ASALAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOHI WABAROKATUH BLOG By MUH FAJAR HUDI APRIANTO @ MARI KITA GUNAKAN WAKTU KITA YANG TERSISA DENGAN SEBAIK MUNGKIN KARENA WAKTU KITA HANYA SEDIKIT AGAR KITA TIDAK TERMASUK ORANG ORANG YANG MERUGI mafa GUNAKAN WAKTU MUDAMU SEBELUM DATANG WAKTU TUAMU WAKTU SEHATMU SEBELUM DATANG WAKTU SAKITMU KAYAMU SEBELUM TIBA MISKIN WAKTU LAPANGMU SEBELUM TIBA WAKTU SEMPITMU DAN GUNAKAN WAKTU HIDUPMU SEBELUM TIBA MATIMU pesan nabi

Selasa, 07 Maret 2023

Sejarah Puasa dan Khutbah Rosululloh menjelang Ramadhan

 Sejarah Puasa dan Khutbah Rosululloh menjelang Ramadhan Syukur

 Alhamdulilah kepada Alloh  dan Sholawat serta salam tercurah kepada  Nabi Muhammad Saw, shahabat dan para pengikutnya

Sejarah Puasa Ramadhan pertama kali diwajibkan oleh Allah Swt untuk umat Islam terjadi pada tahun kedua Hijriyah. Menurut ulama ada yang berpendapat hari senin tanggal 2 sya’ban  Pada waktu itu, Rasulullah SAW baru menerima perintah memindahkan arah kiblat dari Baitul Maqdis di Palestina ke arah Masjidil Haram di Makkah. Berarti selama 15 tahun belum diwajibkan puasa ramadan. Lalu kapan pelaksanaannya maka dijelaskan dalam ayat selanjutnya 2;185 di bulan romadon, sahru romadona….

Imam At-Thobari dalam Jami’ Al-Bayan menuliskan bahwa Muadz bin Jabal ra berkata: Ketika Rasulullah saw datang ke Mekkah maka puasa yang dilakukan oleh beliau adalah puasa Asyura dan puasa tiga hari pada setiap bulannya, hingga akhirnya Allah mewajibkan puasa Ramadhan, dan Allah menurunkan ayat-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang yang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaiman telah diwajibkan kepada umat sebelummu agar kamu bertaqwa.” (QS Al-Baqarah : 183).

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ

Artinya: Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, ( 2; 185 )

Jadi Alloh memerintahkan puasa yang berat itu melalui proses 15 th setelah iman kaum muslimin sudah kokoh dan lurus sehingga saat diperintah tidak merasa terbebani karena puasa itu tiak mudah dilalakukan tidak sekedar bias melalukan tapi terasa lapang dan senang ketika datangnya Ramadan, agar bisa menikmati Ramadan harus cinta sehingga ketika Ramadan berlalu merasa kehilangan itulah yang diinginkan Alloh dan Rosulnya.  Alloh memotivasi dengan menyebutkan bahwa yg puasa bukan sekedar kamu tapi umat terdahulun juga berpuasa sehngga di bulan sya’ban rosululloh memberikan motivasi yang luar biasa dengan menyebutkan keutamaan bulan suci Ramadan agar dalam menjalaninya dengan lapang / marhab dan penuh keikhlasan.

Rasulullah Shallalhu ‘Alaihi Wasallam pada akhir bulan Sya’ban atau menjelang masuknya bulan suci Ramadhan, pernah memberikan khutbah atau nasihat di hadapan para shahabatnya. Rasulullah pada kesempatan tersebut menjelaskan tentang keutamaan dan keistimewaan bulan suci Ramadan. Khutbah atau nasihat pada akhir Sya’ban Rasulullah Shallalhu ‘Alaihi Wasallam tersebut sebagai berikut:

أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، شَهْرٌ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، جَعَلَ اللهُ صِيَامَهُ فَرِيْضَةً، وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا،

مَنْ تَقَرَّبَ فِيْهِ بِخِصْلَةٍ مِنَ الْخَيْرِ، كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ، وَمَنْ أَدَّى فِيْهِ فَرِيْضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَة فِيْمَا سِوَاهُ،

وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ، وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّةُ، وَشَهْرُ الْمُوَاسَاةِ، وَشَهْرٌ يَزْدَادُ فِيْهِ رِزْقُ الْمُؤْمِنِ، مَنْ فَطَّرَ فِيْهِ صَائِمًا كَانَ مَغْفِرَةً لِذُنُوْبِهِ، وَعِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ، وَكَانَ لَهُ مِثْلَ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْتَقِصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ،

قَالُوْا: لَيْسَ كُلُّنَا نَجِدُ مَا يفطرُ الصَّائِمُ. فَقَالَ : يُعْطِي اللهُ هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا عَلَى تَمْرَةٍ أَوْ شَرْبَةَ مَاءٍ أَوْ مَذقَةَ لَبَنٍ،

وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ، مَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْكِهِ غَفَرَ اللهُ لَهُ، وَأَعْتَقَهُ مِنَ النَّارِ،

وَاسْتَكْثِرُوْا فِيْهِ مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ، : خِصْلَتَيْنِ تَرْضْوَنِ بِهِمَا رَبَّكُمْ، وَخِصْلَتَيْنِ لَا غِنًى بِكُمْ عَنْهُمَا، فَأَمَّا الْخِصْلَتَانِ اللَّتَانِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ فَشَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَتَسْتَغْفِرُوْنَهُ، وَأَمَّا اللَّتَانِ لَا غِنَى بِكُمْ عَنْهُمَا فَتَسْأَلُوْنَ اللهَ الْجَنَّةَ وَ تَعُوْذُوْنَ بِهِ مِنَ النَّارِ، وَمَنْ أَشْبَعَ فِيْهِ صَائِمًا سَقَاهُ اللهُ مِنْ حَوْضِيْ شَرْبَةً لَا يَظْمَأُ حَتَّى يَدْخُلَ الْجَنَّةَ.

Artinya: ”Wahai manusia, sungguh telah dekat kepadamu bulan yang agung, bulan yang penuh dengan keberkahan, yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik (nilainya) dari seribu bulan, bulan yang mana Allah tetapkan puasa di siang harinya sebagai fardhu, dan shalat (tarawih) di malamnya sebagai tambahan.

Barang siapa mendekatkan diri kepada Allah di bulan ini dengan satu kebaikan (amalan sunnah), maka pahalanya seperti dia melakukan amalan fardhu di bulan-bulan yang lain. Barangsiapa melakukan amalan fardhu di bulan ini, maka pahalanya seperti telah melakukan 70 amalan fardhu di bulan lainnya.

Inilah bulan kesabaran dan balasan atas kesabaran adalah surga, bulan ini merupakan bulan kedermawanan dan simpati (satu rasa) terhadap sesama. Dan bulan di mana rizki orang-orang yang beriman ditambah. Barang siapa memberi makan (untuk berbuka) orang yang berpuasa maka baginya pengampunan atas dosa-dosanya dan dibebaskan dari api neraka dan dia mendapatkan pahala yang sama sebagaimana yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa .

Mereka (para sahabat) berkata : “Wahai Rasulullah! tidak semua dari kami mempunyai sesuatu yang bisa diberikan kepada orang yang berpuasa untuk berbuka.”

Rasulullah menjawab: “Allah akan memberikan pahala ini kepada orang yang memberi buka puasa walaupun dengan sebiji kurma, atau seteguk air, atau setetes susu”.

Inilah bulan yang permulaannya (sepuluh hari pertama) Allah menurunkan rahmat, yang pertengahannya (sepuluh hari pertengahan) Allah memberikan ampunan, dan yang terakhirnya (sepuluh hari terakhir) Allah membebaskan hamba-Nya dari api neraka . Barangsiapa yang meringankan hamba sahayanya di bulan ini, maka Allah akan mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka.

Dan perbanyaklah melakukan empat hal di bulan ini, yang dua hal dapat mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan yang dua hal kamu pasti memerlukannya. Dua hal yang mendatangkan keridhaan Allah yaitu syahadah (Laailaaha illallaah) dan beristighfar kepada Allah, dan dua hal yang pasti kalian memerlukannya yaitu mohonlah kepada-Nya untuk masuk surga dan berlindung kepada-Nya dari api neraka . Dan barang siapa memberi minum kepada orang yang berpuasa (untuk berbuka), maka Allah akan memberinya minum dari telagaku, di mana dengan sekali minum ia tidak akan merasakan haus sehingga ia memasuki surga“.

(H.R. Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, dan Imam Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib mengatakan: “Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, dan Ibnu Khuzaimah berkata: “Khabar ini shahih”. Juga diriwayatkan oleh Imam Baihaki, dan Ibnu Hibban”. Sedangkan Syaikh AL-Albany menilai hadits ini sebagai Hadits Dhaif sebagaimana dalam bukunya, Dha’if at-Targhib wat Tarhib).

Ulama menyebutkan, hadits ini memang riwayatnya dha’if (lemah). Namun diriwayatkan lebih dari 25 riwayat, dan pada makna-makna kalimatnya didukung oleh hadits-hadits shahih. Maka pada hakikatnya meskipun hadits ini riwayatnya dha’if, tapi merupakan perpaduan hadits-hadits shahih yang terpecah.

Dalam riwayat lain nabi bersabda : “Bertaubatlah kepada-Nya dari dosa-dosa, angkatlah kedua tangan kalian untuk berdoa di waktu-waktu shalat; karena pada saat-saat itu adalah waktu yang paling utama; Allah akan melihat para hamba-Nya pada waktu itu dengan kasih sayang, menjawab mereka jika bermunajat kepada-Nya, memenuhi (panggilan) mereka jika memanggil-Nya, dan mengabulkan mereka jika memohon-Nya.

“Wahai manusia, sesungguhnya diri kalian tergadaikan oleh amal perbuatan kalian, maka bebaskanlah ia dengan istighfar; dan pundak kalian terbebani oleh dosa-dosa kalian, maka ringankanlah dosa-dosa itu dengan panjangnya sujud. Dan ketahuilah bahwa Allah menyebut dirinya telah bersumpah demi kemuliaan-Nya untuk tidak menyiksa orang-orang yang melakukan shalat dan bersujud, dan tidak menakut-nakuti mereka dengan api neraka ketika semua manusia bangkit menghadap Tuhan semesta alam.

Kandungan Khutbah bulan Sya’ban menyambut Ramadhan

Jika disimpulkan ,butir-butir pesan dalam khutbah akhir Sya’ban Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dapat disebutkan sebagai berikut:

Pertama, keberkahan bulan Ramadhan dengan dilipatgandakannya semua pahala amal kebaikan, terutama pada malam Lailatul Qadar, yang lebih baik daripada seribu bulan.

Bulan Berkah. Ramadhan adalah bulan yang menaburkan berkah. Berkah adalah kelebihan manfaat di atas manfaat yang biasa. Berkah adalah bonus Bila Rp 100.000,00 yang Anda peroleh Anda habiskan untuk berfoya-foya sendirian, uang Anda tidak mengandung berkah. Bila dengan uang yang sama Anda mengobati orang yang sakit, membayar utang orang yang berutang, memberi makan pada orang yang lapar, memberi pakaian pada orang telanjang, maka uang Anda adalah uang yang penuh berkah. Bila air minum itu selain melepaskan dahaga juga menyembuhkan sakit Anda, maka air minum itu mengandung berkah.

Kedua, bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran dan kedermawanan.

Pada bulan Ramadan nabi Muhammad pemurah seperti angina yang berhembus dan bulan ini disebut juga syahrus sabru yaitu bulan melatih dan meningkatkan kesabaran karena intu puasa adalah menahan hawa nafsu.

Ketiga, bulan Ramadhan adalah bulan rahmat, ampunan, dan pembebasan dari api neraka.

Nabi Saw menyebut bulan ini bulan rahmat (kasih sayang), karena pada bulan ini kita menajamkan kembali rasa sayang kita. Kita dianjurkan menyayangi anak yatim, karena mereka adalah anak anak yang telah kehilangan kasih sayang. Kita diperintahkan untuk mengasihi orang-orang muda, supaya mereka tidak mencari kasih sayang di tempat­-tempat yang terlarang. Kita diimbau untuk menyantuni saudara-saudara yang lemah, fakir miskin dan para pekerja yang berada di bawah tanggungan kita. Bulan Ramadhan adalah bulan solidaritas sosial. Di tengah-tengah masyarakat yang sudah gersang dengan rasa kasih, ramadhan hadir untuk meniupkan rahmat.

Keempat, bulan Ramadhan adalah bulan pengabulan doa.

Wahai manusia, sesungguhnya pada bulan ini pintu-pintu surga terbuka. Maka memohonlah kepada Tuhan kalian agar tidak menutupnya bagi kalian, pintu-pintu neraka tertutup, maka mintalah kepada Tuhan kalian agar tidak membukanya atas kalian, dan tangan-tangan para setan terbelenggu, maka mohonlah kepada Tuhan kalian sehingga mereka tidak dapat menguasai kalian…”

Ali bin Abi Thalib berkata: `Aku berdiri dan berkata: Ya Rasul Allah, amal apa yang paling utama di bulan ini?” Nabi menjawab: “Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga dari apa yang diharamkan Allah.”

Kelima, anjuran memperbanyak empat hal di bulan ini, yang dua hal dapat mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan yang dua hal kamu pasti memerlukannya. Dua hal yang mendatangkan keridhaan Allah yaitu syahadah (Laailaaha illallaah) dan beristighfar kepada Allah, dan dua hal yang pasti kalian memerlukannya yaitu mohonlah kepada-Nya untuk masuk surga dan berlindung kepada-Nya dari api neraka. Shahadah berarti kita harus meneguhkan ketauhidan kita kepada Alloh agar jangan mensekutukanNya dengan apapun.

Beristigfar pada bulan ramadhan, karena Allah membukakan pintu taubat dan ampunan. Pada bulan inilah kita menemukan saat yang paling tepat; ketika kita tersungkur di hadapan Allah, merintih memohonkan ampunan-Nya. Punggung kita yang telah sarat dengan dosa kita ringankan dengan memperpanjang sujud kita. Disini kita membebaskan diri kita dari pasungan dosa dengan memperbanyak istighfar.

Karena itu diantara wirid yang harus kita biasakan di bulan Ramadhan adalah istighfar: Ya Allah, Engkau Maha Pengampun dan Maha Mulia. Ampuni aku. Innaka ‘afuwwun karim, tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni.

Senin, 23 Januari 2023

Fungsi dan Peranan iman / Aqidah Dalam Kehidupan

 Fungsi dan Peranan iman / Aqidah Dalam Kehidupan 

Alhamdulilah dan Sholawat  pada Nabi, marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kepada Alloh Swt

أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتْرَكُوٓا۟ أَن يَقُولُوٓا۟ ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

وَلَقَدْ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ وَلَيَعْلَمَنَّ ٱلْكَٰذِبِينَ

"Apakah manusia itu mengira, bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, sehingga Allah mengetahui orang-orang yang benar dan pendusta.” (QS Al-Ankabut [29]: 2-3).

Kisah Nabi Ibrahim yang berjuang sendirian mempertahankan iman melawan seluruh penduduk dan namrud

Kisah ashabul Kahfi, beberapa pemuda yang ditidurkan nAlloh di goa selama 309 tahun karena tetap mempertahankan imannya dan juga kiasah ashabul ukhdud, pemuda dan penduduk yang tetap pertahankan iman dibakar hidup hidup diparit di daerah yaman

Kisah nabi mummad dalam ujian kafir quroisy dengan hinaan diancam dibunuh sahabat yang disiksa seperti bilal bin robbah , amr bin yasir dan sumayah dengan bengiis dan kejam oleh majikannya

Kisah muslim di Andalusia tahun 1492 diberikan 3 pilihan keluar dari Andalusia/masuk Kristen / dibunuh

Kisah muslim rohingya yang disiksa dibakar hidup hidup, dimutilasi orang buda hanya tetap beriman dan islam

……Allohuma inna asaluka manan shodiqo

Kisah kisah diatas merupakan ujian iman siksaan secara fisik dan jelas mana yang haq dann yang batil tapi diera disrupsi sekarang ini kita malah dibuat ragu dengan agama islam dengan dalih tolleransi pluralise bahwa semua agama itu sama hanya jelannya berbeda. Menurut penelitian Syaikh Abul Hasan Ali an-Nadwi, seorang ulama besar dari India, menemukan, bahwa sejak zaman Rasulullah Saw, umat Islam belum pernah mengalami masalah keimanan yang lebih berat ketimbang yang dihadapi saat ini, di zaman modern ini. Beliau menulis :

“…. Di saat sekarang ini, selama beberapa waktu dunia Islam telah dihadapkan pada ancaman kemurtadan yang menyelimuti bayang-bayang di atasnya dari ujung ke ujung …. Inilah kemurtadan yang telah melanda muslim Timur pada masa dominasi politik Barat, dan telah menimbulkan tantangan yang paling serius terhadap Islam sejak masa Rasulullah Saw … Filsafat materialistis Barat ini tak diragukan lagi adalah “agama” terbesar yang diajarkan di dunia setelah Islam. Ia adalah agama terbesar dipandang dari sudut keluasan bidangnya, agama yang paling mendalam dipandang dari sudut kedalaman tancapan akarnya … bahwa kemurtadan-kemurtadan macam inilah yang pada masa sekarang melanda dunia Islam dari ujung satu ke ujung yang lain. Ia telah melancarkan serangan gencarnya dari rumah ke rumah dan dari keluarga ke keluarga. Sekolah-sekolah dan universitas semua telah dibanjiri dengannya (kemurtadan). Hampir tak ada keluarga yang masih beruntung tak memiliki tak memiliki anggota yang menganut kepercayaan ini.” (Abul Hasan Ali An-Nadwi, ‘Ancaman Baru dan Pemecahannya’ dalam buku Benturan Barat dengan Islam, 1993: 13-19).

Bagi umat Islam, keimanan atau akidah sangat penting karena merupakan dasar dari segala tindakan dan keputusan yang diambil dalam kehidupan sehari-hari. Akidah juga merupakan dasar dari ajaran-ajaran agama Islam yang diterima dan diyakini oleh umat Islam.  Fungsi iman dalam kehidupan sangat kompleks. Iman memegang peranan yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Sebab, tanpa adanya iman, manusia ibarat debu yang diterbangkan angin. Akidah/iman memiliki banyak fungsi bagi umat Islam.

Pertama. Iman/aqidah sebagai Pondasi yang kokoh dalam membangun tiang Agama Islam.

Awal dari pembentukan akhlak yang mulia. Seseorang yang berakidah tentu melaksanakan ibadah dengan tertib, sehingga akan tertanam dalam dirinya akhlak yang baik.

Dasar penciptaan manusia ialah untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala, sehingga ilmu akidah wajib untuk dipelajari setiap umat Islam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam (QS. adz-Dzariyat : 56)

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

Kedua, Akidah memberikan mental baja. Ketika kehidupan banyak kejutan, baik yang menyenangkan maupun tidak, mental perlu dipupuk agar tidak larut dalam kesenangan atau kepedihan. Dengan akidah yang kuat, kejutan apa pun dapat dikontrol dengan seimbang dan tetap berpegang teguh pada Allah Swt.

“Suatu saat kita akan diuji dengan gempa, atau kejutan lainnya. Kehadiran Corona, misalnya, semua sektor kehidupan mandeg, dari sekolah hingga pelaksanaan ibadah formal. Maka diperlukan akidah yang kuat guna memupuk mental baja…. Kisah muslimin kalah perang karena tergoda ghonimah seperti perang bilatu suhada’

" Sungguh akan kami uji (iman) kalian dengan kesusahan dan (dengan) kesenangan. Dan hanya kepada Kamilah kalian akan dikembalikan…” (QS Al-Anbiya’ [21]: 35)

“Dan sungguh akan Kami uji (iman) kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqoroh [2]: 155)

Ketiga, menghindarkan diri pada kesyirikan. Akidah merupakan penangkal bagi seluruh praktik syirik. Syirik adalah perbuatan atau pernyataan yang menyatakan bahwa ada sesuatu yang setara atau sebanding dengan Allah. Dalam agama Islam, syirik dianggap sebagai dosa besar karena merupakan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip dasar Islam yang menyatakan bahwa Tuhan adalah satu-satunya Tuhan yang hakiki dan tidak ada yang setara dengan-Nya. Keimanan/ Akidah selalu sejalan dengan ilmu pengetahuan. Tatkala sakit, tidak perlu mendatangi dukun untuk berobat. Ketika datang suatu musibah seperti gunung berapi, tidak perlu menyusun sesajen untuk menolak bala. Merespon segala hal dengan ilmu pengetahuan yang dilandasi nilai-nilai Islam merupakan jalan agar tiap-tiap muslim terus merawat kualitas akidahnya. Pun demikian tidak perlu memikirkan terlalu jauh hal ihwal ghaib, sebab perkara tersebut cukup diyakini.

“Kita harus bersyukur menjadikan Islam sebagai agama yang kita anut, dan akidah Islam sebagai dari apa yang kita yakini. Hal ini tidak terjadi pada Paman Rasulullah, Ayah Ibrahim, atau Anak Nuh.

Keempat. Jadi sebab diterimanya amal. Memurnikan niat ibadah hanya untuk mencari ridha Allah itu pasti membutuhkan iman yang benar yang kuat, Akidah seorang hamba menentukan kualitas ibadahnya diterima atau tidak oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Kisah abdulah bin jad’an yang tidak iman tapi dia seorang dermawan suka mendamaikan suku yang bertikai dengan hartanya, suatu ketika ada rombongan datang Ibnu Jad'an segera mengirimkan dua ribu ekor unta ke Syam untuk mengangkut gandum, madu, susu dan samin. Setiap malam, ia menugaskan seseorang untuk berseru dari atas Ka'bah, "Marilah datang ke jamuan Ibnu Jad'an!". Namun demikian, seperti yang diriwayatkan Shahih Muslim bahwa Aisyah r.a pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, Ibnu Jad'an dahulu gemar memberi makanan dan menjamu para tamu, apakah perbuatan itu bermanfaat baginya di hari kiamat?. Beliau menjawab,"Tidak", karena seharipun ia tidak pernah mengucapkan, "Tuhanku, ampunilah dosaku pada Hari Pembalasan". (Muslim dan Ibnu Katsir).

Berkenaan dengan hadits tersebut, Imam An-Nawawi menjelaskan, bahwa pengertian hadits tersebut di atas adalah menjalin persaudaraan, memberi makan, dan melakukan berbagai kebaikan tidaklah bermanfaat baginya di akhirat kelak, karena dia seorang kafir. Jadi, makna dalam sabda Rasulullah Saw, .... tidak pernah mengucapkan "Tuhanku, ampunilah dosaku di Hari Pembalasan" tersebut adalah mengandung pengertian bahwa ia (Ibnu Jad'an) tidak mempercayai Hari Kebangkitan, dan orang yang tidak mempercayainya berarti kafir dan segala amal perbuatannya tidak bermanfaat baginya kelak.

Al Qadhi Ibnu Iyadh rahimahuLlahu berkata, bahwa sabda Rasulullah SAW, "Disepakati bahwa orang-orang kafir tidak akan memperoleh manfaat dari segala amal perbuatan mereka, tidak akan diberi pahala, dan tidak pula diberi keringanan siksaan. Bahkan, siksaan sebagian mereka lebih keras daripada sebagian lainnya sesuai dengan tingkat kejahatannya". (Muslim).

Kelima. Menyelamatkan Manusia didunia dan akhirat. Beriman kepada Allah SWT dapat menyelamatkan manusia di dunia maupun akhirat. Allah akan menolong hambanya yang beriman dan bertakwa. Menjadi manusia yang beruntung dunia dan akhirat yang merupakan fungsi dari iman dalam kehidupan. Jangan sampai terkena virus pemikiran yang penting budi pekertinya baik, dermawan  tak peduli apa agamanya

Keenam. Menumbuhkan Sikap/ Akhlak Terpuji. Fungsi iman dalam kehidupan berikutnya adalah menumbuhkan sikap rendah diri. Sebagai manusia ciptaan Allah, kita harus senantiasa menyadari jika kita bukan siapa-siapa tanpa kuasa-Nya. Jika kita terus menyadari akan hal tersebut maka senantiasa terhindar dari sikap sombong. Selain itu, kita menyadari jika segala nikmat di dunia ini semata-mata berasal dari Allah SWT. Nikmat yang besar dari Allah sudah sepantasnya harus selalu kita syukuri.

Kemudian Allah lebih mengetahui segala sesuatu yang tidak diketahui hambanya. Oleh sebab itu, atas berkah dari Allah senantiasa kita harus selalu bersyukur dan memanfaatkannya sebaik mungkin. Fungsi iman dalam kehidupan akan memberikan dampak dalam diri seseorang, yakni tumbuh sifat dan sikap yang baik. Senantiasa menjaga lisan, tidak sombong, amanah, dan dapat dipercaya. Seseorang yang beriman pada Allah dengan tulus akan sadar jika dirinya lemah. Tidak ada daya dan upaya terkecuali kehendak dari Yang Maha Kuasa.

Oleh sebab itu, orang yang beriman enggan berbuat yang melanggar larangan Allah. Justru dirinya selalu termotivasi untuk berbuat kebajikan dan terkendali dari kemaksiatan. Dengan mengetahui kebesaran Allah SWT, kemungkinan dapat terhindar dari perbuatan menyekutukan Allah atau berubah menjadi kafir.

Ketujuh. Iman Mengingatkan pada Kematian terutama iman pada Alloh dan hari Akhir

Fungsi iman dalam kehidupan adalah menyadari jika kehidupan tidak akan kekal. Pasti suatu saat nanti ajal akan menjemput kita semua. Maka, ketika menggunakan umur yang Allah berikan, harus memanfaatkannya sebaik mungkin. Pasalnya segala sesuatu yang kita perbuat akan mendapat pertanggungjawaban kelak. Dengan demikian, harus selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Orang yang tidak beriman akan mempunyai kehidupan yang hancur, hanyut oleh hawa nafsu, serta tidak terarah. Namun kehadiran iman mampu memperbaiki kehidupan manusia yang hakikatnya memiliki tujuan. Dengan mengetahui fungsi iman dalam kehidupan, diharapkan dapat menjauhi segala larangan Allah dan menjalankan semua perintah-Nya.