lbn Khaldun, seorang filsuf sejarah yang berbakat dan
cendekiawan terbesar pada zamannya, salah seorang pemikir terkermuka yang pemah
dilahirkan. Sebelum Khaldun, sejarah hanya berkisar pada pencatatan sederhana
dari kejadian-kejadian tanpa ada pembedaan antara yang fakta dan hasil rekaan.
Sebagai pendiri ilmu pengetahuan sosiologi, lbn Khaldun secara
khas membedakan cara memperlakukan sejarah sebagai ilmu serta memberikan
alasan-alasan untuk mendukung kejadian-kejadian yang nyata. Seorang kritikus
Barat terkemuka mengatakan, "Tak ada satu pun dalam perbendaharaan sastra
Kristen dari masa Abad Pertengahan yang pantas disejajarkan dengan sejarahnya
lbn Khaldun dan tak satu pun sejarawan Kristen yang menulis sebuah versi dengan
begitu gamblang dan tepat mengenai negara Islam."
Nenek moyang lbn Khaldun mungkin berasal dari golongan Arab
Yaman di Hadramaut, tapi ia dilahirkan di Tunis pada tanggal 27 Mei 1332 M. Di
situlah keluarganya menetap setelah pindah dari Spanyol Moor. Khaldun memiliki
karier bermacam-macam pada masa mudanya. Secara aktif dia ambil bagian dalam
kancah politik yang penuh intrik di kerajaan-kerajaan kecil di Afrika Utara.
Secara bergantian dialaminya masa-masa menyenangkan atau pun celaka karena ulah
penguasa, dan ada saat-saat di mana terpaksa ia bersembunyi di Granada yang
jauh. Semangat revolusionernya tumbuh karena kemuakan akan politik yang kotor
pada masa-masa itu sehingga membuatnya mundur sebentar selama kurang lebih empat
tahun di pinggiran Kota Tunis. Di tempat itu ia menyelesaikan Muqaddimah,
tahun 1377 M. Kemudian pindah ke Tunis untuk menyelesaikan karyanya yang
monumental, Kitab al-l'bar (Sejarah Dunia), dengan perolehan bahan-bahan
dari perpustakaan kerajaan. Setelah menjalani hidup penuh petualangan di Afrika
Utara, pemikir besar ini kemudian berlayar ke negeri Mesir tahun 1382 M.
Sebelum ia menginjakkan kaki di tanah Mesir, ternyata karyanya
sudah sampai terlebih dahulu di sana, karenanya ia disambut meriah oleh kalangan
sastrawan di Kairo. Tidak lama kemudian, datang undangan untuk berceramah di
Masjid al-Azhar yang tersohor itu, lalu diterima oleh Raja Mesir dan
mengangkatnya sebagai Hakim Maliki. Tapi jabatan ini menimbulkan intrik dan
persaingan di Istana sehingga terpaksa dilepaskan. Namun Raja mengangkatnya lagi
sampai enam kali, meskipun setiap kali ia harus tergeser.
Di negerinya yang baru itu lbn Khaldun memperoleh kesempatan
untuk bertemu dengan Tamerlane (Tmiurlenk) setelah Syria diserbu dan diadakan
perjanjian perdamaian dengan Raja Mesir. Timurlenk terkesan sekali akan
kepandaian dari kefasihan lbn Khaldun, tokoh yang naeninggal tahun 1406 M.
lbn Khaldun telah memperoleh tempat tersendiri di antara para
ahli filsafat sejarah. Sebelum dia, sejarah hanyalah sekadar deretan peristiwa
yang dicatat secara kasar tanpa membedakan mana yang fakta dan mana pula yang
bukan fakta. lbn Khaldun sangat menonjol di antara sejarawan lainnya, karena
memperlakukan sejarah sebagai ilmu, tidak hanya sebagai dongeng. Dia menulis
sejarah dengan metodenya yang baru untuk menerangkan, memberi alasan, dan
mengembangkannya sebagai sebuah filsafat sosial. Ketika menerangkan tentang seni
menulis sejarah, lbn Khaldun berkata dalam bukunya Muqaddimah, "Hanya
dengan penelitian yang saksama dan penerapan yang terjaga baik kita bisa
menemukan kebenaran serta menjaga diri kita sendiri dari kekhilafan dan
kesalahan. Kenyataannya, jikalau kita hanya ingin memuaskan diri kita dengan
membuat reproduksi dari catatan yang diwariskan melalui adat isdadat atau
tradisi tanpa mempertimbangkan aturan-aturan yang muncul karena pengalaman,
prinsip-prinsip yang mendasar dari seni memerintah, alam, kejadian-kejadian, dan
budaya di suatu tempat atau pun hal-hal yang membentuk ciri masyarakat: jikalau
kita tidak mau menimbang berbagai peristiwa yang terjadi jauh di masa lalu
dengan perisdwa-peristiwa yang terjadi di depan mata kita; jikalau kita tidak
mau membandingkan yang lalu dengan saat ini, maka akan sulit bagi kita untuk
bisa menghindari kesalahan dan tersesat dari jalan kebenaran."
Sebagai pelopor sosiologi, sejarah filsafat, dan ekonomi
politik, karya-karyanya memiliki keaslian (keorisinilan) yang menakjubkan.
"Kitab al-l'bar" termasuk al-Taarif adalah buku sejarahnya yang
monumental, berisi Muqaddimah serta otobiografinya. Bukunya dibagi dalam tiga
bagian. Bagian pertamanya terkenal dengan sebutan Mukaddimah. Bagian ini
membicarakan perihal masyarakat, asal-usulnya, kedaulatan, lahirnya kota-kota
dan desa-desa, perdagangan, cara orang mencari nafkah, dan ilmu pengetahuan.
Bagian ini merupakan bagian yang terbaik dari bukunya di mana si penulis sampai
pada puncak kreativitasnya, meninjau subyek-subyek yang berbeda seperti ekonomi
politik, sosiologi dan sejarah secara orisinil dan memikat. Beberapa hal yang
dibicarakan dalam Muqadimah juga dibicarakan oleh pendahulu-pendahulunya.
Akan tetapi lbn Khaldun membicarakannya dengan bentuk-bentuk yang lebih logis
buat teori-teorinya.
Pernyataan Farabi mengenai asal-usul kota dan desa-desa hanya
merupakan teori belaka, sedangkan lbn Khaldun melihatnya dari sudut pandangan
sosial. Menurut lbn Khaldun, ilmu pengetahuan al-Umran atau sosiologi tidak
pernah ada sebelumnya. Sosiologi hanya dibicarakan secara tidak mendalam dalam
"Politik "-nya Aristoteles. Tulisan yang menarik dalam Mukadimah adalah
teori tentang al-Asabiyah yang membicarakan perihal keningratan serta
pengaruh-pengaruh garis keturunan di antara suku-suku nomad (pengembara).
Bagian ketiga, membicarakan negara dan kedaulatan serta
merupakan isi terbaik dari buku ini. Dalam bagian ini si pengarang mengemukakan
teori-teori politiknya yang maju, yang mempengaruhi karya-karya para pemikir
politik terkemuka sesudahnya, seperti Machiavelli dan Vico. Karya Machiavelli,
Pangeran, yang ditulis ketika masa pergolakan di Italia, seratus tahun kemudian,
mirip sekali dengan Mukadimah. Dan mungkin sekali penulis Italia tersebut
telah meminjam beberapa gagasan dari buku lbn Khaldun. Prof. Gumplowicz
mengatakan, "Pada tingkat apa pun, prioritas haruslah diberikan pada ahli
sosiologi Arab ini, yakni, yang berkenaan dengan pikiran yang diketengahkan
Machiavelli kepada penguasa-penguasa dalam bukunya Pangeran, seratus tahun
kemudian. Colosia berkata, "Jikalau orang Florence ini memberikan instruksi
kepada kita mengenai seni memerintah rakyat, dia melakukannya sebagai seorang
politikus yang berpandangan jauh. Tetapi orang Tunisia itu (lbn Khaldun) mampu
menembus ke dalam fenomena sosial sebagai filsuf dan ahli ekonomi yang dalam
ilmunya. Inilah sebuah fakta yang mendorong kita untuk melihat karya-karyanya
sebagai seni, yang berpandangan jauh dan kritis, sesuatu yang sama sekali tidak
pernah dikenal pada masa hidupnya itu."
Kesukaan lbn Khaldun untuk selalu mengadakan penyelidikan itu
diimbangi dengan bakatnya yang luar biasa. la menyimpulkan perihal "kualitas
seorang penguasa" dengan kata-kata sebagai berikut, "Penguasa itu ada untuk
kebaikan rakyatnya. Kebutuhan akan adanya penguasa itu timbul dari kenyataan
bahwa manusia haruslah hidup bersama, dan tanpa seorang yang menjaga ketertiban,
maka masyarakat akan pecah berantakan."
Bagian kedua Kitab-al-l'bar, terdiri dari empat jilid,
yakni yang kedua, ketiga, keempat, dan kelima, membicarakan sejarah bangsa Arab
dan orang-orang Muslim lainnya dan juga dinasti-dinasti pada masa itu, termasuk
dinasti-dinasti Syria, Persia, Seljuk, Turki, Yahudi, Yunani, Romawi, dan
Prancis. Karya sejarahnya yang sebenarnya mulai dari jilid kedua, yang
membicarakan orang-orang Yahudi, Yunani, Romawi, dan Persia pada masa pra-lslam.
Kedatangan Islam, kehidupan Nabi dan sejarah Khalifah ar-Rasyidun ditulis pada
suplemen khusus jilid kedua. Jilid ketiga membahas secara mendetail kekhalifahan
Umayyah dan Abbasiyah. Yang keempat berisi sejarah kaum Fadmiyah di Mesir dan
orang-orang Moor di Spanyol sampai pada masa kekuasaan Seljuk, Perang Sabil, dan
sejarah dinasti Mamluk di Mesir sampai pada akhir abad ke-8 Hijriyah.
Sumber-sumber yang dipakai dalarn jilid ini mungkin bisa dilacak sampai pada
karya-karya sejarah lbn Hasham, Mas'udi, dan Tabari.
Bagian ketiga Kitab-al-1'bar, terdiri dari dua jilid,
yakni yang keenam dan ketujuh, dengan jelas membicarakan sejarah bangsa Barbar
dan suku-suku tetangganya, serta berisi pula otobiografi si pengarang yang
dinamakan Al-Taafi. Sejarah kaum Barbar menggambarkan secara terinci
asal-usul mereka, kebesaran, kerajaan dan dinasti-dinasti di Afrika Utara.
Dengan bekal pengetahuan yang diperoleh dari tangan pertama mengenai daerah
tersebut serta penduduknya, si pengarang telah berhasil membicarakan pokok-pokok
telaahnya itu dengan begitu hebat. Pembicaraannya sangat tepat dan faktual. lbn
Khaldun telah memperkcil kehebatan prestasi orang Arab, baik dalam wilayah
taklukannya maupun dalam ilmu pengetahuan. Di pihak lain dia besarkan "mutu"
orang Barbar. Bagian keenam, merupakan bagian terbesar dari jilid yang ketujuh,
membicarakan sejarah kaum Barbar.
Kitab-al-l'bar ditutup dengan beberapa bab mengenai
kehidupan si pengarang dan dikenal dengan nama al-Taarfi (otobiografi.
Riwayat hidup ini dimulai dengan kelahirannya dan diteruskan sampai tahun 797
Hijriyah). Ada kutipan lain dari al-Taarfi yang tersimpan baik di Mesir.
Kutipan ini menceritakan kejadian-kejadian dalam hidupnya sampai beberapa bulan
sebelum ajalnya tiba. lbn Khaldun telah menerapkan suatu metode yang lebih
ilmiah dalam penyusunan otobiografi, terpisah dalam bab-bab tapi saling
berhubungan satu sama lain.
Sebelum dia, otobiografi biasanya ditulis dalam bentuk buku
harian berisi peristiwa-peristiwa yang tidak ada hubungannya satu sama lainnya.
lbn Khaldun adalah yang pertama kali menulis otobiografi yang panjang tetapi
sistematik. Para pendahulunya, seperti al-Khatib dan al-Suyuti menulis
otobiografinya secara pendek, bersifat formal dan hambar. Sedang milik lbn
Khaldun merupakan sebuah pengakuan jujur mengenai perbuatan-perbuatan maupun
kesalahan-kesalahan dari sebuah pribadi yang dinamik, yang diketengahkan dengan
bahasa yang amat menarik. Si pengarang telah menggambarkan kariernya dengan
keterusterangan yang istimewa dan penuh kebebasan. Inilah yang menyebabkan
mengapa otobiografinya menjadi karya paling menarik serta mengesankan.
Kekhilafan moral bukanlah hal yang luar biasa dalam pribadi-pribadi yang besar,
dan karena itu, jika dilihat prestasi mereka, secara keseluruhan tidaklah
berarti. Al-Taarif mungkin bisa dengan leluasa dibandingkan dengan
otobiografinya Benvenutti Cellini, seniman Italia terkernuka. Keduanya sama-sama
terbuka.
Baru pada abad ke-19, setelah buku-bukunya diterjemahkan ke
dalam pelbagai bahasa Eropa, baru memberi kemungkinan kepada orang Barat untuk
mengakui kebesaran sejarawan ini dan menghargai orisinalitas pikiran-pikirannya.
Dr. Boer menulis, "lbn Khaldun, tak pelak lagi, adalah orang pertama yang
mencoba menerangkan dengan lengkap evolusi dan kemajuan suatu kemasyarakatan,
dengan alasan adanya sebab-sebab dan faktor-faktor tertentu, iklim, alat
produksi, dan lain sebagainya, serta akibat-akibatnya pada pembentukan cara
berpikir manusianya dan pembentukan masyarakatnya. Dalam derap majunya
peradaban, dia mendapatkan keharmonisan yang terorganisasikan dalam dirinya
sendiri."
Dengan demildan, Barat yang di-"buka" sangatlah berutang budi
pada orang Tunisia yang cendekia ini, karena bimbingan yang diberikannya dalam
bidang sosiologi itu. Juga ekonomi serta sejarah telah membuka jalan bagi
perkembangan berikutnya dari ilmu-ilmu tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar