Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu, melainkan hari
kiamat (yaitu) yang datang kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya
telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka
itu apabila hari Kiamat sudah datang? (QS Muhammad: 18)
Dari ayat ini kita ketahui bahwa Al Qur’an telah menjelaskan tanda-tanda yang
mengumumkan datangnya Hari Akhir. Agar dapat memahami tanda-tanda ‘pengumuman
besar’ ini, kita harus merenungkan ayat ini. Sebaliknya, seperti yang
ditunjukkan dalam ayat ini, pemikiran kita tidak akan berguna sama sekali ketika
Hari Akhir tiba-tiba datang kepada kita.
Hari Akhir itu dekat
Allah berfirman dalam Al Qur’an bahwa tidak diragukan lagi bahwa Hari Akhir
itu sudah dekat.
Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada
keraguan padanya ... (QS Al Hajj: 7)
Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang
ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat)
itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik (QS Al
Hijr: 85)
Mungkin ada sebagian orang yang beranggapan bahwa pesan Al Qur’an tentang
Hari Akhir difirmankan lebih dari 1400 tahun lalu, dan masa itu sudah lama, jika
dibandingkan dengan panjang usia seorang manusia. Padahal, di sini tersirat
persoalan akhir dunia ini, matahari dan bintang-bintang, singkatnya, alam
semesta. Ketika kita menganggap bahwa alam semesta berusia miliaran tahun, maka
empat belas abad adalah suatu jangka waktu yang sangat pendek.
Keunggulan akhlakul Islam di dunia
Allah menyatakan bahwa orang-orang yang menyembah-Nya secara murni, tanpa
menyekutukan-Nya dengan makhluk-Nya sebagai tuhan-tuhan lain selain-Nya dan
beramal saleh untuk meraih ridha-Nya, akan dianugerahi kekuasaan dan pengaruh.
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman
di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh
akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman
sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan apa pun
dengan-Ku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka
itulah orang-orang yang fasik (QS An Nuur: 55)
Dalam sejumlah ayat, juga dikatakan bahwa adalah sunnatullah, bahwa
hamba-hamba Allah yang beriman dan hidup dalam agama yang benar dalam hati
mereka akan menjadi pewaris dunia ini.
Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami
tulis dalam Lauhul Mahfuzh), bahwasanya bumi ini dipusakai (oleh) hamba-hamba-Ku
yang saleh (Surat Al Anbiya’: 105)
Dan Kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu
sesudah mereka. Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan
menghadap) ke hadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku (Surat Ibrahim:
14)
Allah pasti akan menepati janji-janji-Nya. Tingkat akhlak yang tinggi yang
akan menaklukkan ajaran yang sesat, paham-paham yang menyimpang, dan pemahaman
agama yang salah adalah akhlak Islam. Orang-orang kafir dan musyrik tidak dapat
mencegah hal ini terjadi.
Terbelahnya bulan
Surat ke-54 di dalam Al Qur’an disebut 'Surat Al Qamar.' Dalam bahasa
Inggris, qamar berarti bulan. Dalam beberapa hal, surat ini menjelaskan
kehancuran yang menimpa kaum Nuh, ‘Aad, Tsamud, Luth dan Fir’aun, karena mereka
menolak peringatan para nabi. Bersamaan dengan itu, ada sebuah pesan yang sangat
khusus disampaikan di ayat pertama berkenaan dengan Hari Akhir.
TTelah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah
bulan. (QS Al Qamar: 1)
Kata 'terbelah' yang digunakan di ayat ini berasal dari kata dalam bahasa
Arab, syaqqa, yang mempunyai berbagai makna. Dalam sejumlah tafsir atas ayat Al
Qur’an ini, makna 'terbelah' lebih tepat. Tetapi kata syaqqa dalam bahasa Arab
dapat juga berarti 'membajak’ atau 'mencangkul' tanah.
Untuk contoh pertama, kita dapat merujuk ayat ke-26 Surat Abasa:
Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari
langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan
biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran. (QS ‘Abasa: 25-29)
Jelas terlihat bahwa makna syaqqa di sini bukanlah 'membelah.' Kata ini
berarti membajak tanah untuk menumbuhkan berbagai tanaman.
Apabila kita kembali ke tahun 1969, kita dapat melihat salah satu keajaiban
Al Qur’an. Berbagai eksperimen yang dilakukan di permukaan bulan pada 20 Juli
1969 mungkin mengisyaratkan terbuktinya berita yang disampaikan 1.400 tahun lalu
dalam Surat Al Qamar. Pada tanggal itu, para astronot Amerika menjejakkan
kakinya di bulan. Setelah menggali tanah di bulan, mereka melakukan berbagai
percobaan ilmiah dan mengumpulkan contoh batu-batuan dan tanah. Tentu sangat
menarik bahwa berbagai kejadian ini sesuai sepenuhnya dengan pernyataan dalam
ayat ini.
Tanda-tanda yang dijelaskan oleh Nabi SAW terjadi satu
demi satu
Di berbagai hadits yang sampai kepada kita dari Rasulullah SAW, disampaikan
berita mengenai Hari Akhir dan Masa Keemasan Islam. Ketika kita membandingkan
tanda-tanda ini dengan berbagai peristiwa yang terjadi di masa kita, kita dapat
melihat berbagai petunjuk bahwa kita tengah hidup dalam Hari Akhir. Kita juga
dapat melihat petunjuk yang mengabarkan datangnya Masa Keemasan Islam.
Berbagai hadits yang digunakan di bagian lain buku ini nanti akan berisi
informasi yang disampaikan oleh Rasulullah SAW berkenaan dengan hal ini.
Di sini, mungkin akan muncul keraguan di benak pembaca dalam hal kebenaran
dan kesahihan hadits-hadits mengenai Hari Akhir ini. Ada sebuah cara untuk
membedakan hadits yang sahih dengan hadits yang palsu. Seperti kita ketahui,
hadits mengenai Hari Kiamat berkaitan dengan berbagai peristiwa yang akan
terjadi di masa depan. Karena alasan itu, ketika sebuah hadits memang terbukti
dengan berjalannya waktu, semua keraguan tentang sumber pernyataan itu menjadi
sirna.
Sejumlah ilmuwan Islam yang melakukan penelitian tentang masalah Hari Akhir
dan tanda-tanda Hari Kiamat telah menggunakan syarat ini. Seorang ahli tentang
masalah ini, Bediuzzaman Said Nursi, berkata bahwa hadits tentang Hari Akhir
yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang telah bisa diamati pada masa kita
menunjukkan kebenaran hadits tersebut.1
Sebagian tanda-tanda yang diberitakan dengan hadits ini dapat diamati di
beberapa tempat di dunia dalam jangka waktu 1400 tahun sejarah Islam. Akan
tetapi hal ini belum membuktikan bahwa jangka waktu itu adalah Hari Akhir. Untuk
jangka waktu tertentu yang dapat disebut Hari Akhir, seluruh tanda-tanda Hari
Akhir harus telah dapat dilihat kejadiannya pada jangka waktu yang sama. Hal ini
dinyatakan dalam sebuah hadits:
Tanda-tanda yang terjadi setelah tanda yang lain seperti
butiran manik-manik sebuah kalung yang jatuh satu per satu ketika talinya putus.
(HR Tirmidzi)
Dalam hadits-hadits ini, permulaan Hari Akhir digambarkan sebagai waktu
ketika silang pendapat berkembang, serta perang dan konflik semakin meningkat,
ketika ada kekacauan dan kehancuran moral mencuat dan manusia menjauh dari
akhlak agama. Pada waktu tersebut, berbagai bencana alam akan terjadi di seluruh
dunia, kemiskinan akan mencapai tingkat yang belum terlihat sebelumnya, ada
peningkatan besar dalam angka kejahatan, pembunuhan dan kekejaman di berbagai
tempat. Tetapi, hal ini hanyalah tahap pertama. Selama tahap kedua, Allah akan
menyelamatkan manusia dari kekacauan ini dan menggantikannya dengan keadaan yang
penuh berkah dan ridha-Nya dengan berlimpahnya materi, perdamaian, dan
keamanan.
Peperangan dan kekacauan
Rasulullah SAW bersabda, “Al Harj (akan meningkat)”’ Mereka bertanya,
“Apakah Al Harj itu?” Beliau menjawab, “(Yaitu) pembunuhan (saling membunuh),
(yaitu) saling membunuh (pembunuhan).” (HR Bukhari)
Hari Kiamat (As Sa’ah) akan tiba ketika kekerasan, pertumpahan darah,
dan kekacauan akan menjadi suatu yang lazim (HR Al-Muttaqi al-Hindi, Muntakhab
Kanzul Ummaal)
Dunia ini tidak akan menemui akhirnya, hingga suatu hari akan datang
pada manusia, pada hari itu akan ada pembunuhan massal dan pertumpahan darah.
(Muslim)
Apabila kita melihat empat belas abad lalu, kita melihat berbagai peperangan
di wilayah tertentu sebelum abad kedua puluh. Akan tetapi, peperangan yang
mempengaruhi setiap orang di dunia, sistem politik, seluruh perekonomian, dan
struktur sosial, hanya terjadi pada masa kini saja, dalam dua perang dunia. Di
Perang Dunia I, lebih dari 20 juta jiwa meninggal. Pada Perang Dunia II, jumlah
yang mati lebih dari 50 juta jiwa. Di samping itu, Perang Dunia II diakui
sebagai perang yang paling berdarah, paling besar, dan paling menghancurkan
dalam sejarah.
Berbagai pertentangan yang terjadi setelah Perang Dunia II (Perang Dingin,
Perang Korea, Perang Vietnam, konflik Arab-Israel dan Perang Teluk) adalah
contoh di antara berbagai peristiwa yang paling gawat di zaman modern ini.
Selain itu, berbagai perang, pertentangan, dan perang saudara di tingkat wilayah
telah menyebabkan kehancuran di berbagai belahan dunia. Di berbagai tempat
seperti Bosnia, Palestina, Chechnya, Afghanistan, Kashmir, dan banyak lagi
lainnya, berbagai masalah terus merongrong kemanusiaan.
Contoh lain bentuk ‘kekacauan’ yang menghantui umat manusia yang setara
dengan peperangan adalah teror terorganisir tingkat internasional. Seperti yang
juga disepakati oleh pihak berwenang dalam masalah ini, berbagai tindakan teror
telah berlipat ganda jumlahnya di paruh kedua abad kedua puluh.2 Bahkan dapat
dikatakan bahwa teror adalah sebuah ciri khas abad kedua puluh.2 Berbagai
organisasi yang bercirikan rasisme, komunisme, dan berbagai paham serupa, atau
dengan tujuan kebangsaan, telah melakukan berbagai tindakan kejam dengan bantuan
teknologi yang semakin maju. Di dalam sejarah dunia yang lebih terkini, berbagai
tindakan teror berulang-ulang telah menyebabkan kekacauan. Banyak darah telah
tertumpah dan orang-orang tak bersalah yang tak terhitung jumlahnya telah telah
dibantai atau terbunuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar