Gejala kebahasaan itu kemudian ditangkap para peminat “pasar bahasa”,
baik yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, politik, ekonomi, dan
bahkan penerbitan. Mereka mendirikan sekolah-sekolah bahasa,
laboratorium bahasa dan berbagai macam kegiatan kebahasaan, termasuk di
antaranya lomba pidato bahasa asing di Madrasah dan sekolah-sekolah.
Sejak Bahasa Arab yang tertuang dalam Al-Qur’an, didengungkan hingga
kini, semua pengamat, baik Barat maupun orang muslim Arab menganggapnya
sebagai bahasa yang memiliki standar ketinggian dan keelokan linguistik
yang tiada taranya (thesupreme of linguistic excellence and beauty).
Hal ini, tentu saja berdampak pada munculnya superioritas sastra dan
filsafat bahkan pada sains seperti ilmu matematika, kedokteran, ilmu
bumi, dan tata Bahasa Arab sendiri pada masa-masa kejayaan Islam
setelahnya. Keunggulan bahasa Arab ada pada kekayaannya,
pengertian-pengertian niskala (abstrak) dan ketepatan makna (semantic
prescision) serta kemungkinan pembentukan kata turunan (derivation).
Seorang dosen linguistik di sebuah universitas terkemuka di Inggris
menghabiskan waktu selama puluhan tahun untuk mengkaji beberapa
dokumentasi ilmiah, literatur, manuskrip, ensiklopedi, dan lain
sebagainya untuk mencapai hasil yang memuaskan. Dia adalah Prof. Dr. Tahiyya ‘Abdul ‘Aziz yang mengarang kitab berbahasa Inggris “Arabic Language the Origin of Languages” (Bahasa Arab, Asal-usul Bahasa-bahasa di Dunia).
Di dalam kitab tersebut terdapat beberapa artikel dan esai, serta
sekaligus kata-kata yang berpadanan (lafazh musytarak) seperti :
[1] antara Bahasa Arab dan Bahasa Inggris,
[2] antara Bahasa Arab dan Bahasa Latin,
[3] antara Bahasa Arab dan Bahasa Hiroglypa,
[4] antara Bahasa Arab dan Bahasa Jerman,
[5] antara Bahasa Arab dan Bahasa Anglo-Saxon,
[6] antara Bahasa Arab dan Bahasa Perancis,
[7] antara Bahasa Arab dan Bahasa Eropa Kuno,
[8] antara Bahasa Arab dan Bahasa Yunani,
[9] antara Bahasa Arab dan Bahasa Itali,
[10] antara Bahasa Arab dan Bahasa Sansekerta, dan lain sebagainya.
[1] antara Bahasa Arab dan Bahasa Inggris,
[2] antara Bahasa Arab dan Bahasa Latin,
[3] antara Bahasa Arab dan Bahasa Hiroglypa,
[4] antara Bahasa Arab dan Bahasa Jerman,
[5] antara Bahasa Arab dan Bahasa Anglo-Saxon,
[6] antara Bahasa Arab dan Bahasa Perancis,
[7] antara Bahasa Arab dan Bahasa Eropa Kuno,
[8] antara Bahasa Arab dan Bahasa Yunani,
[9] antara Bahasa Arab dan Bahasa Itali,
[10] antara Bahasa Arab dan Bahasa Sansekerta, dan lain sebagainya.
Menurut Prof. Dr. Tahiyya ‘Abdul ‘Aziz, bahasa Arab merupakan asal-usul dari semua bahasa di dunia, disebabkan antara lain :
[1] Kosakata Bahasa Arab sangat luas dan kaya
Sedangkan bahasa-bahasa lainnya miskin akan kosakata. Bahasa Latin
memiliki tujuh ratus akar kata dan Bahasa Saxonia mempunyai seribu akar
kata saja. Sementara Bahasa Arab memilki enam belas ribu akar kata.
Bahasa Arab luas dalam kata kerja, asal kata, dan
susunan kalimatnya. Contohnya kata sifat “good” dalam Bahasa Inggris
atau “jayyid” dalam Bahasa Arab, di mana keduanya memilki kesamaan dalam
pengucapannya, yang artinya adalah bagus. Akan tetapi kita akan
mendapatkan kata lain yang merupakan derivasi (penyimpangan, yang
berbeda) dari kata “jayyid” tersebut, yaitu Al-Jaud, Al-Jaudah,
Al-Ijadah, Yujiidu, Yajudu, Jawaad, Jiyaad, dan lain sebagainya. Akan
tetapi kita tidak menemukan kosakata lain yang berasal dari kata “good”.
Bahasa Arab kaya akan sinonim (persamaan arti kata).
Misal Al-Asad yang artinya singa, mempunyai sinonim yang banyak sekali. Di antaranya adalah Al-Laits, Al-Ghadanfar, As-Sabu’u, Ar-Ri’baal, Al-Hizbar, Adh-Dhargaam, Ad-Dhaigam, Al-Wardu, Al-Qaswar, dan lain sebagainya.
Misal Al-Asad yang artinya singa, mempunyai sinonim yang banyak sekali. Di antaranya adalah Al-Laits, Al-Ghadanfar, As-Sabu’u, Ar-Ri’baal, Al-Hizbar, Adh-Dhargaam, Ad-Dhaigam, Al-Wardu, Al-Qaswar, dan lain sebagainya.
[2] Tiap Huruf dalam Bahasa Arab mempunyai simbol, tanda, dan arti tersendiri
Contohnya adalah huruf ha’, di mana ia mengandung arti yang
berkonotasi kepada sesuatu yang tajam dan panas, seperti Al-Hummaa
(penyakit panas, demam), Al-Haraara (panas), Al-Hurr (yang bebas dan
merdeka), Al-Hubb (kecintaan), Al-Hariiq (kebakaran), Al-Hiqd
(kedengkian), Al-Hamiim (teman akrab), Al-Hamzhal (buah parai),
Al-Hirriif (yang pedas), Al-Haraam (yang dilarang), Al-Hariir (kain
sutera), Al-Hanaan (kasih sayang), Al-Haadd (yang tajam), Al-Haqq
(kebenaran) dan lain-lain.
Contoh lainnya adalah huruf kha’ mempunyai konotasi kepada segala
sesuatu yang tidak disukai atau dihindari, seperti dalam kata; Al-Khauf
(ketakutan), Al-Khizyu (kehinaan), Al-Khajal (malu), Al-Khiyaanah
(pengkhianatan), Al-Khalaa’ah (pencabulan), Al-Khinzir (babi),
Al-Khizlaan (kekecewaan), dan lain sebagainya.
Sudah menjadi sunnatullah (hukum alam) bahwa yang merasa kekurangan
akan meminta bantuan kepada yang kelebihan. Demikianlah analoginya,
bahwa bahasa lain yang merasa kekurangan akan “mengadopsi” Bahasa Arab
yang kaya dengan kosa katanya, serta menganggapnya sebagai bahasa induk
bagi semua bahasa di dunia.
Haa Miim. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa
Arab, untuk kaum yang mengetahui, (Al-Qur’an Al-Karim Surah Fushshilat [41] : ayat 3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar