Ikan bayan yang tampak dalam gambar ini
disebut parrotfish dalam Bahasa Inggris karena, seperti bisa kalian
lihat, ikan ini menyerupai burung beo. Ikan yang berwarna-warni ini menggunakan
cara yang tidak biasa untuk melindungi dirinya dalam menghadapi musuh-musuhnya.
Utamanya di malam hari, ikan bayan melapisi seluruh tubuhnya dengan zat mirip
agar-agar yang dihasilkan sendiri olehnya. Sebelum menjawab pertanyaan
“mengapa?”, mari perhatikan bagaimana zat ini dibuat dan digunakan.
Lapisan agar-agar
ikan bayan dikeluarkan dari bagian atas rongga insangnya. Ikan mengeluarkan zat
itu ketika bernafas. Setelah beberapa waktu, lapisan tersebut menutupi seluruh
tubuh ikan. Dengan melakukan hal tersebut, ikan ini seolah meletakkan dirinya
dalam sejenis kantung tidur dan menjadi terlindung dari bahaya luar di malam
hari. Zat ini juga memungkinkan ikan untuk menyembunyikan diri dengan
penyamaran. Fungsi utamanya, kantung tidur tembus pandang ini melindung ikan
dari belut laut (moray) (belut moray adalah salah satu belut paling berbahaya
yang banyak terdapat di perairan Pasifik, khususnya Hawaii—penerj.), salah satu
musuh bebuyutannya. Belut-belut moray memiliki indera penciuman yang sangat baik
dan dapat menemukan mangsanya dengan penciumannya itu. Namun, lapisan
perlindungan ikan bayan mampu mencegah moray untuk mengendus baunya. Moray tidak
dapat mengenali ikan dalam kantungnya, bahkan ketika menyenggol saat melewatinya
sekalipun. Oleh karena itu, kita tentu melontarkan pertanyaan-pertanyaan
berikut: Bagaimana ikan bayan mendapatkan kantung perlindungan yang mereka
gunakan di malam hari? Bagaimana mereka tahu bahwa musuh utamanya berburu dengan
perantaraan indera penciumannya? Bagaimana ikan bayan menemukan sebuah zat, yang
begitu penting untuk menghalangi indera penciuman belut-belut moray hingga ikan
itu dapat melewati malam dengan aman?
Jelas, kita tidak akan percaya bahwa seekor ikan mampu memutuskan untuk membuat zat kimia dalam tubuhnya, kemudian melapisi diri dengan zat ini. Pun tidak mungkin hal semacam itu tumbuh dengan serta-merta dari waktu ke waktu. Ikan bayan yang terlihat dalam foto tidak dapat dengan sadar merencanakan membuat zat semacam itu, dan tidak dapat menyusun sebuah sistem dalam tubuhnya berdasarkan kemauannya sendiri. Demikian juga dengan ikan bayan yang hidup seribu atau sepuluh ribu tahun yang lalu.
Penyamaran dengan cara melapisi tubuh dengan agar-agar adalah cara cerdas yang sangat cocok untuk melindungi ikan ini dari musuhnya. Jelas bahwa keistimewaan tubuh seperti itu hanya bisa terjadi melalui rancangan yang cerdas. Kecerdasan ini bukanlah milik ikan atau orang lain, melainkan milik Allah, Pencipta semua makhluk.
Jelas, kita tidak akan percaya bahwa seekor ikan mampu memutuskan untuk membuat zat kimia dalam tubuhnya, kemudian melapisi diri dengan zat ini. Pun tidak mungkin hal semacam itu tumbuh dengan serta-merta dari waktu ke waktu. Ikan bayan yang terlihat dalam foto tidak dapat dengan sadar merencanakan membuat zat semacam itu, dan tidak dapat menyusun sebuah sistem dalam tubuhnya berdasarkan kemauannya sendiri. Demikian juga dengan ikan bayan yang hidup seribu atau sepuluh ribu tahun yang lalu.
Penyamaran dengan cara melapisi tubuh dengan agar-agar adalah cara cerdas yang sangat cocok untuk melindungi ikan ini dari musuhnya. Jelas bahwa keistimewaan tubuh seperti itu hanya bisa terjadi melalui rancangan yang cerdas. Kecerdasan ini bukanlah milik ikan atau orang lain, melainkan milik Allah, Pencipta semua makhluk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar