Istilah sekularisme yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab
dengan 'ilmaniyyah atau 'almaniyyah telah menjadi perhatian
khusus para ilmuwan . Di kalangan orang Arab sendiri ada yang menerjemahkan
sekularisme sebagai 'ilmaniyyah, yaitu dari akar kata al-'ilm (ilmu)
yang mendapat akhiran 'alif' dan 'nun' serta "ya'" yang menunjukkan
sifat kepada ilmu, seperti pada perkataan ruh yang menjadi ruhaniyyah
atau rabb yang menjadi rabbaniyyah, maka 'ilm menjadi
'ilmaniyyah. Sebagian yang lain menerjemahkannya sebagai 'almaniyyah
yang berasal dari kata al-'alam (alam), meski dari akar kata ini lebih tepat
menjadi kata 'alamaniyyah, namun yang umum digunakan istilah 'almaniyyah.
Al-Qaradawi lebih
cenderung kepada 'ilmaniyyah, sedangkan al-Attas lebih kepada 'almaniyyah.
Perbedaan penggunaan terjemahan ini sekaligus menunjukkan bahwa istilah
sekularisme yang coba diterjemahkan kedalam bahasa Arab memang tidak mempunyai
akar yang kokoh dalam pandangan hidup Islam. Perlu disebutkan juga bahwa kedua
ilmuwan kita ini menolak secara tegas terjemahan-terjemahan di atas.
Al-Qaradawi misalnya menyatakan bahwa
menerjemahkan sekularisme sebagai 'ilmaniyyah tidak saja "satu
terjemahan yang tidak teliti (ghayru daqiqah)", tetapi juga "satu
terjemahan yang tidak betul (ghayru sahihah)," karena "perkataan
[sekularisme] itu tidak mempunyai kaitan langsung dengan lafaz al-'ilm (ilmu)
dan akar katanya." Beliau menambahkan lagi bahwa "terjemahan
perkataan asing dengan lafaz 'ilmaniyyah ini disebabkan oleh orang-orang
yang menerjemahkannya tidak memahami perkataan al-din dan al-'ilm melainkan
hanya dengan ide Barat Kristian, yang memang bagi orang Barat (al-insan
al-gharbi) agama dan ilmu mereka itu adalah saling bertentangan."
Al-Qaradawi selanjutnya menyimpulkan bahwa menerjemahkan sekularisme dengan 'ilmaniyyah
dan mengkaitkannya dengan ilmu adalah "suatu usaha untuk menjadikannya
satu makna dengan istilah 'ilmiyyah." dan karenanya, menurut
al-Qaradawi, adalah "penipuan yang (patut) diungkap".
Oleh Dr. Yusuf Qardhawi
Menurut Ensiklopedi Britania misalnya, menyebutkan bahwa
“sekularisme” adalah sebuah gerakan kemasyarakatan yang bertujuan memalingkan
dari kehidupan akhirat dengan semata-mata berorientasi kepada dunia. Gerakan
ini dilancarkan karena pada abad-abad pertengahan, orang sengat cenderung
kepada Allah dan hari akhirat dan menjauhi dunia. Sekularisme tampil untuk
menghadapinya dan untuk mengusung kecendrungan manusia yang pada abad
kebangkitan, orang menampakkan ketergantungan yang besar terhadap aktualisasi
kebudayaan dan kemanusiaan dan kemungkinan terealisasinya ambisi mereka
terhadap dunia.
Sedangkan menurut Kamus Dunia Baru oleh Wipster merinci makna
Sekularisme adalah Semangat Keduniaan atau orientasi “duniawi” dan sejenisnya.
Secara khusus adalah undang-undang dari sekumpulan prinsip dan praktek (practices) yang menolak setiap bentuk keimanan dan ibadah.
Keyakinan bahwa agama dan urusan-urusan gereja tidak ada hubungannya sama sekali dengan soal-soal pemerintahan, terutama soal pendidikan umum.
Keyakinan bahwa agama dan urusan-urusan gereja tidak ada hubungannya sama sekali dengan soal-soal pemerintahan, terutama soal pendidikan umum.
Oleh: Dr. Ugi Suharto
Jadi dari berbagai macam pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa Sekularisme ialah memisahkan agama dari kehidupan individu
atau sosial dalam artian agama tidak boleh ikut berperan dalam pendidikan,
kebudayaan maupun dalam hukum.
Dengan kata lain: Sekularisme ialah memisahkan Allah Ta’ala dari hukum dan undang-undang mahluk-Nya. Allah tidak boleh ikut mengatur mereka seakan-akan tuhan mereka adalah diri mereka sendiri, berbuat sesukanya dan membuat hukum sesuai seleranya.
Pembagian SekularismeDengan kata lain: Sekularisme ialah memisahkan Allah Ta’ala dari hukum dan undang-undang mahluk-Nya. Allah tidak boleh ikut mengatur mereka seakan-akan tuhan mereka adalah diri mereka sendiri, berbuat sesukanya dan membuat hukum sesuai seleranya.
Dari segi sikapnya terhadap agama, sekularisme sesuai dengan kenyataan dan apa yang dinyatakan oleh para ahli, yaitu terbagi dua:
1)
Sekularisme yang Netral/Moderat
Sekularisme yang moderat adalah sekularisme liberal
yang dianut oleh negara-negara Eropa/Barat dan Amerika. Negara-negara yang
disebut dengan “Alam Bebas”. Negara-negara yang menggembar-gemborkan kebebasan
dan hak asasi manusia secara umum, termasuk kebebasan beragama dan kebebasan
manusia untuk komitmen terhadap.”
2)
Sekularisme yang agresif/Memusuhi agama
Sekularisme jenis ini adalah sekularisme Marxis yang dianut
oleh Uni Soviet dan Rusia yang atheis serta negara lain yang sepaham. Sekularisme
jenis ini sangat memusuhi agama dan berusaha untuk melenyapkannya termasuk
membersihkannya dari dalam masjid atau gereja, karena agama bagi mereka adalah
musuh yang bertentangan dengan pandangannya, oleh karena itu harus dikubur. Oleh Dr.
Yusuf Qardhawi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar