Kuttab yang dalam bentuk pluralnya katatib, sebagaimana
disebut Al Mu’jam Al Wajiz adalah tempat bagi anak-anak untuk menghafal Al
Qur`an dan mempelajari baca-tulis.
Pada awalnya, ketika masjid tidak digunakan untuk anak-anak
belajar, pengajaran Al Qur`an dilakukan di tepian pasar, di beberapa tokonya.
Tempat ini sejatinya dibuat bagi anak-anak dari kalangan keluarga yang memiliki
kemampuan ekonomi menengah ke bawah. Adapun untuk keluarga kaya, mereka biasa
memanggil guru untuk mengajar anak-anak mereka di rumah. Dari sinilah, sebutan
kuttab bermula.
Hingga kini, belum diketahui secara persis awal berdirinya
kuttab, namun pada abad ke dua hijriyah kuttab, tradisi mengajar Al Qur`an di
kuttab sudah dilakukan, dimana Imam Al Baihaqi dalam Manaqib Imam Asy Syafi’i
menyebutkan bahwa Imam Asy Syafi’i pada awalnya belajar di kuttab sebelum
melakukan rihlah ilmiyah.
Biasanya, kuttab tidak hanya tempat belajar Al Qur`an bagi
anak-anak, namun di tempat itu mereka memperoleh santunan berupa makanan,
pakaian serta kebutuhan lainnya, dimana kuttab sangat memperhatikan kondisi
anak-anak yatim dan miskin.
Setiap kuttab menunjuk para pendidiknya, yang biasa disebut
dengan faqih, dan sistennya yang disebut arif. Para pendidik harus memenuhi
syarat-syarat tertentu, karena mereka yang bertanggung jawab atas pendidikan
anak-anak.
Anak-anak yang belajar di kuttab juga memperoleh perhatian
dalam masalah kesehatan, dimana dokter selalu datang rutin ke kuttab. Para
dokter itu, disamping memeriksa kesehatan anak-anak juga untuk mengetahui
apakah seorang anak sudah mencapai baligh atau belum. Jika diketahui sudah
mencapai baligh maka mereka dipersilahkan untuk meninggalkan kuttab untuk
belajar di jenjang selanjutnya, karena lembaga ini hanya diperuntukkan
anak-anak saja.
Dalam tradisi kuttab, jika anak sudah selesai menghafal Al
Qur`an, maka diadakanlah sebuah perayaan yang disebut dengan israfah. Saat itu
sang anak dinaikkan kuda yang telah dihias, dan di belakangnya, teman-temannya
ikut mengarak, dari kuttab menuju rumahnya. Sampai rumah, orang tua anak pun
menyambutnya sedangkan anak tersebut juga membawa lembaran yang menunjukkan ia
telah selesai belajar di kuttab. Kemudian orang tua pun memberikan hadiah
materi kepada pendidik,
Kuttab sendiri banyak terdapat di wilayah Timur, sebagaimana
dicatat Ibnu Jubair pada tahun ke 7 hijriah. Disebutkan bahwasanya banyaknya
kuttab disebabkan perhatian Shalahuddin Al Ayubi yang memerintahkan Mesir dan
Syam kala itu dalam pendidikan anak-anak. Dimana juga disebutkan bahwa di
Damaskus terdapat salah satu kuttab besar untuk para anak yatim.
Pada masa selanjutnya, istilah kuttab masih digunakan dalam
menyebutkan tempat untuk mengajari Al Quran untuk anak-anak, seperti kuttab
yang dibangun di majmu’ah Al Ghauri di Kairo pada 900 H. Bahkan di masa
kentemporer, penyebutkan kuttab masih populer, dimana dicatat bahwa Syeikh Al
Qaradhawi saat masih kanak-kanak belajar Al Qur`an di kuttab, dalam buku biografi
ulama Mesir yang kini tinggal di Qatar ini, yang bertajuk “Yusuf Al Qaradhawi:
Ibnu Qaryah wa Al Kuttab”.*( hidayatulloh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar