ASALAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOHI WABAROKATUH BLOG By MUH FAJAR HUDI APRIANTO @ MARI KITA GUNAKAN WAKTU KITA YANG TERSISA DENGAN SEBAIK MUNGKIN KARENA WAKTU KITA HANYA SEDIKIT AGAR KITA TIDAK TERMASUK ORANG ORANG YANG MERUGI mafa GUNAKAN WAKTU MUDAMU SEBELUM DATANG WAKTU TUAMU WAKTU SEHATMU SEBELUM DATANG WAKTU SAKITMU KAYAMU SEBELUM TIBA MISKIN WAKTU LAPANGMU SEBELUM TIBA WAKTU SEMPITMU DAN GUNAKAN WAKTU HIDUPMU SEBELUM TIBA MATIMU pesan nabi

Senin, 26 Mei 2025

Menanamkan Adab pada Generasi Islam Berbasis Sirah Nabawiyah

 


 Menanamkan Adab pada Generasi Islam Berbasis Sirah Nabawiyah

Pendahuluan
Adab merupakan bagian penting dalam pendidikan Islam, yang tidak hanya membentuk kecerdasan tetapi juga membangun karakter dan kepribadian seseorang. Dalam Islam, adab telah diajarkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW, baik melalui perkataan maupun keteladanan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pendekatan berbasis Sirah Nabawiyah, peserta didik dapat memahami dan meniru akhlak Rasulullah untuk diterapkan dalam kehidupan mereka.

Adab dalam Sirah Nabawiyah sebagai Landasan Pendidikan
Sirah Nabawiyah adalah kisah perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW yang penuh dengan hikmah dan nilai-nilai luhur. Beberapa contoh adab yang dapat ditanamkan melalui kisah-kisah beliau, antara lain:

1. Adab terhadap Allah SWT
   - Nabi Muhammad SAW selalu mengutamakan ibadah, seperti shalat tepat waktu dan berdoa dengan khusyuk.tidak mensekutukannya dengan sesuatu apapun
   - Mengajarkan peserta didik untuk selalu bersyukur dan bertawakal kepada Allah dalam setiap keadaan.

2. Adab terhadap Orang Tua dan Guru
   - Nabi menunjukkan rasa hormat kepada orang tua dan gurunya, serta selalu bersikap sopan dalam berbicara dan berperilaku.
   - Peserta didik diajarkan untuk menghormati guru sebagai pembimbing ilmu dan mendengar dengan penuh perhatian saat diajar.

3. Adab terhadap Sesama Manusia
   - Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai pribadi yang penuh kasih sayang dan tidak pernah membalas kejahatan dengan keburukan.
   - Siswa diajak untuk belajar empati, saling membantu, dan berbuat baik kepada teman-temannya.

4. Adab terhadap Lingkungan
   - Rasulullah selalu menjaga kebersihan dan mencintai alam sebagai ciptaan Allah.
   - Peserta didik diajarkan untuk menjaga lingkungan, seperti tidak membuang sampah sembarangan dan merawat alam dengan baik. adab kepada benda mati

Metode Menanamkan Adab Berbasis Sirah Nabawiyah
Agar peserta didik lebih mudah memahami dan menerapkan adab dalam kehidupan sehari-hari, pendekatan berbasis Sirah Nabawiyah dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti:

- Pendekatan Kisah Nabi – Guru dapat menceritakan kisah Nabi Muhammad SAW yang menunjukkan contoh adab yang baik, seperti kisah tentang kesabaran beliau menghadapi hinaan penduduk Thaif.
- Role Playing dan Simulasi – Peserta didik bisa mempraktikkan cara berbicara sopan dan berperilaku baik melalui permainan peran.
- Diskusi dan Refleksi – Setelah mendengar kisah Rasulullah, siswa diajak untuk berdiskusi tentang pelajaran yang bisa mereka ambil dari kisah tersebut.
- Penghargaan atas Akhlak Baik – Sekolah dapat memberikan apresiasi bagi peserta didik yang menunjukkan adab baik dalam kesehariannya.

Kesimpulan
Menanamkan adab pada peserta didik berbasis Sirah Nabawiyah adalah cara efektif untuk membangun karakter yang mulia dalam Islam. Dengan mengambil inspirasi dari kehidupan Rasulullah SAW, peserta didik dapat belajar kesabaran, kejujuran, kepedulian, serta rasa hormat terhadap sesama. Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam memiliki peran penting dalam mengajarkan adab dengan metode yang menyenangkan dan penuh makna.

Senin, 18 November 2024

Milad Ke 112 Muhammadiyah



Pada hari ini, salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia Muhammadiyah, berulang tahun ke 112.  Tepatnya 18 November  1912 Muhammadiyah didirikan. Tidak ada salahnya untuk menyimak kembali sejarah singkat pendirian salah satu organisasi keagamaan yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan tersebut. 


Muhammadiyah pertama kali didirikan pada 8 Dzulhijjah 1330 H atau bertepatan pada tanggal 18 November 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan, keturunan yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, salah seorang yang terkemuka di antara Walisongo, yaitu pelopor penyebaran agama Islam di Jawa.


Sebagai informasi, tahun ini Muhammadiyah memperingati milad ke-112 jika dihitung berdasarkan kalender masehi 1912-2024. Tema yang diangkat yaitu “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua” .


Melansir muhammadiyah.or.id, Muhammadiyah didirikan pada 18 November 1912 di Kauman, kota Yogyakarta yang diawali dengan keberadaan Sekolah Rakyat bernama Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah oleh KH. Ahmad Dahlan.

Kegiatan belajar-mengajar dilakukan di ruangan berupa kamar tamu di rumah KH. Ahmad Dahlan yang memiliki panjang 6 meter dan lebar 2.5 meter, berisi tiga meja dan tiga kursi panjang serta satu papan tulis.

Pada saat itu ada sembilan santri yang menjadi murid di Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah. Seiring waktu, KH. Ahmad Dahlan mendapat dorongan dari muridnya agar membentuk organisasi yang diharapkan akan menjaga keberlanjutan Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah.

Organisasi itu bernama Muhammadiyah, dengan harapan agar para anggotanya dapat meneladani Nabi Muhammad Saw. Dalam Statuten atau Anggaran Dasar Muhammadiyah yang diajukan kepada Pemerintah Hindia-Belanda disebutkan bahwa tanggal berdiri organisasi ini adalah 18 November 1912.

Setelah melewati proses pengajuan yang sulit dan memakan waktu lama, dengan terbitnya Besluit pada 22 Agustus 1914 No.81, akhirnya Muhammadiyah sebagai Badan Hukum diakui oleh Pemerintah Hindia-Belanda.

Pada masa awal pendirian, aturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Hindia-Belanda membatasi ruang dan gerak Muhammadiyah.

Namun, dalam Kongres Boedi Oetomo pada tahun 1917, KH. Ahmad Dahlan memutuskan Muhammadiyah harus didirikan di seluruh Jawa, dan bahkan di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan di berbagai tempat di nusantara.

KH Ahmad Dahlan memimpin Muhammadiyah sejak tahun 1912 dan berakhir ketika wafat pada 1923. Tahun-tahun terakhir jelang wafat, KH. Ahmad Dahlan masih sempat mendirikan gerakan kepanduan bernama Hizbul Wathan pada 1918, membentuk Bagian Penolong Haji, kemudian berinisiatif mendirikan Mushola khusus untuk perempuan yang pertama di Hindia-Belanda

Bahkan dalam keadaan sakit jelang rapat tahunan pada 1923, ia masih sempat mendirikan surau di Tretes Malang. Dari awal hingga setengah abad berikutnya, kepemimpinan di Muhammadiyah dilanjutkan oleh Kyai Haji Ibrahim pada tahun 1923 hingga 1931.