ASALAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOHI WABAROKATUH BLOG By MUH FAJAR HUDI APRIANTO @ MARI KITA GUNAKAN WAKTU KITA YANG TERSISA DENGAN SEBAIK MUNGKIN KARENA WAKTU KITA HANYA SEDIKIT AGAR KITA TIDAK TERMASUK ORANG ORANG YANG MERUGI mafa GUNAKAN WAKTU MUDAMU SEBELUM DATANG WAKTU TUAMU WAKTU SEHATMU SEBELUM DATANG WAKTU SAKITMU KAYAMU SEBELUM TIBA MISKIN WAKTU LAPANGMU SEBELUM TIBA WAKTU SEMPITMU DAN GUNAKAN WAKTU HIDUPMU SEBELUM TIBA MATIMU pesan nabi

Senin, 07 April 2014

Menapak Jejak di Blue Mosque dan Hagia Sophia - Islambul

Negeri Turki sebagaimana dalam cerita dan dongong-dongeng masa kecil saya dalam buku majalah popular anak-anak pada masa itu,  adalah negeri yang terlukiskan indah dengan beragam adat budaya yang khas ketimuran berbalur eropa.
Republik Turki disebut Türkiye, sebuah negara besar di kawasan Eurasia. Wilayahnya terbentang dari Semenanjung Anatolia di Asia Barat Daya dan daerah Balkan di Eropa Tenggara.
Laut Marmara yang merupakan bagian dari Turki digunakan untuk menandai batas wilayah Eropa dan Asia, sehingga Turki dikenal sebagai negara transcontinental. Disebabkan oleh lokasinya yang strategis di persilangan dua benua, budaya Turki merupakan campuran budaya Timur dan barat menjadi hal unik yang sering diperkenalkan sebagai jembatan antara dua buah peradaban.
Ada banyak sekali tempat wisata dan tempat bersejarah yang bisa dan wajib dikunjungi selama berada di Turki. Wah, kalau tidak mengingat waktu, bisa jadi tempat-tempat tersebut baru akan habis setelah berbulan-bulan.
Di kunjungan saya, ada beberapa tempat yang saya telusuri dan mungkin bisa menjadi bahan referensi untuk juga dikunjungi teman-teman di suatu saat nanti. Semuanya menjanjikan keunikan dan keindahan yang langka kita temui di tempat lain karena perpaduan budaya dua benua.
Istanbul
Istanbul adalah salah satu kota terbesar dan terpenting di Turki dan dikenal dengan nama Konstantinopol  (bukan Konstantinopel – Rev.)* atau Byzantium.
Ibukota Turki sebenarnya adalah Ankara namun kota Istanbul mengambil peranan penting sebagai kota perdagangan dan peradaban budaya. Di Istanbul ada beberapa tempat yang bisa kita kunjungi sebagimana yang saya paparkan berikut.
Blue Mosque
Landmark kota Istanbul sepertinya adalah Blue Mosque. Sebagaimana menara Eiffel di Paris,  masjid ini adalah salah satu ikon terkenal milik Istanbul. Ada enam menara Blue Mosque yang seolah mendominasi kawasan Sultanahmet, distrik tertua di Istanbul. Desain bangunan masjid ini juga terlihat sangat menarik dengan kubah-kubahnya yang artistik dan khas.
Jika diperhatikan seksama, bangunan ini ternyata menyerupai bentuk Hagia Sophia, bangunan lain yang terletak tak jauh dari Blue Mosque.
Blue Mosque
Di cuaca yang dingin itu, saya dan pengunjung Blue Mosque yang lain dalam antrian panjang. Sesekali saya mengambil foto sekitar masjid. Bangunan khas Eropa yang kebanyakan dari bebatuan terlihat mendominasi keseluruhan bangunan tua tersebut.  Saat kita memasuki dalam masjid yang dibangun pada 1609 ini, kita wajib melepas alas sepatu yang kita kenakan. Masjid ini akan ditutup untuk umum pada jam-jam sholat.
Antrian Pengunjung Blue Mosque
Dinding bagian dalam Blue Mosque berhiaskan 20 ribu keping keramik berwarna biru. Itulah ternyata kenapa masjid ini disebut Blue Mosque. Memiliki 260 jendela dan bagian dalamnya dihiasi berbagai ornamen abstrak yang bernilai seni tinggi.
Depan Blue Mosque / Masjid Sultanahmed
Hagia Sophia
Obyek wisata yang juga tergolong wajib dan menarik dikunjungi di Istanbul adalah Hagia Sophia atau Aya Sofia. Bangunan bersejarah yang berumur sekitar 1500 tahun ini selama berdiri dalam riwayatnya adalah sebuah Gereja yang kemudian dimasa Kesultanan Sultan Mehmet II dirubah menjadi Masjid.
Pada masa Sultan Murad III, pembagian ruangnya disempurnakan dengan mengubah bagian-bagian masjid yang masih bercirikan gereja. Mengganti tanda salib yang terpampang pada puncak kubah dengan hiasan bulan sabit dan menutupi hiasan-hiasan  yang semula ada di dalam Gereja Hagia Sophia dengan tulisan kaligrafi Arab. Altar dan perabotan-perabotan lain juga dihilangkan. Patung-patung dan lukisan-lukisannya sudah dicopot atau ditutupi cat. Lantas selama hampir 500 tahun bangunan bekas Gereja Hagia Sophia berfungsi sebagai masjid.
Adanya kontak budaya antara orang-orang Turki yang beragama Islam dengan budaya Nasrani Eropa, akhirnya arsitektur masjid yang semula berupa atap rata dan bentuk kubah, kemudian mulai berubah menjadi atap meruncing. Setelah mengenal bentuk atap meruncing inilah merupakan titik awal dari pengembangan bangunan masjid yang bersifat megah, berkesan perkasa dan vertikal. Hal ini pula yang menyebabkan timbulnya gaya baru dalam penampilan masjid, yaitu pengembangan lengkungan-lengkungan pada pintu-pintu masuk, untuk memperoleh kesan ruang yang lebih luas dan tinggi.
Namun, sejak masa pemerintahan Mustafa Kemal Attaturk, beliau di tahun 1937 mengubah bangunan ini menjadi Museum. Penguasa Turki dari kelompok Muslim nasionalis ini melarang penggunaan bangunan Masjid Aya Sofia untuk shalat dan mengganti fungsi masjid menjadi museum. Mulailah proyek pembongkaran Masjid Aya Sofia. Beberapa desain dan corak bangunan yang bercirikan Islam diubah lagi menjadi gereja. Praktik keagamaan, baik Nasrani maupun Muslim dilarang dilakukan di dalam kompleks Hagia Sophia.
Sejak difungsikan sebagai museum, para pengunjung bisa menyaksikan budaya Kristen dan Islam bercampur menghiasi dinding dan pilar pada bangunan Aya Sofia. Bagian di langit-langit ruangan di lantai dua yang bercat kaligrafi dikelupas hingga mozaik berupa lukisan-lukisan sakral Kristen peninggalan masa Gereja Hagia Sophia kembali terlihat.
Secara nyata,  detail mengenai bangunan ini kusimak secara perlahan. Sebagaimana gambaran yang pernah kubaca dalam buku pemberian sahabatku yang berjudul ‘ 99 Cahaya di Langit eropa” – Menapak jejak Islam di Eropa,  ditulis oleh Hanum Rais.
Depan Hagia Sophia
Perpaduan Gereja dan Masjid
Perhatikan Bagian Atas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar