ASALAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOHI WABAROKATUH BLOG By MUH FAJAR HUDI APRIANTO @ MARI KITA GUNAKAN WAKTU KITA YANG TERSISA DENGAN SEBAIK MUNGKIN KARENA WAKTU KITA HANYA SEDIKIT AGAR KITA TIDAK TERMASUK ORANG ORANG YANG MERUGI mafa GUNAKAN WAKTU MUDAMU SEBELUM DATANG WAKTU TUAMU WAKTU SEHATMU SEBELUM DATANG WAKTU SAKITMU KAYAMU SEBELUM TIBA MISKIN WAKTU LAPANGMU SEBELUM TIBA WAKTU SEMPITMU DAN GUNAKAN WAKTU HIDUPMU SEBELUM TIBA MATIMU pesan nabi

Minggu, 21 Agustus 2011

PUASA ITU SEBAGAI PERISAI



Sampun kito mangertasi bilih siyam meniko boten namong nahan makan minum tapi juga nahan hawa nafsu , nafsu nopo kemawon , wonten hadis nabi engkang artosipun = semua amal anak adam dicampuri nafsu kecuali puasa maka itu melulu uutkku ,aku yg akan membalasnya .
Bila kita pahami bahwa puasa merupakan satu proses /wadah penggemblengan /penempaan jiwa atau kawah condrodimuko ,kita tak bias bayangkan bila kita diberi kekuatan ,kesempatan hidayah shg it adapt benar2 bisa berpuasa terbebas dari cengkraman hawa nafsu kita sendiri insyaAlloh jadi orang yg muttaqin .barangkali kalau amal lain spt zakat sholat dll itu dpt tercampuri hawa nafsu maka puasa amalyg sngat istimewa ,sampai sampa Alloh mengatakan “itu melulu untukku padahalkalau kita ikuti kaidah umum bahwa Alloh tdk butuk apapun dari manusia ,semua amal akan kembalipada pelakunya, jadi kalimat tersebut merupakan penekanan bahwa puasa sangat diistemewakan  .
Dan hadis selanjutnya berbunyi “DAN AKU SENDIRI YG AKAN MEMBALASNYA. Padahal semua amal yg membalas itu Alloh , seorang ulama meng ibaratkan (ilustrasi) seorang sisiwa yg berprestasi yg member ijazah kepalanya/rector sedang murid yg lain yg member gurunya. Begitu juga puasa yg member langsung Aloh yg lainnya lewat malaikat.dalam hais tsb diteruskan bahwa puasa itu perisai (dinding penghalang) artinya dengan puaa kita akan terbentengi dari perbuatan yg keji baik perkataan dan amal lainnya , dan tentunya perisai itu terbentuk seiriing dg kemauaan dan kualitas puasa kita Semakin baik puasa kita semakin terbentengi dari hal yg negatif(menuju dosa)walaupun hanya terdetik dlam hati /pikiran.   
Puasa itu bias jadi perisai /diding yg menghalangi dari kobaran api neraka , bagi yg tidak puasa berarti membiarka dirinya terkena kobaran apineraka yg panasnya 1000 kali api dunia. Mudah-mudahan kita diberi kesempatan oleh Alloh unutk berpuasa spt yg diharapka alloh dan rosulnya, agar kit Dpat tergolong orag yg terbentengi dari neraka Alloh dan dimasukkan kedalamsurga melewati pintu ARROYAN ( RS II 235 )
Puasa melatih menggembleng manusia berjiwa tauhid karena membebaskan kita dari ilah (menuhankan ) hawa nufsu
+ >  Puasa baik untuk kesehatan dan pernah terbuktidijaman nabi  “ dulu nabi pernah meng dokter ndang dokter/tabib ke madinah beberapa waktu untuk jaga-jaga  tapi itu tdk pernah megobati dan bertanya mengapa orang disini tak pernah sakit ja itu awab nabi kami tdk makan sebelum lapar dan menyudahi makan sebelum kenyang karena perut terbagi jadi 3 bagian : sepertga makanan sepertiga minumsepertiga nafas , saat kita antop (bersendawa0itu tandanaya angin terdesak keluar karena banyak makanan dan kami puasa ( sebagian besar penyakit disebabkan oleh mulut/perut)

Selasa, 16 Agustus 2011

PENGHANCUR AQIDAH


Di bangku kuliah, kita biasa mendengar ada istilah “guru besar” alias professor. Pada hari ini, di dunia almamater muncul “guru besar” yang jauh lebih hebat pengaruhnya dibandingkan pak Prof. Siapakah dia? Jawabnya, itulah barang malang yang disebut dengan “televisi”. Kehebatannya dalam mempengaruhi orang tidak perlu diragukan lagi. Mulai balita, anak kecil, ABG, orang dewasa, dan lansia, baik laki-laki, maupun perempuan dari kalangan orang rakyat jelata sampai professor; semuanya “bertekuk lutut” di hadapan TV. Semua terpukau dan silau dengan gemerlapnya tayangan televisi, seakan-akan tak ada cacat, aib, dan kesalahannya. Tapi, bagi orang yang memiliki sedikit ilmu din (agama) akan tahu tentang bahaya dan kerugian yang ditimbulkan oleh televisi di dunia dan akhirat.
Tayangan Televisi telah melatih para pemuda untuk berbuat kekerasan melalui berbagai adegan yang ditampilkan kepada mereka dalam bentuk film-film tentang kriminal, karate, pertandingan tinju, dan lain sebagainya. Pengaruh buruknya bisa kita lihat dalam kehidupan anak-anak muda yang senang melakukan tawuran dan aksi kekerasan. Ini disebabkan karena mereka terobsesi dengan tayangan-tayangan di TV yang merusak akhlak mereka. Waktu mereka untuk belajar sangat sempit, digeser oleh berbagai jenis hiburan dan tayangan acara televisi yang menghabiskan waktu dengan materi yang tidak mendidik. Parahnya lagi, kurangnya jam pendidikan agama di sekolah-sekolah umum. Itu pun kalau guru agamanya hadir. Terkadang guru agamanya hadir, tapi para remaja sangat sedikit mendapatkan bimbingan-bimbingan rohani. Padahal bimbingan rohanilah yang dapat menyejukkan hati meraka yang merupakan pengontrol dari perbuatan-perbuatan mereka.
Disamping itu, keluarga sebagai lembaga nonformal yang pertama dan yang paling utama, kini cenderung sepi. Kedua orang tua berkerja dan anak dibiarkan menentukan pendidikan dan panutannya sendiri; atau mungkin ibu ada di rumah, namun ia tidak menerapkan pendidikan akhlak di keluarga, bahkan secara tidak langsung anak disuruh menyesuaikan diri dengan dunia modern yang penuh kebebasan. Mereka disediakan kamar sendiri dengan seperangkat video game, televisi dan computer yang memungkinkan anak menemukan celah-celah buruk dari media tersebut berupa sex, horor, kekerasan dan penghamburan waktu, tanpa kontrol dari orang tua. Oleh karena itu, pada akhir-akhir ini kita sering mendengar berita-berita kriminal, seperti pembunuhan, pencurian, pemerkosaan dan lainnya. Kesemuanya ini adalah perkara-perkara yang dilarang oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Mereka mempelajari kejahatan-kejahatan ini melalui film dan tayangan televisi .
Allah –’Azza wa Jalla- berfirman:
“Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya dan mengutuknya, serta menyediakan siksaan yang besar baginya” . (QS. An-Nisa`: 93)
Seorang mufassir, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy rahimahullah berkata dalam menafisrkan ayat ini, “Tidak ada ancaman yang lebih besar dalam semua jenis dosa besar, bahkan tidak pula semisalnya dibandingkan ancaman ini, yaitu pengabaran bahwa balasan orang yang membunuh adalah Jahannam. Maksudnya, cukuplah dosa yang besar ini saja untuk dibalasi pelakunya dengan Jahannam, beserta siksaan yang besar di dalamnya, kerugian yang hina, murkanya Al-Jabbar (Allah), luputnya keberuntungan, dan terjadinya kegagalan, dan kerugian. Kami berlindung kepada Allah dari segala sebab yang menjauhkan dari rahmat-Nya”. [Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman (hal. 193-194)]
Televisi juga mempropagandakan gaya hidup mewah dan bebas di tengah dunia nyata. Akibatnya, semakin banyak orang yang hidup tanpa arah yang jelas; mencuri, merampok, korupsi dan lain-lain.
Guru Besar telah melatih para penjahat tentang seni terbaru dalam mencuri, menjarah, membuka kunci dan menghapus jejak kejahatan. Jika kita memperhatikan masa lalu, maka kita akan mendapati bahwasanya kejahatan dahulu itu sangat sederhana, sehingga dalam waktu singkat, para petugas mampu menangkap penjahat tersebut. Namun, kini para penjahat telah mempelajari dan mengetahui berbagai cara dan modus kejahatan terbaru. Mereka berguru dari film-film action dan selainnya, yang diajarkan oleh Guru Besar. Oleh karena itu, betapa seringnya kita mendengar terjadinya penjarahan rumah-rumah, pencurian mobil, pengedaran obat terlarang, penculikan gadis-gadis, perkosaan, pembunuhan dan lain sebagainya. Semua berhasil dengan sempurna berkat strategi yang jitu sehingga mampu melemahkan petugas. Dari mana mereka belajar semua itu? di universitas manakah mereka belajar? siapa yang mengajarkan semua itu kepada mereka? Tentunya dari Guru Besar alias TV.
Dibulan romadon ini kita harus hati-hati dalam menonton acara acara terkesan islami tapi bisa jadi tidak sejalan dengan aqidah islam.....dan kultur islam......saya tidak akan menyebut tayangan apa itu.....walaupun  program yang baik juga ada.