Perayaan Maulid Nabi diperkirakan
pertama kali diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, seorang gubernurIrbil,
di Irak pada masa pemerintahan
Sultan Salahuddin
Al-Ayyubi (1138-1193). Adapula yang berpendapat bahwa idenya
justru berasal dari Sultan Salahuddin sendiri. Tujuannya adalah untuk membangkitkan
kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang kaum
muslimin saat itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen
Eropa dalam upaya memperebutkan kota Yerusalem dan sekitarnya.
Perayaan di indonesia
Masyarakat muslim di Indonesia umumnya
menyambut Maulid Nabi dengan mengadakan perayaan-perayaan keagamaan seperti
pembacaan shalawat nabi, pembacaan syair Barzanji dan pengajian. Menurutpenanggalan Jawa bulan Rabiul Awal disebut bulan Mulud, dan acara Muludan juga dirayakan dengan
perayaan dan permainan gamelan Sekaten.
Perayaan di Luar negeri
Sebagian masyarakat muslim Sunni dan Syiah di
dunia merayakan Maulid Nabi. Muslim Sunni merayakannya pada tanggal 12 Rabiul
Awal sedangkan muslim Syiah merayakannya pada tanggal 17 Rabiul Awal, yang juga
bertepatan dengan ulang tahun Imam Syiah yang keenam, yaitu Imam Ja'far ash-Shadiq.
Maulid dirayakan pada banyak negara
dengan penduduk mayoritas Muslim di dunia, serta di negara-negara lain di mana
masyarakat Muslim banyak membentuk komunitas, contohnya antara lain di India, Britania, Rusia[1] danKanada.[2] [3] [4] [5] [6][7] [8] [9][10] Arab Saudi adalah satu-satunya negara
dengan penduduk mayoritas Muslim yang tidak menjadikan Maulid sebagai hari
libur resmi.[11] Partisipasi dalam ritual
perayaan hari besar Islam ini umumnya dipandang sebagai ekspresi dari rasa
keimanan dan kebangkitan keberagamaan bagi para penganutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar