Ayat ini sendiri, pada hakikatnya, merupakan mukjizat. Ia menegaskan
keberlanjutan munculnya ayat-ayat bagi manusia dan ayat-ayat yang muncul di
jagat raya (afaq), pada diri kita, dan pada tujuan masing-masing. Ini
semua merupakan bukti atas kebenaran risalah Islam dan Al-Quran sebagai
kebenaran yang datangnya dari Allah SWT.
Dengan demikian, kendatipun dengan keterpecahan umat Islam ke dalam
berbagai firqah (kelompok) dan dihadapkannya kepada tipu daya musuh serta
dengan tidak adanya alat-alat cetak dan perekam yang canggih sebagaimana yang
bisa kita saksikan pada saat ini, Al-Quran tetap terjaga dari tahrif dan
tabdil. Adalah merupakan kehendak Allah bahwa seluruh kebatilan yang akan
merusak AI-Quran harus musnah. Al-Quran adalah Kitab yang tidak akan dikenai
kebatilan baik dari Al-Quran itu sendiri maupun dari luar Al-Quran. Atas dasar
itu semua, Al-Quran adalah sebuah Kitab yang tidak pemah mengalami tahrif
dan kehilangan, sebagaimana yang terjadi pada kitab-kitab samawi yang
lain. Allah berfirman:
Bahkan ia
merupakan ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu
..... (AI-Ankabut:
49)
Oleh karena itu pula maka Allah SWT telah menjaga AIQuran, di samping
juga telah menjaga pendahulu-pendahulunya. Sehingga Ia menjaga Bahasa Arab dari
kepunahan yang merupakan satu-satunya bahasa di dunia yang tidak mengalami
perubahan, pergantian, kepunahan dan keterbelakangan
sebagaimana yang dialami oleh bahasa-bahasa lain di dunia. Dengan asumsi bahwa
bahasa adalah seperti wujud yang hidup dan berkembang secara bertahap dan
berjalan seperti berkembangnya manusia, dimulai masa kanak-kanak, berkembang
sampai masa remaja dan masa tua untuk selanjutnya lanjut usia dan mati.
Berdasarkan teori ini, maka perjalanan akhir setiap bahasa di dunia adalah
kematian. Ini merupakan persoalan yang tidak bisa ditawar-tawar. Kalau kita
membaca sejarah bahasa di dunia, kita tidak akan mendapatkan satu bahasa klasik
pun pemah digunakan oleh manusia yang masih hidup sebagaimana asalnya. Namun
demikian teori ini tidak berlaku bagi bahasa Arab. Apa rahasianya? Bukankah
bahasa Arab sama seperti bahasa yang lain? Pada dasarnya memang bahasa Arab
tidak berbeda dengan bahasa-bahasa lain di dunia, hanya saja rahasia
ketidakrelevanan teori diatasterhadap bahasa Arab adalah bukan terletak pada
bahasa itu send'tri, melainkan pada mukjizat besar, yaitu Al-Quran Al-Karim yang
diturunkan dengan bahasa tersebut, sehingga bahasa tersebut harus terjaga demi
keteqagaan AI-Quran; karena Al-Quran menggunakan "bahasa Arab yang terang"
(AI-Syu'ara: 195).
Dengan demikian tegaklah mukjizat besar ini dan terombaklah adat
kebiasaan punahnya, bahasa dengan tidak punahnya bahasa Arab, yaitu untuk
menjaga Al-Quran. Sepanjang sejarah didunia tidak ada satu nash pun yang
terjaga dari tahrif, pengurangan dan penambahan seperti Al-Quran. Ini
merupakan persoalan yang merombak adat kebiasaan, di samping sebagai mukjizat
yang mendorong jiwa untuk membenarkannya.
Ringkasnya, apabila AI-Quran merupakan kebenaran mutlak, realitasnya
menegaskan hal demikian dan ia sendiri merupakan mukjizat, maka AI-Quran
merupakan ayat yang jelas dan petunjuk bahwa mukjizat ini dari sisi Allah SWT.
Betapa kebenaran dan mukjizat itu semerbak baunya ketika Allah SWT
berfirman:
Dan Kami
tinggikan bagimu sebutanmu. (Al-Insyirah: 4)
Ayat tersebut ditujukan kepada Rasulullah saw., seorang manusia di
antara sekian banyak manusia di sepanjang sejarah yang diistimewakan oleh
wahyu. Ia diseru oleh Al-'Aliyy Al-A'la SWT bahwa Ia akan meninggikan
sebutannya. Apakah anda pernah mendapati seorang manusia di antara para tiran,
raja, ulama, ahli pikir, baik yang berbudi maupun yang jahat, yang namanya
ditinggikan seperti nama Rasulullah saw.? Apakah anda pernah mendapati atau
mendengar seseorang yang namanya dipanggil pada setiap hari dan di setiap
penjuru alam, serta tidak disebut namanya kecuali diikuti dengan mendoakan
kesejahteraan dan keselamatannya, selain Muhammad bin Abdillah saw.? Baik
mereka itu Nabi atau Rasul, jin atau manusia, raja atau makhluk Allah SWT
lainnya. Allah berfirman;
Sesungguhnya Kami telah memberimu nikmat yang banyak.
(AI-Kautsar: 1)
Allah juga
berfirman:
Sesungguhnya orang-arang yang membencimu dialah yang terputus.
(Al-Kautsar: 3)
Apakah anda pernah melihat satu keturunan yang lebih banyak dari
keturunan Rasulullah saw.? Pernah saya diberitahu oleh sebagian orang bahwa
turunan keluarga suci ('ithrah thahirah) itu sudah mencapai 15 juta orang
yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Ini merupakan kebenaran mengenai
banyaknya turunan Rasulullah saw. Pertanyaannya sekarang, di mana keturunan para
pembenci Rasulullah saw.? Apakah engkau dapati seseorang dari mereka atau
engkau dengar suara mereka? (Maryam: 98).
Kalimat-kalimat pada AI-Quran adalah kalimat-kalimat yang menakjubkan,
yang berbeda sekali dengan kalimat-kalimat di luar Al-Quran. Ia mampu
mengeluarkan suatu yang abstrak kepada fenomena yang dapat dirasakan sehingga di
dalamnya dapat dirasakan ruh dinamika. Adapun huruf tidak lain hanyalah simbol
makna-makna, sementara lafaz memiliki petunjuk-petunjuk etimologis yang
berkaitan dengan makna-makna tersebut. Menuangkan makna-makna yang abstrak
tersebut kepada batin seseorang dan kepada hal-hal yang bisa dirasakan
(al-mahsusat) yang bergerak di dalam imajinasi dan perasaan, bukanlah
hal yang mudah dilakukan. Ia diumpamakan jarum suntik yang
ditusukkan ke dalam tubuh untuk mengobati penyakit-penyakitnya, untuk
mengangkat spiritualitas-spiritualitasnya, mendekatkannya kepada Allah SWT,
untuk merajut sebuah kisah dari lataz-lafaznya yang kaku sehingga temuan-temuan
dan pasal-pasalnya berjalan di atas panggung yang menambah dinamika kehidupan
yang dapat dirasakan. Termasuk kesulitan seseorang ialah menundukkan seluruh
kata dalam suatu bahasa, untuk setiap makna dan imajinasi yang digambarkannya.
Sementara Al-Quran tidak berbicara dengan sebuah kata kecuali sejalan dengan
makna yang dikehendaki dan pada tingkat kedalaman paling tinggi. Ketika anda
merenungkan sebuah ayat yang akan menjelaskan kepada anda cara penciptaan alam,
misalnya dengan dasar sistem yang teratur dan pengaturan yang tidak bertentangan
satu sama lain dan tidak rusak, maka anda akan mendapati ayat tersebut
menjelaskan makna tersebut dengan fenomena gerakan yang dapat dirasakan, yang
berputar di depan kedua mata anda sendiri; seakan-akan anda sedang berada di
hadapan laboratorium dengan bergerak sangat cepat pada sistem yang
berkelanjutan:
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan
bumi selama enam masa, lalu Ia bersemayam di atas 'Arasy. Dia menutupkan malam
kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan pula oleh-Nya)
matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya.
Ingatlah, menciptakan dan memerintah itu hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah,
Tuhan seru sekalian alam. (Al-A'raf: 54)
Perhatikanlah firman Allah ' Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat" dan anda bayangkan gerakan apa yang terbayang
pada pikiran anda? Sungguh anda akan mendapati gambaran gerak yang bergerak
dengan cara lain seperti dijelaskan dalam firman Allah SWT:
Tidak
mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului
siang, dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (Yasin:
40)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar