"Dan carilah
pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
dan janganlah kamu melupakan bahagianmu di dunia dan berbuat baikklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di muka bumi ini. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan." (QS. Al-Qashash : 77)
Sebagai muslim, kita tentu
ingin menjadi muslim yang sejati. Untuk itu, seorang muslim harus menjalankan
ajaran Islam secara kaffah (total, menyeluruh), bukan hanya mementingkan satu
aspek dari ajaran Islam lalu mengabaikan aspek yang lainnya. Oleh karena itu,
pemahaman kita terhadap ajaran Islam secara syamil (menyeluruh) dan kamil
(sempurna) menjadi satu keharusan. Disinilah letak pentingnya kita memahami
karakteristik atau ciri-ciri khas ajaran Islam dengan baik.
Dr. Yusuf Qardhawi dalam
bukunya Khasaais Al-Ammah Lil Islam menyebutkan bahwa karakteristik ajaran
Islam itu terdiri dari tujuh hal penting yang tidak terdapat dalam agama lain,
dan ini pula yang menjadi salah satu sebab mengapa hingga sekarang ini begitu
banyak orang yang tertarik kepada Islam sehingga mereka menyatakan diri masuk
ke dalam Islam. Ini pula yang menjadi sebab, mengapa hanya Islam satu-satunya
agama yang tidak "takut" dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Karena itu, ketujuh karakteristik ajaran Islam sangat penting untuk
kita pahami.
1. Robbaniyyah.
Allah Swt merupakan Robbul alamin (Tuhan semesta alam), disebut juga dengan
Rabbun nas (Tuhan manusia) dan banyak lagi sebutan lainnya. Kalau karakteristik
Islam itu adalah Robbaniyyah, itu artinya bahwa Islam merupakan agama yang
bersumber dari Allah Swt, bukan dari manusia, sedangkan Nabi Muhammad Saw tidak
membuat agama ini, tapi beliau hanya menyampaikannya. Karenanya, dalam
kapasitasnya sebagai Nabi, beliau berbicara berdasarkan wahyu yang diturunkan
kepadanya, Allah berfirman dalam Surah An-Najm : 3-4 yang artinya: "Dan
tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya, ucapan itu tiada
lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)."
Karena itu, ajaran Islam
sangat terjamin kemurniannya sebagaimana Allah telah menjamin kemurnian
Al-Qur'an, Allah berfirman dalam Surah Al-Hijr : 9 yang artinya: "Sesungguhnya
Kami telah menurunkan Al-Qur'an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya."
Disamping itu, seorang
muslim tentu saja harus mengakui Allah Swt sebagai Rabb (Tuhan) dengan segala
konsekuensinya, yakni mengabdi hanya kepada-Nya sehingga dia menjadi seorang
yang rabbani dari arti memiliki sikap dan prilaku dari nilai-nilai yang datang
dari Allah Swt, Allah berfirman dalam Surah Al-Imran : 79 yang artinya: "Tidak
wajar bagi manusia yang Allah berikan kepadanya Al kitab, hikmah dan kenabian,
lalu dia berkata kepada manusia, 'hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku,
bukan penyembah Allah', tapi dia berkata, 'hendaklah kamu menjadi orang-orang
rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan kamu tetap mempelajarinya."
2. Insaniyyah.
Islam merupakan agama yang diturunkan untuk manusia, karena itu Islam merupakan
satu-satunya agama yang cocok dengan fitrah manusia. Pada dasarnya, tidak ada
satupun ajaran Islam yang bertentangan dengan jiwa manusia. Seks misalnya,
merupakan satu kecenderungan jiwa manusia untuk dilampiaskan, karenanya Islam
tidak melarang manusia untuk melampiaskan keinginan seksualnya selama tidak
bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri.
Prinsipnya, manusia itu kan
punya kecenderungan untuk cinta pada harta, tahta, wanita dan segala hal yang
bersifat duniawi, semua itu tidak dilarang di dalam Islam, namun harus diatur
keseimbangannya dengan kenikmatan ukhrawi, Allah berfirman dalam Surah
Al-Qashash : 77 yang artinya:"Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu di dunia dan berbuat baikklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di muka bumi ini. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan ."
3. Syumuliyah.
Islam merupakan agama yang lengkap, tidak hanya mengutamakan satu aspek lalu
mengabaikan aspek lainnya. Kelengkapan ajaran Islam itu nampak dari konsep
Islam dalam berbagai bidang kehidupan, mulai dari urusan pribadi, keluarga,
masyarakat sampai pada persoalan-persoalan berbangsa dan bernegara.
Kesyumuliyahan Islam tidak
hanya dari segi ajarannya yang rasional dan mudah diamalkan, tapi juga
keharusan menegakkan ajaran Islam dengan metodologi yang islami. Karena itu, di
dalam Islam kita dapati konsep tentang dakwah, jihad dan sebagainya. Dengan
demikian, segala persoalan ada petunjuknya di dalam Islam, Allah berfirman
dalam Surah An-Nahl : 89 yang artinya: "Dan Kami turunkan kepadamu al
kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat
dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri."
4. Al Waqi'iyyah.
Karakteristik lain dari ajaran Islam adalah al waqi’iyyah (realistis), ini
menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang dapat diamalkan oleh manusia atau
dengan kata lain dapat direalisir dalam kehidupan sehari-hari. Islam dapat
diamalkan oleh manusia meskipun mereka berbeda latar belakang, kaya, miskin,
pria, wanita, dewasa, remaja, anak-anak, berpendidikan tinggi, berpendidikan
rendah, bangsawan, rakyat biasa, berbeda suku, adat istiadat dan sebagainya.
Disamping itu, Islam
sendiri tidak bertentangan dengan realitas perkembangan zaman bahkan Islam
menjadi satu-satunya agama yang mampu menghadapi dan mengatasi dampak negatif
dari kemajuan zaman. Ini berarti, Islam agama yang tidak takut dengan kemajuan
zaman.
5. Al Wasathiyah.
Di dunia ini ada agama yang hanya menekankan pada persoalan-persoalan tertentu,
ada yang lebih mengutamakan masalah materi ketimbang rohani atau sebaliknya. Ada pula yang lebih
menekankan aspek logika daripada perasaan dan begitulah seterusnya. Allah Swt
menyebutkan bahwa umat Islam adalah ummatan wasathan (umat yang pertengahan),
umat yang seimbang dalam beramal, baik yang menyangkut pemenuhan terhadap
kebutuhan jasmani dan akal pikiran maupun kebutuhan rohani.
Manusia memang membutuhkan
konsep agama yang seimbang, hal ini karena tawazun (kesimbangan) merupakan
sunnatullah. Di alam semesta ini terdapat siang dan malam, gelap dan terang,
hujan dan panas dan begitulah seterusnya sehingga terjadi keseimbangan dalam
hidup ini. Dalam soal aqidah misalnya, banyak agama yang menghendaki keberadaan
Tuhan secara konkrit sehingga penganutnya membuat simbol-simbol dalam bentuk
patung. Ada
juga agama yang menganggap tuhan sebagai sesuatu yang abstrak sehingga masalah
ketuhanan merupakan kihayalan belaka, bahkan cenderung ada yang tidak percaya
akan adanya tuhan sebagaimana komunisme. Islam mempunyai konsep bahwa Tuhan
merupakan sesuatu yang ada, namun adanya tidak bisa dilihat dengan mata kepala
kita, keberadaannya bisa dibuktikan dengan adanya alam semesta ini yang
konkrit, maka ini merupakan konsep ketuhanan yang seimbang. Begitu pula dalam
masalah lainnya seperti peribadatan, akhlak, hukum dan sebagainya.
6. Al Wudhuh.
Karakteristik penting lainnya dari ajaran Islam adalah konsepnya yang jelas (Al
Wudhuh). Kejelasan konsep Islam membuat umatnya tidak bingung dalam memahami
dan mengamalkan ajaran Islam, bahkan pertanyaan umat manusia tentang Islam
dapat dijawab dengan jelas, apalagi kalau pertanyaan tersebut mengarah pada
maksud merusak ajaran Isla itu sendiri.
Dalam masalah aqidah,
konsep Islam begitu jelas sehingga dengan aqidah yang mantap, seorang muslim
menjadi terikat pada ketentuan-ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Konsep syari'ah
atau hukumnya juga jelas sehingga umat Islam dapat melaksanakan peribadatan
dengan baik dan mampu membedakan antara yang haq dengan yang bathil, begitulah
seterusnya dalam ajaran Islam yang serba jelas, apalagi pelaksanaannya
dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
7. Al Jam'u Baina Ats
Tsabat wa Al Murunnah.
Di dalam Islam, tergabung juga ajaran yang permanen dengan yang fleksibel (al
jam'u baina ats tsabat wa al muruunah). Yang dimaksud dengan yang permanen
adalah hal-hal yang tidak bisa diganggu gugat, dia mesti begitu, misalnya
shalat lima waktu yang mesti dikerjakan, tapi dalam melaksanakannya ada
ketentuan yang bisa fleksibel, misalnya bila seorang muslim sakit dia bisa
shalat dengan duduk atau berbaring, kalau dalam perjalanan jauh bisa dijama'
dan diqashar dan bila tidak ada air atau dengan sebab-sebab tertentu, berwudhu
bisa diganti dengan tayamum.
Ini berarti, secara prinsip
Islam tidak akan pernah mengalami perubahan, namun dalam pelaksanaannya bisa
saja disesuaikan dengan situasi dan konsidinya, ini bukan berarti kebenaran
Islam tidak mutlak, tapi yang fleksibel adalah teknis pelaksanaannya.
Dengan demikian, menjadi
jelas bagi kita bahwa, Islam merupakan satu-satunya agama yang sempurna dan
kesempurnaan itu memang bisa dirasakan oleh penganutnya yang setia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar