ASALAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOHI WABAROKATUH BLOG By MUH FAJAR HUDI APRIANTO @ MARI KITA GUNAKAN WAKTU KITA YANG TERSISA DENGAN SEBAIK MUNGKIN KARENA WAKTU KITA HANYA SEDIKIT AGAR KITA TIDAK TERMASUK ORANG ORANG YANG MERUGI mafa GUNAKAN WAKTU MUDAMU SEBELUM DATANG WAKTU TUAMU WAKTU SEHATMU SEBELUM DATANG WAKTU SAKITMU KAYAMU SEBELUM TIBA MISKIN WAKTU LAPANGMU SEBELUM TIBA WAKTU SEMPITMU DAN GUNAKAN WAKTU HIDUPMU SEBELUM TIBA MATIMU pesan nabi

Senin, 06 Januari 2014

Tahun Kabisat

Tahun Kabisat (Bahasa Inggris: Leap Year) adalah sebuah Tahun Syamsiah di mana pada tahun tersebut jumlah hari tidak terdiri dari 365 hari tetapi 366 hari.
Satu tahun syamsiah tidak secara persis terdiri dari 365 hari, tetapi 365 hari, 5 jam, 48 menit dan 45,1814 detik. Jika hal ini tidak dihiraukan, maka setiap empat tahun akan kekurangan hampir satu hari.
Maka untuk mengkompensasi hal ini setiap empat tahun sekali (tahun yang bisa dibagi empat), diberi satu hari ekstra: 29 Februari. Tetapi karena 5 jam, 48 menit dan 45,1814 detik kurang dari 6 jam, maka tahun-tahun yang bisa dibagi 100 (seperti tahun 1900), bukan tahun kabisat, kecuali bisa dibagi dengan 400 (seperti tahun 2000).
Terdapat algoritma mudah untuk menentukan apakah suatu tahun termasuk tahun kabisat atau bukan sebagai berikut:
Jika angka tahun itu habis dibagi 400, maka tahun itu sudah pasti tahun kabisat.
Jika angka tahun itu tidak habis dibagi 400 tetapi habis dibagi 100, maka tahun itu sudah pasti bukan merupakan tahun kabisat.
Jika angka tahun itu tidak habis dibagi 400, tidak habis dibagi 100 akan tetapi habis dibagi 4, maka tahun itu merupakan tahun kabisat.
Jika angka tahun tidak habis dibagi 400, tidak habis dibagi 100, dan tidak habis dibagi 4, maka tahun tersebut bukan merupakan tahun kabisat.
Tahun Kabisat menurut definisi ini ada sejak diluncurkannya kalender Gregorian.

SEJARAHNYA
Tahun kabisat berawal dari zaman Kekaisaran Romawi ribuan tahun lalu. Pada waktu itu pemimpin Romawi Julius Caesar gusar, sebab penanggalan yang berlaku malah membuat pusing kepala. Bulan Desember, misalnya kadang musim dingin, kadang tidak.

Kemudian, ia memerintahkan ahli perbintangan kerajaan, Sosigenes untuk membuat penanggalan baru yang bisa menunjukkan musim dengan tetap.

Sosigenes lalu menyampaikan perhitungn kalender satu tahun berdasarkan waktu yang diperlukan.Bumi untuk satu kali mengitari Matahari. Dia mengatakan, lama Bumi mengitari Matahari adalah 365,25 hari. Namun, supaya mudah, digenapkan menjadi 365 hari. Kekurangannya akan digabung menjadi 1 hari setiap empat tahun sekali. Itulah tahun kabisat! Dan pada tahun 45 SM, sistem penanggalan itu resmi digunakan oleh semua wilayah jajahan Kekaisaran Romawi.

Kemudian tanggal berapa yang hanya akan muncul beberapa tahun sekali ? Ditetapkan pula bahwa satu hari akan ditambahkan pada bulan Februari setiap tahun kabisat. Sebab bulan Februari memiliki jumlah hari paling sedikit, yaitu 29. Bila tahun kabisat tiba, Februari memiliki 30 hari.

Beberapa waktu kemudian, Julius Caesar digantikan oleh Kisar Ahustus. Kembali kalender yang ada "dikutak-katik". Ia mengganti bulan Hexelius menjadi bulan Agustus. Ia juga menambahkan satu hari pada bulan Agustus. Bila Hexelius hanya terdiri dari 30 hari, maka Agustus terdiri dari 31 hari. Mau tahu dari mana Kaisar Agustus mengambil satu hari ? Dari bulan Februari. Jadilah akhirnya Februari memiliki 28 hari pada tahun biasa dan 29 hari pada tahun kabisat. Dengan demikian, urutan nama bulan dari Januari sampai Desember beserta jumlah harinya sama dengan yang berlakau sekarang.

Meleset 11 menit 14 detik
Setelah sekitar 1.500 tahun berlalu, ternyata kalender Masehi yang disahkan Julius Caesar itu kembali membingungkan. Hal ini paling nyata diamati umat Kristen
Perayaan Paskah yang seharusnya terjadi di musim semi kemudian bergeser. Apalagi yang salah?

Akhirnya Paus XIII memerintahkan para ahli perbintangan Christopher Clavius untuk mencari tahu. Setelah menghitung dan meneliti bintang-bintang di jagat raya, Christopher menemukan sesuatu !

Ia menghadap Paus dan mengatakan bahwa lama satu tahun adalah 365,24219 hari! Kalau dibulatkan kira-kira menjadi 365,24 hari. Perhitungan Sosigenes dulu menghasilkan kesalahan 11 menit 14 detik setiap tahunnya. Akibatnya, setelah sekitar 1.500 tahun, kesalahannya menjadi 10 hari.

Lagi pula Christopher, menghadirkan tahun kabisat setiap 4 tahun sekali itu terlalu banyak! Dia mengusulkan supaya tahun kabisat tetap terjadi 4 tahun sekali kecuali pada tahun yang berakhiran 00. Pada tahun itu, tahun kabisat diberlakukan kalau tahunnya habis dibagi 400. Kalau ini disetujui, dalam 2.500 tahun hanya perlu ada penyesuaian satu hari! Paus setuju dan meresmikan itu tahun 1582.

Dengan penetapan seperti tersebut bagi siapa saja yang lahir tanggal 29 Februari, maka akan menjumpai pengulangan tanggal setiap 4 tahun sekali. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar