Kisah itu sangat dahsyat pengaruhnya dalam diri seseorang sehingga sejarah /kisah itu penting , namun usahakan yang bersifat factual bukan fiksi seperti dongeng karena itu perpengaruh pada jiwa dan iman kita . menurut ahli siroh Alquran itu sepertiganya adalah sejarah banyak kisah orang terdahulu turun pada nabi muhammad untuk membangun aqidah dan jiwa nabi muhammad para sahabat seperti kisah para nabi orang sholih pem uda yang imannya tangguh seperti ashabul kahfi ashabul uhdud dll. Begitu juga untuk membangun iman dan jiwa kita alangkaj baik nya kita sering membaca kisah diantaranya kisah berikut tentang nabi Muhammad dan ukasya yang mengharukan dan apa hikmah yang dapat kita petik dari kisah itu insyaAlloh dapat menambah iman dan cinta kita pada Nabi Muhammad Sholallohu alaihi wasalam. (12:111)
111. Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita
yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan
menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
beriman.
Pada
suatu hari, Nabi Muhammad Rasulullah SAW meminta sahabat Bilal memanggil semua
sahabat nabi agar datang ke masjid. Tanpa banyak bertanya, Bilal segera
menjalankan baginda Rasulullah SAW, dan selang beberapa saat kemudian para
sahabat datang dan memenuhi masjid. Para sahabat datang dengan membawa
kerinduan mereka mendengar nasehat dan tausiah dari Rasulullah SAW.
Kala
itu, Rasulullah sedang duduk dalam kondisi lemah di atas mimbar masjid.
Wajahnya terlihat pucat menahan sakit yang tengah dideritanya. Kemudian
Rasulullah SAW bersabda :
“Wahai
sahabat-sahabatku semua, aku ingin bertanya. Apakah telah aku sampaikan bahwa
sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu-satunya Tuhan yg layak disembah?” Semua
Sahabat menjwb dgn suara bersemangat,
“Benar
wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kpd kami bahwa sesungguhnya Allah SWT
adalah satu-satunya Tuhan yang layak disembah.” Kemudian Rasulullah SAW
bersabda:
“Persaksikanlah
ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kepada mereka.”
Kemudian
Rasulullah SAW bersabda lagi, dan setiap apa yg Rasulullah sabdakan selalu
dibenarkan oleh para sahabat. Akhirnya sampailah pada satu pertanyaan yg
menjadikan para sahabat sedih dan terharu.
Yaitu
ketika Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya,
aku akan pergi menemui Allah SWT. Dan sebelum aku pergi, aku ingin
menyelesaikan segala urusanku dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada
kalian semua. Adakah aku berhutang kepada kalian? Aku ingin menyelesaikan
hutang tersebut. Karena aku tidak mau bertemu dgn Allah SWT dalam keadaan
berhutang dgn manusia.”
Ketika
mendengar kata-kata itu keluar dari bibir Rasulullah, para sahabat hanya
terdiam, tidak ada satupun yang berkata dan menjawab. Dalam benak mereka,
merasa bahwa merekalah yang paling banyak berhutang kepada Rasulullah SAW,
junjungan dan panutan mereka.
Rasulullah
SAW mengulangi pertanyaan yang sama hingga tiga kali berturut-turut.
Dalam
keheningan, tiba-tiba berdirilah seorang lelaki yg bernama Ukasyah, seorang
sahabat yang dikenal sebagai mantan preman sebelum ia akhirnya mendapat
hidayah, dan memutuskan untuk masuk Islam. Ukasyah berkata kepada Rasulullah :
“Ya
Rasulullah… Aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini dianggap hutang,
maka aku minta engkau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah
engkau berbuat apa2”.
Rasulullah
SAW mempersilahkan Ukasyah seraya berkata: “Sampaikanlah wahai Ukasyah”.
Maka
Ukasyah pun mulai bercerita:
“Aku
masih ingat ketika perang Uhud dulu, suatu ketika engkau menunggang kuda, lalu
engkau pukulkan cemeti (cambuk) ke belakang kuda. Namun cemeti tersebut tidak
mengenai belakang kuda. Tapi justru terkena pada dadaku. Karena ketika itu aku
berdiri dibelakang kuda yg engkau tunggangi wahai Rasulullah,” tutur Ukasyah.
Mendengar
itu, Rasulullah SAW langsung berkata:
“Sesungguhnya
itu adalah hutang wahai Ukasyah. Kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku
akan terima hal yg sama.”
Dengan
nada suara yang agak tinggi, seolah sangat bersemangat dan seolah tanpa rasa
bersalah, Ukasyah langsung menjawab: “Kalau begitu aku ingin segera
melakukannya wahai Rasulullah.”
Mendengar
jawaban Ukasyah, para sahabat langsung berteriak marah. Bahkan ada yang menilai
Ukasyah sudah keterlaluan.
“Sungguh
engkau tidak berperasaan Ukasyah. Bukankah Baginda sedang sakit..!!?” cetus
beberapa sahabat dengan nada geram dan heran.
Ukasyah
tidak menghiraukan semua itu dan masih bersikeras menuntut haknya yang dianggap
sebagai hutang yang harus dibayar setara.
Rasulullah
SAW, meminta Bilal untuk mengambil cambuk di rumah Fatimah, salah satu
putrinya. Ketika Bilal sampai, dan mengutarakan maksud kedatangannya untuk
mengambil cambuk, Fatimah bertanya dengan nada heran. “Untuk apa Rasulullah
meminta cambuk ini wahai Bilal?”
Bilal
menjawab dengan nada sedih : “Cambuk ini akan digunakan Ukasyah untuk memukul
Rasulullah.”
Seketika
itu juga Fatimah Terperanjat dan menangis, seraya berkata:
“Kenapa
Ukasyah hendak memukul ayahku Rasulullah? ayahku sedang sakit. Jika mau
memukul,
pukullah
aku anaknya.”
Bilal hanya
terpaku, tak mampu berkata-kata, karena ia hanya mengikuti perintah Rasulullah
SAW untuk mengambil cambuk di rumah Fatimah saja. Bilal menjawab: “Sesungguhnya
ini adalah urusan antara mereka berdua”.
Bilal
membawa cambuk tersebut ke Masjid lalu diberikannya kepada Ukasyah, yang
langsung mengambil cambuk itu, dan berjalan mendekati Rasulullah SAW yang
sedang duduk lemas di atas mimbar.
Tiba-tiba,
Abu Bakar berdiri dan berusaha menghalangi Ukasyah untuk mendekati Rasulullah
sambil berkata:
“Ukasyah…
kalau kamu hendak memukul, pukullah aku..!! Aku adalah orang yang pertama
beriman dengan apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Akulah sahabatnya di
kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah aku”. Melihat
hal itu, Rasulullah SAW lekas meminta Abu Bakar untuk duduk seraya bersabda : “Duduklah
wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dgn Ukasyah”.
Tanpa
berlama-lam dalam keadaan lemah, Rasulullah SAW membuka bajunya. Kemudian
terlihatlah tubuh Rasulullah, dengan beberapa batu terikat di perut Rasulullah,
pertanda Rasulullah sedang menahan lapar
Kemudian
Rasulullah SAW berkata:
“Wahai
Ukasyah, segeralah dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Nanti Allah SWT akan
murka padamu.”
Ukasyah langsung menghambur menuju Rasulullah SAW, seraya membuang
cambuk yang sedari tadi ia pegang erat. Kemudian ia peluk tubuh Rasulullah SAW
serat-eratnya, sambil menangis dan berkata :
“Ya Rasulullah, ampuni aku. Maafkan aku. Mana ada manusia yang
sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku melakukannya, agar aku
dapat merapatkan tubuhku dengan tubuhmu. Karena Engkau pernah mengatakan
“Barang siapa yang kulitnya pernah bersentuhan denganku, maka diharamkan api
neraka atasnya.” Seumur hidupku aku bercita-cita dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak
akan dimakan oleh api neraka. Dan sungguh aku takut dengan api neraka. Maafkan
aku ya Rasulullah…”
Mendengar ucapan itu, Rasulullah SAW tersenyum dan berkata: “Wahai
sahabat-sahabatku semua, kalau kalian ingin melihat Ahli Surga, maka lihatlah
Ukasyah..!!”
Semua
sahabat menitikkan air mata, dan bergantian memeluk Rasulullah SAW.
Hikmah
Dari Kisah Diatas Adalah Sebagai Berikut:
- Pentingnya Aqidah yang benar dan lurus
“Wahai
sahabat-sahabatku semua, aku ingin bertanya. Apakah telah aku sampaikan bahwa
sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu-satunya Tuhan yg layak disembah?” Semua
Sahabat menjwb dgn suara bersemangat,“Benar wahai Rasulullah, Engkau telah
sampaikan kpd kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang layak
disembah.”
Ia
dibangun di atas akidah tauhid yang bersih dari kesyirikan. Ia membebaskan
manusia dari penghambaan kepada makhluk, hingga cinta dan peribadatan hanya
untuk Allah Rabbul ‘Alamin. Allah subhanahu wa ta’alaberfirman,
- Menunjukkan Ketinggian/ kesempurnaan Akhlak
nabi Muhammad
Saat itu nabi sudah sesang sakit dan
menjelang wafat masih berikir tentang umat dan khawatir terhadap balasan di
akhirat jika kita tidak menyelesaikan urusan dosa ini didunia yaitu minta maaf
dan istigfar. Maka dari itu Alloh dan rosululloh selalu mendorong agar segera
pada ampunan Alloh dan membersihkan jiwa dari dosa. Disinilah pentingnya
pendidikan adab makanya generasi awal
itu sangat mementingkan adab Ali bin abi tholib menasirkan surat attahrim 6
dengan adibbuhum wa allimuhum ; didiklah adab dan ajarilah ilmu. Problem dunia
saat ini adalah loss of adab (hilangnya adab) banyak orang pinter tapi tak
beradab jadi ilmunya tak bermanfaat mungkin dunia yang ia kejar ia dapatkan
tapi dari mana dan kemana rizki Alloh kita nafkahkan kita cuek saja.
- Jiwa Pengorbanan yang tinggi dari para sahabat
Tiba-tiba, Abu
Bakar berdiri dan berusaha menghalangi Ukasyah untuk mendekati Rasulullah
sambil berkata:
“Ukasyah…
kalau kamu hendak memukul, pukullah aku..!! Aku adalah orang yang pertama
beriman dengan apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Akulah sahabatnya di
kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah aku”. Melihat
hal itu, Rasulullah SAW lekas meminta Abu Bakar untuk duduk seraya bersabda : “Duduklah
wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dgn Ukasyah”.
- Pemimpin yang tawadhu dan punya empati yang
tinggi pada umatnya
Mungkin
kalau pemimpin sekarang dia salah pada rakyatnya? Wong cilik dia acuh tapi
Rosululloh luar biasa sangat menghargainya sampai ukasya menyuruh melepas
bajunya beliau bersedia.
- Berorientasi ukhrowi
Ukasyah langsung menghambur menuju Rasulullah SAW, seraya membuang
cambuk yang sedari tadi ia pegang erat. Kemudian ia peluk tubuh Rasulullah SAW
serat-eratnya, sambil menangis dan berkata :
“Ya Rasulullah, ampuni aku. Maafkan aku. Mana ada manusia yang
sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku melakukannya, agar aku
dapat merapatkan tubuhku dengan tubuhmu. Karena Engkau pernah mengatakan
“Barang siapa yang kulitnya pernah bersentuhan denganku, maka diharamkan api
neraka atasnya.” Seumur hidupku aku bercita-cita dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak
akan dimakan oleh api neraka. Dan sungguh aku takut dengan api neraka. Maafkan
aku ya Rasulullah…”
Mendengar ucapan itu, Rasulullah SAW tersenyum dan berkata:
“Wahai sahabat-sahabatku semua, kalau kalian ingin melihat Ahli
Surga, maka lihatlah Ukasyah..!!”
- Nabi Muhammad mempunyai sikap qonaah dan zuhud ( perut diganjal batu)
Itu
terlihat pada ungkapan “ Tanpa berlama-lam dalam keadaan lemah, Rasulullah SAW
membuka bajunya. Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah, dengan beberapa batu
terikat di perut Rasulullah, pertanda Rasulullah sedang menahan lapar
- Rosululloh sangat memperhatikan amanah .
Kenabian
dan kerosulan adalah amanah dari Alloh agar menyampaikan segala kebaikan kepada
umatnya dan Rosululloh telah menyampaikan semuanya dan mengecek seperti dalam kisah diatas, agar
tidak ditagih diakhirat.
- Rosululloh memberikan contoh agr selalu
bermuhasabah mawas diri
“Sesungguhnya,
aku akan pergi menemui Allah SWT. Dan sebelum aku pergi, aku ingin
menyelesaikan segala urusanku dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada
kalian semua. Adakah aku berhutang kepada kalian? Aku ingin menyelesaikan
hutang tersebut. Karena aku tidak mau bertemu dgn Allah SWT dalam keadaan
berhutang dgn manusia.”
Siapa
yang pernah saya sakiti silahkan membalasnya yang setimpal…. Semua itu
mencontohkan pada kita agar selalu bermuhasabah dan diikuti segera beristigfar
dan minta maaf