Pendidikan anak dalam Islam ada tahapan
yang sangat penting diketahui semua orang tua atau guru di sekolah. Tahapan ini
penting dalam memberikan program yang tepat untuk anak-anak. Jika orang tua
atau guru mampu memberikan program yang tepat pada setiap jenjangnya, anak akan
berkembang dengan baik karena kebutuhan pada saat usia tertentu dapat
terpenuhi. Ibarat cangkir yang kosong, sebagai orang tua atau guru kita harus
mengisi dengan takaran yang pas agar tidak berlebihan atau juga kekurangan.
Untuk mendapatkan takaran yang pas, kita harus mengenal
tahapan pendidikan anak dalam Islam. Menurut Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a
tahapan pendidikan anak berjenjang menurut umurnya. Jenjang tersebut adalah 0-7
tahun, 7-14 tahun, dan 14-21 tahun. Inilah pendidikan berjenjang sesuai dengan
per 7 tahun usianya.
1. Tahapan Tujuh Tahun Pertama atau 0-7 Tahun, Perlakukan
Anak sebagai Raja
pendidikan anak dalam islam
Perhatian penuh terhadap anak.
(https://allianzkita.files.wordpress.com)
Dalam tahapan anak sebagai raja berarti memperlakukan anak
sebaik-baiknya. Ajak mereka bermain yang menyenangkan. Anak belajar dari
permainan yang mereka lakukan. Banyak permainan yang bisa merangsang
pertumbuhan motorik kasar dan motorik halus anak. Dalam tahap ini, anak harus
mendapatkan pengalaman yang menyenangkan bahwa dunia ini indah. Sebagai raja,
anak harus mendapat kesan bahwa dunia ini aman untuk dirinya. Walaupun kita
memperlakukan anak sebagai raja bukan berarti mengikuti semua kemauannya. Orang
tua atau guru bisa mengarahkan ke jenis permainan yang lain, misalnya saat ia
memilih permainan yang berbahaya untuk dirinya, guru atau orang tua bukan
menolak tapi mengalihkan ke permainan yang juga sama asyiknya. Memberikan semua
keinginannya tentu tidak baik karena akan membuat anak menjadi manja. Yakinkan
segala jenis permainannya aman untuk anak. Hindari gadget atau barang
elektronik karena banyak penelitian yang menyarankan untuk tidak dimainkan
anak-anak dengan segala risiko terutama menyangkut keterampilan motoriknya.
2. Tahapan Tujuh Tahun Kedua atau 7-14 Tahun, Perlakukan
Anak sebagai Tawanan
pendidikan dalam islam 2
Ajarkan anak hal mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
(1.bp.blogspot.com)
Menjadi tawanan dalam arti positif adalah anak mengenal
aturan. Sebagaimana halnya tawanan yang harus mengikuti setiap instruksi orang
lain. Dalam tahap ini, anak mengenal aturan dan belajar disiplin atau proses
penanaman dalam diri anak-anak. Dalam tahap ini Rasul saw. pernah mengatakan
jika anak di usia 10 tahun harus belajar disiplin salat. Salat dan ibadah
lainnya secara teratur harus sudah mulai dikerjakan oleh anak. Penanaman
disiplin di tahap ini sangat penting karena akan menjadi pondasi untuk
anak-anak saat mereka besar. Kehilangan momentum di tahap ini akan mengakibatkan
anak tidak patuh, membangkang, atau melakukan suatu hal sesukanya. Guru dan
orang tua memiliki otoritas yang kuat terhadap anak dalam mengarahkan dan
menanamkan disiplin dengan baik.
3. Tahapan Tujuh Tahun Ketiga atau 14-21 Tahun, Perlakukan
Anak sebagai Duta Besar
pendidikan dalam islam 3
Perlakukan anak secara dewasa. (http://smart-money.co)
Di tahap ini, secara pertumbuhan dan perkembangan anak sudah
terbentuk motorik kasar dan motorik halus dengan baik. Demikian juga
perkembangan kemampuan berpikirnya sudah memasuki tahap dewasa. Anak sudah
mampu memutuskan hal yang harus dikerjakan atau tidak dikerjakannya, anak bisa
memilih secara mandiri. Kemandirian anak menjadi modal untuk melepasnya sebagai
duta besar. Sebagaian kalangan menyebutnya dengan tahapan menjadikan anak
sebagai sahabat. Ya, duta besar berarti menjadi perwakilan di negara lain yang
harus kita dukung. Otoritas orang tua dan guru secara perlahan berkurang.
Otoritas dalam mendidik sudah tidak sebesar saat anak-anak waktu kecil. Tetapi
tetap pengontrolan terhadap anak masih ada.
Nah, tahapan perkembangan pendidikan anak dalam Islam ini
harus diikuti dengan kemampuan guru atau orang tua dalam memberikan program
sesuai jenjangnya. Metode yang dipakai harus benar-benar sesuai dengan tahapan
anak. Dalam hal ini ada lima metode pendidikan islam menurut Muhammad Quthb dan
Abdullah Nasih Ulwan yaitu, pemberian teladan (qudwah), pemberian pembiasaan
(aadah), pemberian nasihat (mau’izhoh), mekanisme kontrol (mulahazhoh), dan
sanksi atau denda (uqubah).