Dalam Alur’an Alloh menjelaskan : “Sungguh telah ada bagi
kalian pada diri Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam suri teladan yang
baik, diperuntukkan bagi orang-orang yang mengharapkan pertemuan dengan Allah
subhana wa ta’ala dan mengharapkan rahmat-Nya pada hari kiamat kelak dan banyak
mengingat Allah.
RASULULLAH memiliki sifat yang sangat mulia yaitu seorang
pemaaf. Ia tidak mudah sakit hati walaupun diperlakukan dengan perbuatan yang
sangat menyakitkan sekalipun. Beliau dicaci, dihina, disakiti tetapi dengan
mudahnya beliau melupakan itu semua.
Diriwayatkan, setiap kali Rasulullah pulang dari masjid
beliau diludahi oleh seorang kafir. Suatu hari Rasulullah tidak mendapati orang
tersebut, ketika ia mengetahui orang itu ternyata sakit, beliau bergegas
menjenguknya. Dan karena sebab itulah orang tersebut masuk Islam.
Dalam perjalanan dakwah ke Taif pun tidak kalah pedihnya
cobaan yang Rasulullah SAW hadapi. Rasulullah ditolak oleh pemimpin Tsaqiif,
bahkan beliau dilempari batu oleh budak-budak dan orang-orang bodoh dari mereka
sehingga kedua kakinya berlumuran darah.
Ketika malaikat Jibril menawarkan untuk membinasakan mereka,
Rasulullah menolak bahkan mendoakan mereka agar mendapat pengampunan Allah.
Bukankah kita sering kali merasa sakit hati, tersinggung dan
kecewa hanya karena hal sepele?
Keadaan seperti ini membuat kita mudah marah, menyimpan
kebencian dan dendam pada orang yang ada di sekitar kita. Padahal, perasaan
seperti itu kalau dibiarkan sangat mungkin akan dapat mengganggu kesehatan
jasmani, seperti menimbulkan stress, penyakit darah tinggi, jantung dan
lain-lain
Soal keutamaan menahan amarah, Allah telah berfirman dalam
Alquran:
“ ………Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan
(kesalahan) orang lain. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
(Ali Imran: 134)
Pada firman yang lain dikatakan “Tetapi orang yang bersabar
dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diutamakan.” (QS: As-Syuraa: 43)
Penjelasan lain mengenai keutamaan menahan amarah ini juga
bisa dilihat dari hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA. Bahwa
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah kekuatan itu dengan menang dalam bergulat, akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan amarahnya ketika ia marah.” (HR. Imam Bukhari Muslim).