WAKTU LAPANGMU SEBELUM TIBA WAKTU SEMPITMU DAN GUNAKAN WAKTU HIDUPMU SEBELUM TIBA MATIMU pesan nabi

Selasa, 07 Maret 2023

Sejarah Puasa dan Khutbah Rosululloh menjelang Ramadhan

 Sejarah Puasa dan Khutbah Rosululloh menjelang Ramadhan Syukur

 Alhamdulilah kepada Alloh  dan Sholawat serta salam tercurah kepada  Nabi Muhammad Saw, shahabat dan para pengikutnya

Sejarah Puasa Ramadhan pertama kali diwajibkan oleh Allah Swt untuk umat Islam terjadi pada tahun kedua Hijriyah. Menurut ulama ada yang berpendapat hari senin tanggal 2 sya’ban  Pada waktu itu, Rasulullah SAW baru menerima perintah memindahkan arah kiblat dari Baitul Maqdis di Palestina ke arah Masjidil Haram di Makkah. Berarti selama 15 tahun belum diwajibkan puasa ramadan. Lalu kapan pelaksanaannya maka dijelaskan dalam ayat selanjutnya 2;185 di bulan romadon, sahru romadona….

Imam At-Thobari dalam Jami’ Al-Bayan menuliskan bahwa Muadz bin Jabal ra berkata: Ketika Rasulullah saw datang ke Mekkah maka puasa yang dilakukan oleh beliau adalah puasa Asyura dan puasa tiga hari pada setiap bulannya, hingga akhirnya Allah mewajibkan puasa Ramadhan, dan Allah menurunkan ayat-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang yang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaiman telah diwajibkan kepada umat sebelummu agar kamu bertaqwa.” (QS Al-Baqarah : 183).

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ

Artinya: Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, ( 2; 185 )

Jadi Alloh memerintahkan puasa yang berat itu melalui proses 15 th setelah iman kaum muslimin sudah kokoh dan lurus sehingga saat diperintah tidak merasa terbebani karena puasa itu tiak mudah dilalakukan tidak sekedar bias melalukan tapi terasa lapang dan senang ketika datangnya Ramadan, agar bisa menikmati Ramadan harus cinta sehingga ketika Ramadan berlalu merasa kehilangan itulah yang diinginkan Alloh dan Rosulnya.  Alloh memotivasi dengan menyebutkan bahwa yg puasa bukan sekedar kamu tapi umat terdahulun juga berpuasa sehngga di bulan sya’ban rosululloh memberikan motivasi yang luar biasa dengan menyebutkan keutamaan bulan suci Ramadan agar dalam menjalaninya dengan lapang / marhab dan penuh keikhlasan.

Rasulullah Shallalhu ‘Alaihi Wasallam pada akhir bulan Sya’ban atau menjelang masuknya bulan suci Ramadhan, pernah memberikan khutbah atau nasihat di hadapan para shahabatnya. Rasulullah pada kesempatan tersebut menjelaskan tentang keutamaan dan keistimewaan bulan suci Ramadan. Khutbah atau nasihat pada akhir Sya’ban Rasulullah Shallalhu ‘Alaihi Wasallam tersebut sebagai berikut:

أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، شَهْرٌ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، جَعَلَ اللهُ صِيَامَهُ فَرِيْضَةً، وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا،

مَنْ تَقَرَّبَ فِيْهِ بِخِصْلَةٍ مِنَ الْخَيْرِ، كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ، وَمَنْ أَدَّى فِيْهِ فَرِيْضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَة فِيْمَا سِوَاهُ،

وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ، وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّةُ، وَشَهْرُ الْمُوَاسَاةِ، وَشَهْرٌ يَزْدَادُ فِيْهِ رِزْقُ الْمُؤْمِنِ، مَنْ فَطَّرَ فِيْهِ صَائِمًا كَانَ مَغْفِرَةً لِذُنُوْبِهِ، وَعِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ، وَكَانَ لَهُ مِثْلَ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْتَقِصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ،

قَالُوْا: لَيْسَ كُلُّنَا نَجِدُ مَا يفطرُ الصَّائِمُ. فَقَالَ : يُعْطِي اللهُ هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا عَلَى تَمْرَةٍ أَوْ شَرْبَةَ مَاءٍ أَوْ مَذقَةَ لَبَنٍ،

وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ، مَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْكِهِ غَفَرَ اللهُ لَهُ، وَأَعْتَقَهُ مِنَ النَّارِ،

وَاسْتَكْثِرُوْا فِيْهِ مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ، : خِصْلَتَيْنِ تَرْضْوَنِ بِهِمَا رَبَّكُمْ، وَخِصْلَتَيْنِ لَا غِنًى بِكُمْ عَنْهُمَا، فَأَمَّا الْخِصْلَتَانِ اللَّتَانِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ فَشَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَتَسْتَغْفِرُوْنَهُ، وَأَمَّا اللَّتَانِ لَا غِنَى بِكُمْ عَنْهُمَا فَتَسْأَلُوْنَ اللهَ الْجَنَّةَ وَ تَعُوْذُوْنَ بِهِ مِنَ النَّارِ، وَمَنْ أَشْبَعَ فِيْهِ صَائِمًا سَقَاهُ اللهُ مِنْ حَوْضِيْ شَرْبَةً لَا يَظْمَأُ حَتَّى يَدْخُلَ الْجَنَّةَ.

Artinya: ”Wahai manusia, sungguh telah dekat kepadamu bulan yang agung, bulan yang penuh dengan keberkahan, yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik (nilainya) dari seribu bulan, bulan yang mana Allah tetapkan puasa di siang harinya sebagai fardhu, dan shalat (tarawih) di malamnya sebagai tambahan.

Barang siapa mendekatkan diri kepada Allah di bulan ini dengan satu kebaikan (amalan sunnah), maka pahalanya seperti dia melakukan amalan fardhu di bulan-bulan yang lain. Barangsiapa melakukan amalan fardhu di bulan ini, maka pahalanya seperti telah melakukan 70 amalan fardhu di bulan lainnya.

Inilah bulan kesabaran dan balasan atas kesabaran adalah surga, bulan ini merupakan bulan kedermawanan dan simpati (satu rasa) terhadap sesama. Dan bulan di mana rizki orang-orang yang beriman ditambah. Barang siapa memberi makan (untuk berbuka) orang yang berpuasa maka baginya pengampunan atas dosa-dosanya dan dibebaskan dari api neraka dan dia mendapatkan pahala yang sama sebagaimana yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa .

Mereka (para sahabat) berkata : “Wahai Rasulullah! tidak semua dari kami mempunyai sesuatu yang bisa diberikan kepada orang yang berpuasa untuk berbuka.”

Rasulullah menjawab: “Allah akan memberikan pahala ini kepada orang yang memberi buka puasa walaupun dengan sebiji kurma, atau seteguk air, atau setetes susu”.

Inilah bulan yang permulaannya (sepuluh hari pertama) Allah menurunkan rahmat, yang pertengahannya (sepuluh hari pertengahan) Allah memberikan ampunan, dan yang terakhirnya (sepuluh hari terakhir) Allah membebaskan hamba-Nya dari api neraka . Barangsiapa yang meringankan hamba sahayanya di bulan ini, maka Allah akan mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka.

Dan perbanyaklah melakukan empat hal di bulan ini, yang dua hal dapat mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan yang dua hal kamu pasti memerlukannya. Dua hal yang mendatangkan keridhaan Allah yaitu syahadah (Laailaaha illallaah) dan beristighfar kepada Allah, dan dua hal yang pasti kalian memerlukannya yaitu mohonlah kepada-Nya untuk masuk surga dan berlindung kepada-Nya dari api neraka . Dan barang siapa memberi minum kepada orang yang berpuasa (untuk berbuka), maka Allah akan memberinya minum dari telagaku, di mana dengan sekali minum ia tidak akan merasakan haus sehingga ia memasuki surga“.

(H.R. Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, dan Imam Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib mengatakan: “Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, dan Ibnu Khuzaimah berkata: “Khabar ini shahih”. Juga diriwayatkan oleh Imam Baihaki, dan Ibnu Hibban”. Sedangkan Syaikh AL-Albany menilai hadits ini sebagai Hadits Dhaif sebagaimana dalam bukunya, Dha’if at-Targhib wat Tarhib).

Ulama menyebutkan, hadits ini memang riwayatnya dha’if (lemah). Namun diriwayatkan lebih dari 25 riwayat, dan pada makna-makna kalimatnya didukung oleh hadits-hadits shahih. Maka pada hakikatnya meskipun hadits ini riwayatnya dha’if, tapi merupakan perpaduan hadits-hadits shahih yang terpecah.

Dalam riwayat lain nabi bersabda : “Bertaubatlah kepada-Nya dari dosa-dosa, angkatlah kedua tangan kalian untuk berdoa di waktu-waktu shalat; karena pada saat-saat itu adalah waktu yang paling utama; Allah akan melihat para hamba-Nya pada waktu itu dengan kasih sayang, menjawab mereka jika bermunajat kepada-Nya, memenuhi (panggilan) mereka jika memanggil-Nya, dan mengabulkan mereka jika memohon-Nya.

“Wahai manusia, sesungguhnya diri kalian tergadaikan oleh amal perbuatan kalian, maka bebaskanlah ia dengan istighfar; dan pundak kalian terbebani oleh dosa-dosa kalian, maka ringankanlah dosa-dosa itu dengan panjangnya sujud. Dan ketahuilah bahwa Allah menyebut dirinya telah bersumpah demi kemuliaan-Nya untuk tidak menyiksa orang-orang yang melakukan shalat dan bersujud, dan tidak menakut-nakuti mereka dengan api neraka ketika semua manusia bangkit menghadap Tuhan semesta alam.

Kandungan Khutbah bulan Sya’ban menyambut Ramadhan

Jika disimpulkan ,butir-butir pesan dalam khutbah akhir Sya’ban Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dapat disebutkan sebagai berikut:

Pertama, keberkahan bulan Ramadhan dengan dilipatgandakannya semua pahala amal kebaikan, terutama pada malam Lailatul Qadar, yang lebih baik daripada seribu bulan.

Bulan Berkah. Ramadhan adalah bulan yang menaburkan berkah. Berkah adalah kelebihan manfaat di atas manfaat yang biasa. Berkah adalah bonus Bila Rp 100.000,00 yang Anda peroleh Anda habiskan untuk berfoya-foya sendirian, uang Anda tidak mengandung berkah. Bila dengan uang yang sama Anda mengobati orang yang sakit, membayar utang orang yang berutang, memberi makan pada orang yang lapar, memberi pakaian pada orang telanjang, maka uang Anda adalah uang yang penuh berkah. Bila air minum itu selain melepaskan dahaga juga menyembuhkan sakit Anda, maka air minum itu mengandung berkah.

Kedua, bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran dan kedermawanan.

Pada bulan Ramadan nabi Muhammad pemurah seperti angina yang berhembus dan bulan ini disebut juga syahrus sabru yaitu bulan melatih dan meningkatkan kesabaran karena intu puasa adalah menahan hawa nafsu.

Ketiga, bulan Ramadhan adalah bulan rahmat, ampunan, dan pembebasan dari api neraka.

Nabi Saw menyebut bulan ini bulan rahmat (kasih sayang), karena pada bulan ini kita menajamkan kembali rasa sayang kita. Kita dianjurkan menyayangi anak yatim, karena mereka adalah anak anak yang telah kehilangan kasih sayang. Kita diperintahkan untuk mengasihi orang-orang muda, supaya mereka tidak mencari kasih sayang di tempat­-tempat yang terlarang. Kita diimbau untuk menyantuni saudara-saudara yang lemah, fakir miskin dan para pekerja yang berada di bawah tanggungan kita. Bulan Ramadhan adalah bulan solidaritas sosial. Di tengah-tengah masyarakat yang sudah gersang dengan rasa kasih, ramadhan hadir untuk meniupkan rahmat.

Keempat, bulan Ramadhan adalah bulan pengabulan doa.

Wahai manusia, sesungguhnya pada bulan ini pintu-pintu surga terbuka. Maka memohonlah kepada Tuhan kalian agar tidak menutupnya bagi kalian, pintu-pintu neraka tertutup, maka mintalah kepada Tuhan kalian agar tidak membukanya atas kalian, dan tangan-tangan para setan terbelenggu, maka mohonlah kepada Tuhan kalian sehingga mereka tidak dapat menguasai kalian…”

Ali bin Abi Thalib berkata: `Aku berdiri dan berkata: Ya Rasul Allah, amal apa yang paling utama di bulan ini?” Nabi menjawab: “Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga dari apa yang diharamkan Allah.”

Kelima, anjuran memperbanyak empat hal di bulan ini, yang dua hal dapat mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan yang dua hal kamu pasti memerlukannya. Dua hal yang mendatangkan keridhaan Allah yaitu syahadah (Laailaaha illallaah) dan beristighfar kepada Allah, dan dua hal yang pasti kalian memerlukannya yaitu mohonlah kepada-Nya untuk masuk surga dan berlindung kepada-Nya dari api neraka. Shahadah berarti kita harus meneguhkan ketauhidan kita kepada Alloh agar jangan mensekutukanNya dengan apapun.

Beristigfar pada bulan ramadhan, karena Allah membukakan pintu taubat dan ampunan. Pada bulan inilah kita menemukan saat yang paling tepat; ketika kita tersungkur di hadapan Allah, merintih memohonkan ampunan-Nya. Punggung kita yang telah sarat dengan dosa kita ringankan dengan memperpanjang sujud kita. Disini kita membebaskan diri kita dari pasungan dosa dengan memperbanyak istighfar.

Karena itu diantara wirid yang harus kita biasakan di bulan Ramadhan adalah istighfar: Ya Allah, Engkau Maha Pengampun dan Maha Mulia. Ampuni aku. Innaka ‘afuwwun karim, tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni.